bertahun tahun kuketuk pintu Mu lama tak terbuka setelah terbuka baru sadar ternyata aku mengetuknya dari dalam #rumi
Senin, 30 Desember 2019
Gurpan 1 (edisi akhir tahun)
Gurpan 2 (edisi akhir tahun)
Jumat, 27 Desember 2019
Angin berbisik
Retrorika
Umur dan ultah
Rabu, 25 Desember 2019
Ketika Bandar togel meninggal
Senin, 23 Desember 2019
Mengukur waktu
Minggu, 15 Desember 2019
Gurpan series
Sabtu, 07 Desember 2019
Late Post
Senin, 02 Desember 2019
Gajian dan penggajian
Orang pinter dan orang bejo
Minggu, 01 Desember 2019
VPN
Rabu, 27 November 2019
Angger nulis
Selasa, 12 November 2019
Sajak november
Kamis, 07 November 2019
Broedin pengen jadi orang
Rabu, 23 Oktober 2019
Secangkir kopi pahit (Gurpan series)
Sabtu, 05 Oktober 2019
Racun
Ekses sosmed
Rabu, 11 September 2019
Reddoorz dan OYO
Senin, 09 September 2019
BJ Habibie
Sabtu, 31 Agustus 2019
Saat rindu hanya niscaya
Belajar pada angin
Minggu, 14 Juli 2019
Manusia ruang
Rabu, 10 Juli 2019
Brodien van klompen
Saya punya temen pengagum pesepak bola Belanda Robin van Persie sehingga namanya semula badarudin (dipanggil broedin) ganti jadi broedin van persie, ketika belanda kalah dari argentina dia patah arang, namanya dirubah jadi broedin van klompen(saat Belanda kalah yang namanya tv dilempar sama klompen alias bakiak)
Sabtu, 06 Juli 2019
Sekul(nasi) vs school (sekolah)
Pak DI dan DIsway-nya
Saya ini pembaca setianya pak Dahlan Iskan(DI) sejak beliau masih di tempo biro Surabaya dengan temen lamanya mas zaim ukhrowi. Entah gimana ceritanya kok sampai kesasar untuk mengelola Jawa Pos koran yang dulu hampir surut. Setelah dipegang beliau JP menjadi raksasa media. Padahal Jawa pos dulu koran kuning, isinya banyak berita kriminal dan berita pemerkosaan, nama pemerkosanya sering dinamai bondet dan korbannya disebut Mawar. Jadilah nama bondet melegenda 😁 menjadi julukan pria hidung belang.
Jumat, 28 Juni 2019
Cahaya itu
Rabu, 26 Juni 2019
Andai esok
Selasa, 04 Juni 2019
Selamat lebaran sayang
Selamat lebaran sayang,,,, seluruh total kehidupan kita yang berjarak dengan apapun, hanya punya satu tujuan : bertemu. Semoga kita kelak dipertemukan dengan mu di telaga yang di janjikan junjungan kita rasulullah. Bukankah karena kecintaan kita padanya, kita melakoni ini sementara.
Selamat lebaran sayang, ayah hanya mengira2 Ramadhan dengan puncak lebaran adalah momen dimana pintu langit terbuka, dirimu, kita, bisa saling menengok dengan suasana batin haru dan gembira. Haru, karena ini hanya sebuah jejak kecil sebelum lebaran yang sebenarnya dan sejati tiba. Gembira, karena ayah senang dirimu didekap dalam kasih sayang Nya. Saat keduanya menyatu dalam simpul waktu, rindu adalah cara menatapmu dengan lega. Selamat lebaran sayang,,,,,, peluk cium dari mama dan ayah 😘😍🤗
Senin, 03 Juni 2019
Selamat lebaran kawan
Selamat lebaran kawan
Kita sudah lebaran lagi.Akan sibuk waktu kita beberapa hari lagi menyiapkan pernak pernik lebaran sehingga tak terasa puasa hanya sekedar menahan lapar dahaga, amalannya sirna tak berbekas menyublim entah kemana
Selamat lebaran kawan
waktu2 bermunajat pada Nya di malam2 sunyi tinggal menghitung hari, kalah dengan riuh rendah menghadapi lebaran, seolah tanpanya terlewati kemenangan, Kemenangan terhadap apa bila sisa hari terakhir puasa tak sanggup menahan godaan terhadap hasrat yg begitu banyaknya.
Selamat lebaran kawan
sudah beli baju baru? apakah kue2 telah tertata rapi dimeja, senyum semu bahagia, namun sejatinya hati kosong belaka. Di hari terakhir puasa kita begitu rakus memborong semuanya seolah esok tiada, te ha er habis untuk membeli ini itu seolah tanpanya lebaran hanya seremonial belaka, prasyarat ampunan hanya dengan berkata : mohon maaf lahir batin, hilanglah dosa2 kita
Selamat lebaran kawan
Sebulan puasa, siang menahan dahaga, malam syahwat berjalan tanpa jeda, lantas kita menyambut bulan kemenangan untuk setahun ke depan, tak malu kah harus berpura2 pada Nya?
Selamat lebaran kawan
Usia hanya isyarat waktu sebelum diambil oleh Nya, lebaran mestinya menjadi titik kulminasi puncak pertaubatan bahwa ada yang lebih sejati, lebaran hanya penanda bahwa kelak kita akan kembali dalam keadaan Fitri, lebaran hanya terminal untuk meniada, selebihnya berharap Allah ridha dengan kita.
Kamis, 30 Mei 2019
Lebaran
Lebaran itu dua bentuknya,
Lebaran fisik dan lebaran ruhani
Lebaran fisik, wajah berseri karena atribut diri serba baru dan wangi
Lebaran ruhani, hanya wajah spiritual yang berseri
Lebaran fisik bergembira karena bertemu keluarga, saling bermaaf2an seolah semua dosa hilang hari itu juga, bahkan hutang minta dimaafkan dan dimaklumi
Lebaran ruhani, menangis sedih tak terperi, perpisahan begitu terasa setelah mendekap sebulan penuh mesra dengan sang Khaliqnya. Lebaran ruhani hanya meminta ampunan Nya, menapak jalan akhirat penuh sahaja
Lebaran fisik, begitu ramai dan berlimpah makanan dan kue, berkunjung pada sanak saudara meminta maaf untuk menjadi fitri
Lebaran ruhani, berlimpah cahaya ampunan dari Nya, sepi di jalan sunyi menguak rahasia ilahi, wajah2 spiritual bercahaya berseri meminta maghfirah Nya.
Lebaran fisik begitu sibuk, mudik menjadi wajib, kembali ke kampung halaman, membawa sedikit pamer kesuksesan di kota, dan saat kembali, berjuang untuk hidup demi setahun lagi
Lebaran ruhani hanya perlu kerendahan hati, kembali pada diri sejati, mudik ke kampung akhirat dengan berjanji, taubatan nasuha membawa catatan amal dan dosa
Minggu, 05 Mei 2019
Puasa kita
Naik kelaskah puasa kita?
Insya Allah besok puasa, kalau mau berandai2 jika puasa tidak diwajibkan atas mu, misal hanya disunahkan, prosentase yang puasa sama yang tidak, kira2 banyak mana, dengan asumsi, pahala yang diberikan sama persis. Kok saya pesimis kalau puasa menjadi sunah, banyak yang menjalaninya 😊.
Diwajibkan saja kita mengenal jenis puasa bedug (puasa setengah hari buat anak2 kita yang belajar puasa) puasa kendang ( puasanya cuman di hari pertama dan hari terakhir mirip kendang, selebihnya blong 😂), ada puasa "poso" alias puasa tapi nopo2 kerso 😁. Yang parah ada puasa "surga" ikut sahur, sarapan pagi gak lupa,,,, 😁😁😁.
Maka rutinitas puasa yang kita lakukan pun berjalan, saat ngantuk2 nya disuruh sahur, saat panas2 nya disiang hari, lihat es teh seperti melihat harta karun. Sore hari istri kita diminta buatkan takjil mulai kolak, jajanan pasar, gorengan ditambah makanan yang bernacam2 sehingga menunggu maghrib begitu krusial,,,,, 😆. Seminggu puasa kita sudah tergoda untuk persiapan lebaran, mushala dan masjid saf nya maju, saf di mall2 mulai ramai, sehingga puasa jadi komoditas ekonomi yang penuh ghirah. Mulai parcel, baju, kue, minuman semua sedap sipandang mata(kecuali dompet). Sampai puasa berakhir besok lebaran, kita gembira karena menahan lapar haus di siang hari berganti dengan baju baru, bermaaf2an, hilang dosa2 sekaligus bersedih karena meninggalkan puasa dengan harapan tahun depan dipertemukan kembali bersama ramadhan sekaligus berasumsi kita merasa surga ditangan? ( melihat kelakuan kita, itu,, malaikat nek bisa misuh,,,,, pasti misuhhhh jiannnnn,,,, c,, k)😂😂😂.
Dari tahun ke tahun puasa kita masih mirip anak TN taman nak kanak, manjanya minta ampun, minta surga tapi ga mau berpayah2 dihadapanNya. Puasa yang harfiah menahan lapar dahaga di siang hari, bertujuan melatih fisik dan jiwa, malamnya makan melebihi apapun, seperti balas dendam. Sudah begitu ngerasa ge-er seolah apa yang dilakukan sudah maksimal. Puasa kita masih menyentuh badaniah semata, bukan jiwa, puasa kita masih berkutat makanan, minuman, bukan puasa yang menyentuh langit.
Ramadhan mirip oase kecil ditengah padang pasir, bulan tempat kita "memfermentasi" semua luka jiwa, ramadhan mirip probiotik yang meluruhkan TOM hati kita, mempurifikasi nafsu yang selalu membela badaniah, namun tak kangen batiniyah. Puasa kita sejenak harus bisa melupakan al-matosiyah, hypermartiyah dan transmartiyah, kembali ke sifat ruhiyah. Jika tidak, kegembiraan puasa kita palsu, kesedihan kita ditinggal ramadhan dengan berurai air mata adalah fake. Kemesraan kita dengan Nya tidak tulus, hanya didasari transaksional semata. Dari tahun ke tahun tidak pernah naik kelas dalam berpuasa, sehingga hakikatnya luput, idul fitri hanya seremonial, bukan fitrah sejati tapi fitri2an mirip dewi dan siti. Akankah begitu?
Rabu, 01 Mei 2019
Selamat hardiknas 2mei
Selamat hari pendidikan nasional 2 mei
Menurut fakta google, ada temuan menarik bahwa anak smu ke sekolah sekitar 60% nya adalah untuk sosialisasi bukan menuntut ilmu. Kata sekolah sendiri mungkin serapan dari bahasa belanda school, dan dasar pendidikan barat menjadi acuan pendidikan kita.
Sebagaimana pendidikan barat yang mengedepankan logika, dasar sekolah berbasis pengetahuan logika sehinga anak pintar di sekolah adalah anak yg bisa menyerap pelajaran ber basis IQ.
Lantas dimana budi pekerti? Ia hanya sebagian kecil yang diajarkan di institusi bernama sekolah. Hasilnya kita tahu, indonesia jago dalam lomba olimpiade matematika, kimia, fisik, ilmu- ilmu dasar di tingkat internasional. Namun menjadi sedih tatkala persoalan budi pekerti yang jadi dasar budaya hidup perlahan memudar.
Kita jadi terkaget kaget tatkala anak kita bikin pesta bikini setelah UN. Kita tersentak tatkala tawuran mengakibatkan korban mati sia sia. Kita mengelus dada ketika anak kita sudah "pintar" bikin video porno dengan memerankannya sendiri. Kita kalut tatkala narkoba telah merasuk di lingkungan mereka.
Kita sering menyalahkan sistem pendidikansekarang, tanpa sadar kita juga sebenarnya " korban" sistem yang sama. Sekolah dipandang sebagai jalan melempangkan masa depan sehingga sekolah menjadi badan ekonomi dan didalamnya berlaku hukum transaksional.
Menyedihkan? ada yang menyedihkan lagi bila kita tahu bahwa kecerdasan tidak ditentukan oleh nilai IQ namun EQ, hal yang telah lama kita beri porsinya mnimal. Lantas sistem apa yang harus kita terapkan untuk anak kita. Berkaca dari negara " maju" dari sisi pengetahuan namun miskin dari sisi iman, seperti jepang, eropa, amerika, menurut saya pendidikan nasional harus berbasis budaya dan budi pekerti, bukan jargon yang sekedar omong kosong seperti pendidikan berkarakter namun tanpa tahu karakter yang bagaimana.
Bukankah local wisdom harus sudah diberi porsi yang berimbang. Bukankah sudah sepatutnya pengetahuan budi pekerti menjadi garda depan pendidikan kita. Ilmu pengetahuan bisa dipelajari, karena metode itu sudah banyak, sedangkan pengetahuan budaya, budi pekerti, harus terus diasah.
Memang benar sekolah bukan yang utama dalam pembentukan karakter anak, ada keluarga, lingkungan, namun sekolah bisa menjadi pemicu utama dalam hal pembentukan budi pekerti. Sekolah selayaknya bukan lagi menjadi badan ekonomi yang mencari keuntungan dari secuil ilmu yang diberikan tuhan dan berlagak pongah.
Bukankah ki Hajar Dewantara berkata:" ing ngarsa sung tuladha, ing madya mbangun karsa, tutwuri handayani". Ini dasar dari pembentukan karakter berbasis budi pekerti. Selamat hari pendidikan nasional
Selasa, 30 April 2019
Tolstoy versi broedin
Saat Indonesia dilanda krisis setelah kejatuhan orba, dan kebijakan ekonomi yang memihak pada kapitalis sehingga ada suntikan duit trilyunan apakah indonesia bangkrut, yaa secara de jure, secara de facto tidak, karena ekonomi mikro berjalan sebagai buffer; demikian salah satu status broedin van klompen. Yang dimaksud ekonomi mikro versi broedin van klompen adalah pergerakan Ekonomi lokal di kalangan grassroot mulai dari pedagang kaki lima hingga sektor ekonomi non formal seperti lapak2 liar yang memenuhi trotoar jalan di seluruh kota2 indonesia dan ini tidak bisa dilakukan dinegara tetangga dan Negara lainnya walau secara tidak langsung tak diakui pemerintah, namun ini tidak bisa dibendung malah menghasilkan kelas menengah yang makin masiv hingga sekarang.
Diakhir penutup statusnya dia mengutip tulisannya tolstoy(saya yakin dia ngawur bin kemeruh,,,😀😀) :dinegara yang silang sengkarut akan muncul generasi yang sudah neg dengan kondisi tersebut dan bergerak menuju kebaikan.
Nahh,,,tentu saja saya protes: dien opo sekarang Negara sedemikian ruwetnya wong ente jualan juga ga diubrak satpol pp. Pendapatanmu juga mulai pasti meskipun kadang masih pinjam sono sini. "Hehehe,,, piye mas brok,,, apik ga mosok ente aja sing iso nulis". Mas brok,, sopo kui dien?." Bojoku syaripah manggil mas brok, jare broken wing". Masalahnya dien asline saya setuju sama analisamu, tajam setajam silet ente dapat dari mana literatur seperti itu. Ente jangan macem2 loh Negara ini gemah ripah loh jinawi dibilang silang sengkarut, mbok pikir teka teki silang po? .
"Mas brok iki pura2 ga tau aja, lah ane nulis juga angger ngetik, mari moco teko majalah bekas"katanya sambil lihatkan majalah bekas yang bikin saya terperanjat, buku ekonomi review yang biasa jadi jujukan ekonom untuk komparasi pendapat. Janncuuk,,,, arek iki tibake pinter, setengah iri saya mbatin. Kalau inget dulu saat lagi mondok ngaku pernah ketemu nabi khidir, jangan2 anak ini bisa ilmu laduni. Dien,,, ente yo ngerti opo sing mbok tulis?. "Enggak mas brok angger nulis ae, dikit2 ngerpek teko majalah iku". Tambah puyeng saya, tibake arek iki jenius. Lah ente beli berapa majalah bekas dari orangnya?. "Kemarin ada orang bawa tumpukan majalah bekas, terus ditawarin ke saya, karena saya ga ada duit, tak ijoli gedang goreng kebetulan syaripah tas ngentas,,, ehh gelem". Saya manggut2: dien gowo rene gedang goreng plus ote2 bungkus,,,,. " siappp mas brok 86,,, ,paaahhh syaripahhhh,,, bungkusno gedang goreng mbek ote2 gawe mas brok".
Dien dien,,, bacaanmu ko ada Tolstoy segala, memang kamu tau sopo dek- e?." Embuh mas brok aku yo rodo ngawur thitik lah tak pikir ben ketok keren,, 😀😀😀". Dien,,, dien ancor pesena telor nek ngono,,, 😂😂
Peter(kepepet muter)
Dalam hal tulisan saya banyak "ngaji" di pesbukiyah dan twiteriyah dimana status sahabat2 saya, kadang mewakili isi hatinya disana, sehingga saya jadi tahu, seberapa tingkat kegalauan mereka diukur dari kadar kedalaman tulisan yang saya amati dari waktu ke waktu, bahkan seandainya mereka hanya sekedar copas, atau berpura2 bahagia, kemampuan menganalisa ruh status mereka terlihat gamblang, sehingga kadang ada rasa trenyuh saat mereka bersedih, ikut gembira saat kebahagiaan mereka diposting di halaman umat pesbukiyah.
Yang paling dramatis, saat saya belajar ngaji di instagramiyah, dengan posting2 poto pakai beberapa aplikasi menjadikan yang kurang menjadi lebih, yang lebih jadi kurang, ko saya banyak melihat kemurungan disana. Kalau toh ketawa, hanya fisiknya, selebihnya hanya pose2 estetika dan begitu terbuka untuk dilihat auranya. Sehingga ada beberapa sahabat entah karena aktif banget di pengajian instagramiyah, jadi ketahuan latar belakang pribadinya (yang suram).
Pertanyaannya ko bisa tahu? Ahhh,,,, sama sahabat broedin van klompen saya sudah ditasbihkan sebagai orang suka bedah forensik kata dan data (kadang broedin suka ngawur kalau ngasih istilah). Dan broedin pernah ngasih julukan itu saat dia aktif di dunia maya dengan nama Peter (katanya nama peter singkatan kalau kepepet muter2) dan saya tahu aslinya gara2 tulisannya mirip tulisan majalah bekas yang sering dia kumpulkan.
Yang ingin saya bincangkan adalah dunia yang makin mepet sekarang ini, jangankan foto anda, pernah karena ingin berbagi kebahagiaan, foto anak, baby dan orang tersayang, telah disalah gunakan orang kain untuk hal yang jahat. Bahkan cyber criminals, begitu dekat dengan kita, jadi mengobral foto kadang menjadi dilema, apalagi mengobral data pribadi lewat permainan kuis2 yang tanpa kita sadari efek sampingnya dimanfaatkan untuk tujuan buruk.
#nulis disambi nyruput capuchino
Selasa, 23 April 2019
Ngemeng-ngemeng
Dunia ini adalah keseimbangan materi dan spiritual, jangan pernah menyangka semua pergerakan matahari, galaksi hingga milyaran bintang hanya pergerakan fisik semata, ia bergerak dalam keseimbangan bernama spiritual. Menggantungkan pengamatan pada dunia materi tidak saja manusia akan terjebak dalam pengamatan yang dangkal namun membuat pemahaman secara utuh menjadi gagal
Keruwetan, kerumitan yang sedang melanda bangsa ini sekarang adalah cerminan tatkala keseimbangan ekologis spiritual perlahan ditinggalkan dengan menatap materi secara berlebih. Dalam skala global ketika ada perebutan sumber daya alam yang berujung pada "isi" perut, maka akan banyak yang terkorbankan demi pencapaian sesaat. Badai kekeringan spiritual sebagai efek pemujaan berlebihan pada materi telah melanda barat cukup lama. Dimulai dari eropa merambah amerika dan kini china, akan memperpanjang kekeringan dan ketidak seimbangan ekologis secara spiritual. Dalam bahasa sederhana, ketika bandul lebih mengarah ke suatu arah, maka alam mengevolusi dirinya agar keseimbangan tercapai.
Bangsa ini tengah mengkondisikan hal ini sekarang. Dulu ia dibangun dan tumbuh menjadi bangsa spiritualitas, kemudian ada masa dijajah selama ratusan tahun dengan suguhan materi berbaju modernitas. Dimulai dengan VOC dan bergerak kini dengan mengatasnamakan kemajuan jaman. Hasilnya hiruk pikuk tarik menarik keseimbangan, terlihat nyata dalam perebutan kekuasaan era democrazy sekarang. Pertanyaannya, akan kemana bandul akan bergerak? Saya yakin, mazab pemuja materi telah mencapai titik jenuh, kemajuan teknologi yang mewakilinya telah membuat manusia tidak lagi pada Puncak rantai makanan, namun menjadi penghamba materi, rantai paling bawah. Hingga dalam kekeringan hidup ini, ada angin semilir, ada keinginan mengembalikan keseimbangan sepeti dulu dengan menggerakkan bandul ke arah sebaliknya. Kuncinya satu, diniatkan sebagai proses menyeimbangkan, seperti proses alam semesta, bergerak molor dan mengendur, fleksibel.
Dan yang perlu diketahui, hanya gelombang yang bisa fleksibel seperti itu, materi yang rigid dan kaku tidak mewakilinya. Jadi bila hari ini, gelombang bergerak mendorong bandul spiritual ke arah kanan, ia keniscayaan, karena alam memang akan melakukan itu, dipaksa atau tidak.
Minggu, 21 April 2019
Suara dari langit
"dari makokat alias markas komando malaikat, sudah siaga satu, beberapa malaikat yang mengurusi hujan, petir, angin bahkan nabi khidir pun sudah di kontak untuk di BKO (bawah kendali operasi) dengan siskokat (sistem komando malaikat) di langit dibawah pimpinan tertinggi malaikat jibril, dan diperintahkan sewaktu-waktu bergerak"
Saya seh berandai2 malaikat jibril tengah menyaksikan bagaimana nurani sebagian rakyat Indonesia tengah tercabik2 saat ini, sembari menunggu momentum bergerak secepat kilat membawa pasukan dari langit untuk membelah dada dajjal2 kecil yang melampaui batas.
Saya juga lagi berandai2 betapa langit menjadi riuh dengan suara dengung seperti jutaan lebah memenuhi langit, akibat doa2 yang dipanjatkan orang2 kecil, yang berharap keadilan sejati turun, disana terlihat jibril gelisah sembari menekan2 tongkat komandonya dengan tangan penuh gemeretak menahan amarah, hanya satu kata yang ia tunggu : kun,,,,
Sesaat hujan turun menyertai kilat, bersamaan itu ribuan malaikat dibawah komando jibril melesat dari langit menuju bumi, membabat hati orang2 yang culas, yang serakah, yang mengkerdilkan rasa kemanusiaan, yang abai terhadap harapan akan keadilan, tidak dengan mengambil nyawanya, namun diperlihatkan bagaimana kematian itu ada dan diperlihatkan kehidupan akhirat yang berisi pembalasan, sehingga kegugupan dan ketakutan tak sempat berlari bersama keringat dan gemetarnya tubuh.
Ditengah ketakutan2 itu tanpa sadar mereka berbisik : Yaa,, Rabb,,, ampuni hamba ,,,,,namun terlambat untuk taubat.
(Esoknya tanpa terekspos dan luput dari media masa manapun, beberapa rumah sakit elite di dalam dan diluar negeri, dipenuhi beberapa orang ternama yang sering kita saksikan di televisi, terkena stroke namun diagnosanya normal, hanya saja tiap malam menjelang hingga pagi wajah mereka penuh teriakan dan ketakutan)
Jumat, 05 April 2019
Mari
Mari,, mari mampir sebentar kesini, saat dingin yang mulai membekukan tulang, secangkir kopi bisa menghangatkan ingatan. Kita bisa berbagi cerita, cerita apapun jua meski mungkin tak penting bagi mu. Mari coba kita hangatkan tubuh ini dengan secangkir kopi sembari menunda tatkala perjalanan berisi simpul simpul permata bening bernama tangisan. Siapa tahu hangatnya tubuh bisa merelakan kepedihan menjadi bumbu penguat jiwa.
Keindahan itu mirip seperti kanvas lukisan, berisi guratan warna warni, saat dipandang dari jauh, namun ketika dekat, ada noktah hitam disana sini, guratan kasar yang tak terbayangkan. Mirip sebuah perjalanan hidup, menjadi suci bukanlah perjalanan yang mudah dan lurus. Kadang tiba pada kelokan tajam dan membaret tubuh lunak ini menjadi perih. Semakin jauh berjalan, semakin penuh pertanyaan, dan semakin kita terdiam.
Mari,,,, mari mampir sebentar disini, menghangatkan tubuh saat cuaca tanpa bisa diprediksi, dingin menusuk tulang. Siapa tahu secangkir kopi bisa menyegarkan tubuh yang kelu. Ketika kenangan kelam dan hitam, kita nikmati saja mirip pahitnya kopi, seraya berharap, hidup bukanlah tujuan akhir, entah dimana akan berakhir kelak, ada upaya. Bukan hasilnya,,,,,,
Minggu, 31 Maret 2019
Ngopi
Pagi yang dingin ini saya coba larutkan serbuk C8H10N4O2( 1,3,7-Trimethylpurine-2,6-dione)*, yang melarut dalam air panas lantas menembus dalam sel darah menghantar hormon kortisol yang ada di zonna fasikulata pada kelenjar adrenal,lantas hidupmu pun lebih hidup
#iki ceritane ngombe kopi
(*) rumus kimia kafein
Dadi nek ditakoni, kowe ngombe opo, jawaben : ngombe 1,3,7-Trimethylpurine-2,6-dione alias C8H10N4O2
Menari diatas awan
Menari2 diatas awan
Bukankah kita selalu hadir dalam mimpi, melebur seluruh rindu dalam air mata dan doa. Dan kita menari2 dengan angan saat asa terselip diantara sujud dan diam. Seluruh rindu meluruh tatkala sunyi hanya ucap yang tak terdengar dan bersembunyi di balik awan. Cukup satu bisikkan : naaak,,,, mari menari2lah diatas awan,,,,,
Amplop
Amplop
Menurut wikipedia : Amplop adalah sebuah bungkus dari "surat" atau benda yang dikirimkan per pos. Sebuah amplop biasanya terbuat dari kertas yang dipotong berbentuk belah ketupat dan dilipat sedemikian rupa.
Seiring kemajuan teknologi, amplop sudah jarang dipakai karena isi surat sudah berubah dari kertas menjadi angin diangkasa. Ada yang bernama email, ada yang bernama sms, wa, bahkan amplop sebagai tanda pengenal di hajatan, coba saja masuk ke orang nikahan tanpa bawa amplop (meskipun isinya angin alias kosong 😁), tanda matanya pasti amplop, baru boleh dipersilahkan masuk.
Celakanya, kebaikan hati si amplop kadang disalahgunakan. Misal, kalau bicara surat kaleng, yang disobek amplop. Terima surat putus asmara, disobek sobek amplopnya(bahkan tukul bilang tak sobek sobek). Hanya KPK saja yang segan, jangankan dirobek, di-intip mungkin mereka ogah. Malu karena amplop menjadi saksi dunia akherat. Malu karena isinya tidak sesuai peruntukannya untuk mengirim surat. Tentu saja amplop tak akan bicara, sebab ia hanya menjalankan kewajibannya dengan tulus, setulus hati ini,,,, 😁.
Senin, 18 Maret 2019
Segelas kopi pahit
Paling seneng kalau lagi hangout (cangkruk) ngamati anak2 milenial, sambil kepo apa yang dikerjakan mereka. Harus diakui, ada gap memang anak daerah dengan kota macam Jember, Surabaya, Malang. Suka gak suka ini penting sebab, 10 tahun lagi mereka yang akan berdaulat menggantikan generasi berikutnya. Bisa dibayangkan jika sekarang starter point nya malah biasa2 saja, kelak hanya menghasilkan generasi biasa2 pula. Tanpa bermaksud sinis, ini adalah ironi problem daerah versus kota.
Tanpa juga bermaksud komparasi, dalam beberapa hal kompetisi itu penting, kesadaran akan ilmu, literasi dsb harus mulai disematkan pada anak2 muda usia 15-20 tahunan. Teknologi informasi sudah menjalar kemana mana baik kota maupun daerah, mestinya ini menjadi trigger buat ortunya atau bahkan sekolah? agar lebih nge- push dan nge- boost anak2 nya.
Jadi ini perkara apa? Wes ngene wae, saya pernah melihat, anak2 smu di starbak mulai sore sampai malam bergerombol di depan laptop asik mengerjakan tugas kelompok(jajane arek2 smu di setarbak, sangune piro,,,,, 😁). Tapi buat saya itu positif karena mungkin wifi disana lebih kenceng daripada di rumah. Atau lain kali mereka begitu serius diskusi di Jeko sambil nyeruput mbuh minuman opo plus makan donat yang empuk (pasti gulanya tinggi, sehingga saya gak doyan). Sekarang menukik ke daerah, disana tidak ada setarbak atau jeko, adanya indo*****, kebetulan kopinya enak, ada beberapa anak paling tidak 17 tahunan lagi rame, bukan diskusi kelompok, tapi barengan main game online.
Apa saya harus misuh2 bilang pakyu,,,, ini realita, meskipun gak bisa di gebyah uyah sampe uaasin, disparitas literasi bahkan mungkin mental terjadi, padahal memiliki akses yang sama dalam teknologi informasi, di kota maupun daerah sudah foji alias 4G. Kesimpulannya memang jelas : waktu. Dikota waktu berjalan seperti adukan semen molen,muter begitu cepat sehingga yang kuat di tengah yang gak kuat minggir. Di daerah waktu begitu panjang mirip pisang molen, Selow dan renyah. Sama2 molen tapi beda cara, akhirnya,,,,, begitulah adanya 😀😀😀, dalam bahasa internasyonal istilahnya adalah : "time doesn't make a difference, but mind".