Kadang cinta diratapi secara berlebihan sehingga memberi kesan cengeng. Ya,,,cengeng seperti bagian keseharian saat apa yang diinginkan menjelma jadi serpihan tak bermuara. Kita menangis sejadi-jadinya untuk memberi makna betapa tak bisa menerima kepahitan. Sejujurnya, kecengengan kalau mau dimaknai adalah wujud sayang dariNya, mestinya kita menatapnya dengan senyum. Belajar dari kepahitan, hidup memberikan senyum sekecil apapun dan bermakna indah.
Sore itu, jendela bernama Gede Prama seperti mengingatkan saya, cinta seperti magnet, ia akan menarik kita menuju ke tempat yang tinggi. Awalnya memang akan menemukan lumpur-lumpur hidup bernama cengeng, egois dan segala hal yang bermakna dangkal. Kejernihan ada di tempat yang lebih dalam, dicapai saat kita menggalinya dengan ketekunan. Cinta yang sebenarnya ada di tempat yang dalam dan jernih bukan ditempat dangkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar