Menyusuri bagian terdalam darimu seperti terlempar ke masa lalu saat hidup hanya berkutat dari sana sini untuk sebuah kenyataan jika menemui Mu hal tersulit. Saat itu hidup hanya coba merangkai kalimat doa dan harapan dalam waktu yang sama, belum pahami benar makna ikhlas di titik mana karena sering menguap menjadi titik kulminasi yang tiba2 bisa di nadir dalam sekejap. Dan air mata kehabisan cara untuk membendungnya hingga mengeringpun hanya bekas memori yang tak ingin diingat lagi. Bertiga pernah jalani kehidupan yang hari ini dipahami teramat eksotika, tapi dulu tak mengerti kemana arahnya, karena yang tertumpah hanya tetes air mata.
Jadi kembali menyusurimu, tak ada yang berubah, hanya langkah yang makin menua dan dirimu perlahan menjadi pesolek, mirip gadis yang terlambat tahu, kalau kecantikannya bukan semata dari gincu ( geli saya melihatnya)
Kadang tak menyangka, kami bertiga dididik untuk memahami setiap lubang jalan yang dilalui hanya kolase yang tak harus dirasakan sakitnya, ia mirip sebuah jeda dan hafal setelah itu melihat pagi,embun, cicit burung dengan cara yang beda. Itulah makna ikhlas, di titik tawa dan tangis kami menariknya dalam garis linier yang sama dan kami namakan indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar