bertahun tahun kuketuk pintu Mu lama tak terbuka setelah terbuka baru sadar ternyata aku mengetuknya dari dalam #rumi
Jumat, 26 Agustus 2011
,,,tu sei grande,,,
Hari itu ternyata menemukan diri saya tengah berjalan di bibir pantai di sebuah teluk bali utara. Pantai dengan pasir putih ke coklatan dengan ombak selat Bali cukup keras untuk menyapu pasirnya. Bicara keindahannya saya percaya Bali ditakdirkan menjadi potongan kecil surga, teluk yang indah inilah membuat Salvatore dan istrinya sepasang dokter dari Itali tak henti mengagumi pantai indah itu. Kebetulan sore itu saya bisa menemaninya ditengah hiruk pikuk tugas yang tak kenal toleransi. Pertemuan dengan sepasang keluarga muda itu sebenarnya kebetulan saat dia menanyakan dimana dia bisa beli air mineral di toko terdekat. Bali utara waktu itu tidak seramai sekarang, jarang ada toko atau warung. Perkenalan itu yang membawa saya mengantarnya menyusuri pantai indah itu. Banyak bercerita tentang sepak bola makin hangat karena saya dan dia sama-sama romanisti. Inggris kamu terlalu bagus buatku, sindirnya saat kami mulai bicara panjang lebar tentang keindahan Bali.
Yang membuat saya heran, setelah panjang lebar dengan inggris patah-patah dia bercerita, ada hal yang saya tangkap, betapa pasangan Itali ini begitu open mind, tidak harus berfikir runtut, logic, hanya mengalir, terasa betapa pasangan ini begitu hangat dan bersahabat. Ada hal yang saya suka tatkala dia bercerita tentang impian hidupnya, salah satunya Bali. Dia bilang impian untuk bisa ke Bali sudah lama tertanam saat dia masih kecil, demikian juga istrinya. Ada semacam panggilan jiwa untuk bisa kesana setelah melihat pantai Bali dari selembar kartu pos.
"wing,,,keinginan buat melihat Bali sudah menjadi semacam mimpi yang tak bisa di bendung setelah itu, saya diajari kakek untuk membuat mimpi saya bisa menjadi realita"
"Gimana caranya?"
"setiap piknik ke pantai, dengan sepotong kayu, saya akan membuat garis pasir di pantai, walau itu sia-sia karena ombak akan menghilangkannya kembali"saat saya tanyakan kakek, beliau bilang, garis itu mewakili mimpi kamu, pasir yang kamu garis mewakili hati kamu, jadi tekan yang kuat dan dalam pada pasir itu, ombak mewakili waktu masa depan, saat garis itu hilang, ia sebenarnya membawa mimpi kamu ke masa depan untuk diwujudkan, jadi teruslah menggaris"
kelak, disadari atau tidak hati kamu akan dibawa ombak itu untuk menemui semua mimpi itu di masa depan" Apa yang diucapkan tidak saya mengerti, tapi bocah sekecil saya waktu itu hanya punya impian ini bisa menjadi nyata. Dan kamu tahu wing,,,semua impian itu kebanyakan menjadi nyata"
"Bagaimana bisa?" tanya saya
"Saya juga tidak tahu, namun kakek saya benar, sebuah mimpi perlu keyakinan yang kuat, konsistensi dan sedikit imajinasi, itu diwakili oleh tarikan garis yang dalam, dan biarkan ombak bekerja mewakili alam dengan caranya sendiri untuk mewujudkannya" katanya tersenyum.
"Apa semua mimpimu dream come true?" tanya saya
" not,,wing ga semuanya, tapi itu tidak membuat saya kecewa, kakek saya berkata, mimpi kamu yang tak terpenuhi, akan menjadi buih kecil saat menyapu pantai, bukankah itu yang membuat pantai memiliki pesona"
Saya terdiam, dalam banget dokter ini bicara, entah kenapa tiba-tiba saya merasa pantai ini menjadi lebih indah dibanding sebelumnya. Hmm,, salvatore,,,tu sei grande,,,:-). Memang hebat romanisti yang satu ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar