Hari Raya atau lebaran,,,tidak selalu yang dibayangkan banyak orang bagi saya selalu berimpit dengan kesedihan, bukan sok atau apa, akhir puasa buat saya seperti berakhirnya sebuah kemanjaan denganNya. Puasa seperti menata lagi semua file dan infrastruktur hati saya yang berhubungan dengan spiritual. Puasa seperti oase dimana saya bisa bermanja dan ge-er untuk merasa dekat denganNya. Jadi kalau ini berakhir berakhir pula semuanya. Dan lebaran sudah terlalu sering saya lewatkan dengan berdiam di kamar seperti sebuah perpisahan,,,detik detik penghujung puasa dan masuk lebaran ada semacam sunyi yang menghampiri hati ini. Sunyi yang menentramkan,,,dan suara takbir di malam yang berkumandang menjadi semacam orkestra untuk meneguhkan itu.
Puasa seperti masuk dalam sebuah kolam kecil dimana saya lama mencari letak kesejukannya, karena "sense" puasa tetap saja menjadi privacy antara saya dan Tuhan. Puasa menjadi semacam inner journey, dan makin jauh berjalan ada semacam sengatan spiritual yang makin kuat hingga begitu "tune in"Ramadhan menjadi kubangan spiritual dimana semua menjadi indah, terasa dekat dan amat dekat enganNya.
Jadi gegap gempita lebaran tidak begitu berpengaruh buat saya, kadang saya heran karena tidak begitu tertarik dengan hal pernak-pernik lebaran, dan ini menakutkan. Tapi apapun juga, lebaran menjadi titik pijak untuk mentas dari kubangan spiritual dan melanjutkan perjalanan kehidupan sebelum sang Khaliq memberi tanda untuk kembali ke rumah sejati kita,,,hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar