Maret ini
Lama ga "ngaji" ke batos batu, banyak perubahan yang ditata sana sini dan surprise, bayar parkir ga perlu uang kontan tapi cukup nge-tag ovo dan suara mesinnya crit crit langsung beres. Bukan itu saja, saya ketemu dengan Gurpan, sohib saya yang selama ini menemani kemana2, hanya kadang kesibukannya pada momen tertentu dan kondisi tertentu dia menemui saya. Proses ketemunya ini selalu pakai dramatik sedikit, kadang jadi penjual kaki lima, kadang jadi pengemis, atau peran undercover lainnya.
Tadi saat kebelet piscur, saya keburu masuk toilet dan ketika mau bayar, ada yang berkata : sampun dibayar broken wing. Tentu saya kaget yang punya panggilan itu hanya Gurpan, broedin pun hanya ikut2an. Saat saya amati, ada petugas mirip2 OB dan saya pun tersenyum senang : Gurpan,,,,, apa kabar lama kita gak ketemu, tahu2 jadi petugas klining serpis. Tak kalah senyumnya, Gurpan memeluk saya : broken wing, kelihatan kurus sekarang,,,,,
Kami pun sambil duduk di pojokan mulai bertukar cerita, tapi saya banyak yang mendengar karena kadang takut dia begitu hapal suasana hati saya. Saya tahu, di tiap bulan maret dia akan selalu berkabar tentang Adinda. Saya kadang menganggap Gurpan ini malaikat lintas jaman dan alam, entah biar saya seneng atau apa dia selalu mengabarkan Adinda. "Anakmu makin gede broken wing, makin cantik mirip ibunya",katanya membuka percakapan. "Dia titip salam, agar ayah dan mamanya jaga kesehatan". Mulai kelopak mata menggenang, nguras tabungan air mata. "Its okey semuanya, gak perlu kauatir apapun tentangnya" kata Gurpan.
Saya tahu, ada pesan tersendiri jika Gurpan sudah muncul. Makanya saya banyak mendengar." bukankah hidup tak pernah berkata tidak broken wing, semua pasti mengangguk, kadang kita aja yang ingin berlebih". Wah ngerasa kesindir saya.
"Kesulitan kita hanya remeh2 kecil mirip upil dan pada waktunya akan terbuang".
" ini yang kadang bikin terlena gur, keinginan seperti menjauhi kata cukup, kekuatiran selalu mengintimidasi pikiran seolah esok adalah gelap semata".
" hehehe" katanya terkekeh lantas berkata : kita ini kadang sok tahunya melebihi Tuhan broken wing, jangankan esok, sedetik ke depan dari sekarang, semua kemungkinan bisa saja terjadi, apalagi semenit, sejam, sehari, kalau kita teliti, berbagai kemungkinan apapun bisa saja terjadi, dan kita sok merasa bisa menarik kesimpulan berdasar fakta empiris. Bukannya pasrah, tapi fakta empiris gak bisa dijadikan patokan menebak apa yang akan terjadi kecuali kita hanya harus bersikap rendah hati".
Bingung aku opo sing diomongno, hanya biar sok gaya ketok ngerti, saya pun berargumen sok ilmiah:"bukankah itu fatalistik gur? "
"Panganan opo iku? lah sing bilang fatalistik iku sopo, iku lak awakmu dewe". Matii aku 😥
" lah terus kudu piye gur? "
"Nek di jlentrehno kiro2 opo yo awakmu ngerti broken wing".
Kiro2 yo blass,,,,, gur
(Jiampput aku misuh jero ati, macak klining serpis ae ngajak ngomong sing aku gak ngerti).
"Nek gak ngerti ojo misuh tahh, mbok istighfar" (hahaha,,,,, konangan).
" gampangane ngene ae wes, timbang awakmu ngelu mikiri urip, terus bingung tentang esok hari arep ngopo, wong sakmenit ke depan awakmu buta ae, sok2 ngomong fatalistik, iku gaweane wong males, kepasrahan iku kata keterangan setelah kata kerja bernama upaya, jowone upoyo, goleki upo sing disiyo2 😂😂, artine usaha".
" lah implentasine keseharian piye gur, wong jenenge keyakinan, mood kadang munggah mudun koyo kathok kolor".
" eling sing tahu tak omongno broken wing, nek luwe mangan, nek ngelak ngombe, nek ngantuk turu,,,,,, ". "Bukankah itu sebuah penyadaran, awarness broken wing, bukankah banyak orang yang tubuhnya ada saat ini, pikirannya entah dimana. Coba lihat orang2 di mall, bar piscur terkadang kesusu ga mbayar, nek ditagih, mbayar duik 2000 gak onok, sing di tokno 100 rb. Saya kadang ngelus dodo, arep nyusuki males, wes gratis tis tis, tak dongakno manuke abuh tekan omah,,,,,, "
Saya ketawa denger manuk abuh gara2 duit 2000. " lah aku sing mbayar sopo mau gur? ". Awakmu konco tak gratisno broken wing. Suwun gur, mestine mau sak "ngumbahe" pisan. Mayak koen iku broken wing,,,,hahahaha
Setelah cukup, saya pun pamit, ada beban yang lepas setelah ketemu sohib saya, Gurpan alias guru kehidupan, ada kelegaan mendengar Adinda its okey, ada kelegaan karena diingatkan untuk hidup di detik ini, mangan nek luwe, ngombe nek ngelak, turu nek ngantuk. Hal yang dulu pernah di omongin dan selalu diulang2 sama dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar