Tidak ada jalan menuju kebahagiaan, kebahagiaan itulah jalannya( Compassion;Gede Prama)
Saya yakin kalau setiap manusia di dunia ini selalu menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, dan saya teramat yakin kalau semua mendambakan cinta di setiap nafas hidup kita. Banyak cara mencapainya, semua tergantung apa makna kebahagiaan bagi tiap orang. Apapun cara itu, bahagia telah menjadi tujuan hidup, walau seiring waktu, malah terasing dengan makna kebahagiaan itu sendiri. Ada yang mengira kebahagiaan akan didapat kalau memiliki banyak materi (tidak aada yang salah memiliki banyak materi), namun saat tercapai malah timbul ketakutan, takut kehilangan. Ada yang mengira cinta dan bahagia bila memiliki jabatan plus istri cantik, tapi tak sedikit kemarahan dan kebencian yang didapat.
Ada yang bilang, marah dan benci adalah bahagia dan cinta yang tidak mendapat tempat, mirip seperti dikotomi susah-senang, sedih-gembira, marah-bahagia, cinta-benci, memiliki energi yang sama, yang satu untuk kebaikan, satunya menggerus kebaikan . Mirip api dan air, demikian Gede Prama bilang, mereka sama-sama terdiri dari unsur Hidrogen dan Oksigen, api bersifat panas dan membakar (mewakili kemarahan dan benci), hanya dengan takaran tertentu, unsur api berubah menjadi air (H2O) yang menyejukkan dan lentur. Artinya dengan kondisi tertentu kemarahan dan kebencian bisa ditransformasi menjadi kebahagiaan dan cinta.
Tidak banyak orang memang bisa merubah api menjadi air selama makna kebahagiaan selalu berujung pada pemuasan diri (ego). Tidak banyak yang tahu kalau kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, ia adalah jalan yang dilewati sehari-hari, dan bisa diperoleh semudah bernafas. Seperti orang yang mendambakan cinta namun kepedihan yang didapat, karena berawal dari fall in love, jatuh cinta bukan give in love. Kebahagiaan dan cinta yang dicari susah payah dengan berjalan keluar ternyata menyita umur dan lelah. Ujung-ujungnya bertemu kemarahan dan kebencian, Semua butuh proses memang, belajar membuang kepentingan diri sendiri(ego) berdamai dengan diri adalah hal yang bisa dilakukan. Bila itu berjalan terus menerus , pelan unsur kemarahan dan benci akan berubah jadi kebahagiaan dan cinta, mirip hidrogen dan oksigen bersintesa menjadi H2O.
Tidak banyak orang memang bisa merubah api menjadi air selama makna kebahagiaan selalu berujung pada pemuasan diri (ego). Tidak banyak yang tahu kalau kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, ia adalah jalan yang dilewati sehari-hari, dan bisa diperoleh semudah bernafas. Seperti orang yang mendambakan cinta namun kepedihan yang didapat, karena berawal dari fall in love, jatuh cinta bukan give in love. Kebahagiaan dan cinta yang dicari susah payah dengan berjalan keluar ternyata menyita umur dan lelah. Ujung-ujungnya bertemu kemarahan dan kebencian, Semua butuh proses memang, belajar membuang kepentingan diri sendiri(ego) berdamai dengan diri adalah hal yang bisa dilakukan. Bila itu berjalan terus menerus , pelan unsur kemarahan dan benci akan berubah jadi kebahagiaan dan cinta, mirip hidrogen dan oksigen bersintesa menjadi H2O.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar