bertahun tahun kuketuk pintu Mu lama tak terbuka setelah terbuka baru sadar ternyata aku mengetuknya dari dalam #rumi
Jumat, 30 Maret 2012
dari yang tersisa
hanya berisi dua makna
darimana dan kemana
kosong menuju hampa
nisbi menjadi maya
semuanya meniada
dihadapanNya
jadi jangan pernah menyesal
pernah mengais lara-tawa
sebab dari yang tersisa
hanya itu saja
aku mohon
aku mohon pergilah, kalau itu maumu
karena hati ini terlampau beku
berdiri di depan pintu dengan mulut menghiba
selalu dipandang dengan prasangka
mulut ini terlanjur sulit untuk percaya
penggalan kata, kalimat, selalu di cap dusta
terlalu lama berdiri mencari pintu kembali
saat terbuka, hanya membuat luka membarut hati
jadi,,,
pergilah kalau itu menyembuhkanmu
laku cerita hidup memang seperti buku
tinggal satu episode lagi
tak masalah kalau ingin berhenti
bukankah penat menyusuri hari tanpa harapan
berjalan memungut air mata tanpa tangisan
hingga ketika hati telah membatu
bagaimana mungkin menjadi lembut hanya dengan berlalunya waktu
saat hidup berbicara benar dan salah
lain hari menang dan kalah
bagaimana tidak akan merasa lelah
hati dan benak penuh kemarahan sudah
tak perlu disesali untuk pergi
kelak kalau hidup mempertemukan kembali
mungkin bisa bicara dengan nurani
karena hari ini hal yang satu itu pun telah mati
rangkaian kata-kata itu diakhiri dengan catatan yang berbunyi :
catatan : masa lalu, masa kini dan masa depan adalah kanvas tempat menoreh gambar apapun warnanya, karena diatas tawa-luka, telah lama saya tidak mempercayai cinta
Penantian yang sempurna
hanya bisik tanpa ucap kata
bejalan saja tanpa tanya
lepas semua logika dan asa
hanya hening
biarkan kepedihan, tawa, bahagia luka dan lara
terhanyut sampai ujung waktu
berharap disana kelak menjadi cahaya
tempat bertemunya semua kemesraan dan cintaNya
sore yang tenggelam
sore yang tenggelam
hanya bongkahan asa yang tersisa
sebab kelak baru tahu
saat sepi datang menghampiri di sepenggalan malam
dirimu menelikung sunyi tanpa kata kecuali aksara
isinya,,,
tentang rahasia malam kelam
tentang esok tersenyum dalam pura-pura
kamu harus tahu,,,
aku tak akan bisa apa-apa
kecuali hanya menyumpahi jaman yang salah
sebab,,,
tanpa berucap pun,,,
suatu saat nanti pasti pergi
bukankah itu yang sering engkau bisikkan
saat kemarahan menyelimuti hati
ya,,ya,,ya,,kata pergi seperti belati
selalu menancap dalam otak sampai sakit tak terasa lagi
hingga kalau pun hari ini engkau hilang
itu sudah tak berguna lagi
bukankah sunyi memang harus berjalan sendiri
saat datang sendiri, ketika menghilang,,,
lebih elok juga sendiri
jadi,,,
sore yang tenggelam
hanya menahan murka
sebelum sisa malam menggunjing dengan caci maki
kalau esok pagi tak bisa melihat mentari
bukannya ia tak ada
hanya,,,
hati ini telah buta
Jumat, 23 Maret 2012
today
kalau kehidupan hanya dengan sejentikan jari ia menghilang
seberapa dalam keniscayaan saat duka memberi tahu
kalau semua pengandaian akan menguatkan
biarkan ada disana, rindu, cinta, tangis, tawa, bahagia
dalam sekat-sekat kenang
tinggalkan saja sedikit mimpi agar meyakini semua berakhir bahagia
atau berikan senyum dan mata indahmu agar aku tetap terjaga
kelak saat semua absurditas telah sampai pada batasnya
aku yakin dirimu tengah menanti di gerbang surga
* my little girl,,,met ultah yaa,,,sayang,,:-)
Rabu, 21 Maret 2012
rindu dan cinta-kah Engkau yaa,,, Tuhan
Kemarin, saat melintas jalan tol Surabaya-Malang sepanjang hampir 36 km, waktu menunjukkan jam 18.00 saya ingat karena terjebak kemacetan di KM 12 selepas dari exit tol Dupak. Kenapa? yaaa,,sesaat setelah adzan maghrib selesai, entah sengaja atau tidak, saya tidak tahu kenapa stasiun radio yang selalu mengabarkan lalin di Surabaya memutar lagu : rindu-nya Agnes Monica. Mestinya tidak ada yang istimewa dengan lagu bernuansa cinta tersebut, hanya saat diputar setelah panggilan adzan, pikiran saya pun usil, jangan-jangan sebenarnya Agnes merindukan Tuhan, bukan yang lain, kalau saya otak-atik syairnya akan jadi begini :
selama aku mencari
selama aku menanti
bayang-bayang Mu dibatas senja
matahari membakar rinduku
ku melayang terbang tinggi
bersama mega-mega
menembus dinding waktu
ku terbaring dan pejamkan mata
dalam hati kupanggil nama Mu
semoga saja Kau dengar dan merasakan
getaran dihatiku
yang lama haus akan belaian Mu
seperti saat dulu
saat-saat pertama
Kau dekap dan Kau kecup bibir ini
dan Kau bisikkan kata-kata
Aku cinta kepadamu
peluhku berjatuhan
menikmati sentuhan
perasaan yang teramat dalam
telah Kau bawa segala yang kupunya
segala yang kupunya hohoho,,,,,,
getaran dihatiku
yang lama haus akan belaian Mu
seperti saat dulu
saat-sat pertama
Kau dekap dan Kau kecup bibir ini
dan Kau bisikan kata-kata
Aku cinta kepadamu
kepadamu ohhhhh,,,,
Bagaimana mungkin Tuhan rindu dan cinta kepada kita? atau terlalu naif kalau Tuhan mendekap dan mengecup bibir kita, seperti merendahkan Dia. Susahnya semua intepretasi kata apapun bisa benar adanya. Dalam tataran bahasa spiritual sah-sah saja memakai kata itu untuk menggambarkan kerinduan kita padaNya. Pernah di kecup dan didekap Tuhan? kecupan dan dekapan bisa saja perlambang kasih sayang, kehangatan dan kedamaian. Pernah rasakan kondisi batin yang hangat, tentram, dan ada rasa bahagia yang tak terucapkan sehingga tanpa terasa air mata jatuh sendiri. Kenapa tidak bayangkan saat dalam kondisi itu sebenarnya Tuhan tengah mendekap dan mengecup "bibir" batin kita. Kenapa tidak bayangkan saat itu Tuhan tengah membisikkan "Aku cinta kepadamu", karena memang BELIAU teramat sayang dengan mahluk ciptaanNya yang paling sempurna.
Jadi kalau benar Agnes melantunkan lagu itu sebenarnya dia sedang merindukanNya, ahh,,,,saya jadi iri dengan Agnes, sudah cantik, pinter, perjalanan spiritual batinnya telah sampai disana. Tidak salah kalau Agnes bisikkan : telah Kau bawa segala yang kupunya,,,aku cinta kepadaMU,,,,
Kamis, 15 Maret 2012
Topeng
Kemarin, masa lalu, seperti lembaran kertas yang menjadi buku dan berisi jejak terpahat sehingga paling suka untuk dilihat . Ada banyak kenaifan disana sehingga tak pelak selalu menimbulkan tawa sekaligus trenyuh. Yaa,,,ketika jati diri dicari esensinya apa, saya sering sekali tertipu dengan hal yang awalnya dikira "emas' namun ternyata hanya kepalsuan. Sering bertemu dengan segala hal yang memanjakan raga namun setelah jauh berjalan isinya hanya kepedihan.Namun buat saya itu hanyalah sebuah jejak, bisa mengerti yang "asli" setelah bertemu banyak kepalsuan. Bisa mengerti ini nisbi setelah mengira ini sejati. Bisa bertemu dengan kegembiraan setelah mengalami bahagia artifisial. Tahu makna kesedihan karena bertemu banyak keindahan semu. Buat saya ini indah, dan memperkaya jejak kehidupan untuk dijadikan lompatan spiritual ke depan, bahwa kebahagiaan paling sejati ada dalam diri, di dalam sini bukan dicari diluar. Itu kesimpulan saya setelah bertemu banyak kebohongan, kepalsuan, keindahan semu.
Bukannya sok tahu, hanya trenyuh melihat sahabat-sahabat saya masih saja berkubang dengan hal yang sama. Bukannya ke tepi untuk "mentas" malah saya lihat makin asyik dengan permainan yang banyak menguras air mata. Bergerak dengan topeng palsu dan menghindari kesedihan hanya menunggu waktu untuk tiba di kepedihan yang lebih besar, itu yang saya lihat. Trenyuh karena waktu yang berjalan begitu cepat hanya digunakan untuk hal yang bersifat memanjakan raga.
Tidak ada jaminan saya tidak akan bertemu kepalsuan lagi, karena di satu sisi wajah naif saya gampang sekali untuk "ditopengkan". Bukannya tidak tahu, kadang malah lebih dulu tahu kalau akan difetakompli sehingga demi memberi kepuasan rela "terkorbankan". Apa saya sedih? hmm,,,sesungguhnya bahagia bisa memberi mereka sedikit kepuasan ego, daripada memberi nasehat yang berujung pada makian. Kadang saya juga rela menjadi keranjang sampah persoalan yang berujung pada cacian hanya sekedar memberi kelegaan sementara, dari pada mereka lari pada hal yang tidak-tidak. Sehingga tidak jarang memanggul kesedihan yang mereka tinggalkan. Buat saya itu tidak seberapa.
Jadi,,,sampai pada batas tertentu kadang saya kangen untuk dikorbankan, dijadikan tumpuan kekesalan, jadi sasaran tembak atau sumpah serapah seluruh kebun binatang dengan harapan setelah itu mereka lega. Apa daya hanya itu yang bisa diberikan, sebab untuk memberi nasehat saya bukan guru kehidupan, malah masih nyadong ilmu sama Gur Pan. Hanya saat terlampau sarat beban itu saya panggul, tiba-tiba menjadi cengeng dan menangis. Yaa,,,karena dalam sekelebatan bisa tahu dimana mereka nanti di masa depan. Nelangsa karena mereka bergerak dan berputar dengan masalah yang sama. Paling menakutkan saat awalnya mereka memakai topeng hanya sekedar permainan namun akhirnya menjadi wajah asli yang susah dilepaskan. Jujur saya menyayangi sahabat-sahabat saya yang lelah mencari kebahagiaan dan mencoba melepaskan topeng ini. Namun itu terlampau susah ketika topeng itu terlepas, tidak siap untuk menerima cahaya. Jadi mereka lebih nyaman berlindung dengan topeng itu. Saya sedih dan menangis, karena buat saya itu absurd. Sampai kapan?
Rabu, 14 Maret 2012
from the moment*
hanya untuk memastikan dirimu terlelap
dalam kebahagiaan dan kedamaian
seraya berusaha untuk percaya
kalau semua itu akan niscaya
kalau kelak hanya seperangkat nisbi
sebagaimana waktu memberi perpisahan
dan akan juga memberi pertemuan
cinta,,,
ini inti dari semua
sudah seharusnya percaya
tanpa tendensi apa-apa
*buat gadis kecilku yang kini mungkin telah dewasa disana (You are still my little girl not yet a woman)
Selasa, 13 Maret 2012
ceceran perjalanan kemarin
Secara tidak sengaja karena kemacetan yang parah di Probolinggo, mengharuskan mencari jalan alternatif yang sebelumnya tidak saya kenali. Hanya merunut jalan dengan harapan menemukan jalan arah ke Situbondo, menyebabkan saya kesasar di sebuah tempat, senang sekaligus sedih karena ada petunjuk begini : Ke Bromo. Senang karena tidak menduga tempat itu hanya kurang beberapa kelok lagi menuju tempat dimana saya pernah berjanji akan datang dengan orang yang saya sayangi. Sedih karena tujuan awal saya memang bukan kesana, ditambah waktu yang sempit karena tugas mengejar didepan, sehingga saya hanya bisa menepis asa kalau kelak pasti akan kesana lagi.
Satu hal yang tak berubah adalah aroma kabut yang datang seperti menyambut saya laksana kerinduan setelah sekian lama tak kembali. Aroma kabut yang membuat dulu berjanji untuk kembali dengan mengajak orang tersayang. Aroma kabut itulah yang mungkin telah menyublim-kan nama saya ketika saya tulis di lautan pasirnya seperti janji yang hari ini hampir saya tepati.
Apapun janji yang pernah terucap saya selalu berusaha untuk melunasinya termasuk untuk hal satu ini. Bromo seperti bagian kepingan yang membentuk saya hari ini. Ada eksotika yang membentuk jiwa ini menjadi lebih gampang sentimentil. Saya pernah berdiri di puncaknya dengan angin mendesir dan dingin, tidak banyak orang disana, yang ada hanya saya sendiri dan sunyi. Jadi saat saya mampir di berandanya, semua benak berisi kenangan dan janji untuk kembali, karena jujur saya jatuh cinta dengan keelokannya. Entah kenapa, keindahan yang saya pahami tentang bromo tidak semata karena alamnya yang memang eksotis, namun karena saya pernah kesana dan memahami keindahan sepi itu seperti apa. Dan kemarin saya mampir di berandanya.
Matahari merah Saga (intro to the soul)
True self contains the light that no darkness can enter (diri yang sejati ini sebenarnya berisi sinar yang tidak bisa dikalahkan kegelapan manapun) - Deepak Chopra
matahari merah saga
menelikung dibalik awan pagi
semburat ekornya menepis pesimis dibalik harap sirna
selalu kembali dibalik sejuta janji
kelak apapun makna hidup selalu kembali
temukan jalannya setelah lewati kelok sunyi
matahari merah saga
mengintip dibalik awan senja
seperti enggan beri cerita
tatkala hidup bergerak dari mimpi dan asa
dari tawa, tangis , kembali tawa
dari naik turun hidup yang mengombang-ambingkan rasa
ada tempat di dalam sana yang bernama suci
tempat jiwa yang tenang berjanji kembali
Rabu, 07 Maret 2012
jejak yang tertanggal
rinainya seperti titik-titik jelaga
menghalangi pandangan
laksana gelap yang menghampa
bayangan apapun sekejap sirna
resap ke tanah kembali tiada
menghapus ingatan lalu
hilang jauh ke dalam tanggal pula asa
namun bekasnya di benak masih ada
seperti yakin kelak akan tumbuh menjadi bunga
maka cepatlah sirna
biar cepat pula menjadi bunga
hujan baru saja reda
sebaris pantun menetes diujung daun kelapa
teruntai dan mengangguk rela
kalau kebaikan kelak berbuah kebajikan
keburukan menjadi suci karenanya
hanya mata yang ikhlas
menangkap kesedihan dengan keheningan
hanya anggukan yang lepas
membiarkan jejak hujan hilang dalam pandangan
seperti sebuah janji
tatkala awan menjadi mendung kemudian menjadi hujan
ini akhir episode
biar saja,,,
tetes terakhirnya
menghapus sisa pedih kemarin
jadi awal bahagia
karena ini tak akan sia-sia
apapun alasannya
#selamat datang jejak yang baru, kenangan apapun buruknya ia hanya menjelma menjadi bunga saat coba menangkapnya dengan keheningan dan keikhlasan (demikian hidup pernah bertutur)