",,,dengan tetap menghormati pecinta kata-kata dan logika, mungkin ada baiknya untuk kembali pada keheningan mirip ketika dalam kandungan ibu. semua manusia pernah mengalaminya, dalam kandungan ibu, tidak ada masa lalu, tidak ada masa depan, yang ada hanyalah masa kini yang abadi,," *Gede Prama, Kebahagiaan yang membebaskan
Kutelusuri inci demi inci,
detik demi detik
rasa yang pelan menjadi putih dan pudar
dalam ruang yang terlihat agak meremang
perlahan menjadi pasi
saat kemarahan menampar dinding kamar
menjadi hingar bingar
saat kata dan logika menjadi raja
aku tersudut disana
diam menjadi pecundang
keheningan hanya teman yang kecewa
sehingga ia memilih sejenak menyingkir
dari tusukan kata yang pandir
mana aku tahu,,,,
perjalanan kehidupan yang mendaki bukit terjal
hanya berujung pada sia-sia
sehingga pilihanmu hanyalah :
logika yang bicara
ahh,,,,aku telah lama terasing
dengan penjara bernama logika
membelenggu sekian lama
dalam sel atas nama
etika dan norma
karena dirimu juga berkata
terlalu nekat menuruti kata hati
kalau akhirnya juga bertemu
hantu bernama realita
(aku hanya tersenyum)
bukankah itu bentuk lain dari logika?
kupandangi jejak itu satu satu
pelan menghilang bersamaan gelap datang
tak tahu dimana akhirnya berujung
karena kata-kata tak sanggup menangkapnya
hanya pucat dan memudar di ujung remang yang hilang
yang aku tahu,,,dimana ini berpulang
di keheningan,,,
dimana semua hanya bayangan
batu, gunung terjal, realita
hanya sebentuk penjara dari kata dan logika
jadi,,,
berhentilah bicara dengan logika
berhentilah mengintimidasi dengan kata-kata
biarkan hatimu mengalir
biarkan pergi kemana hati ini membawa
kalau engkau bertanya : ujungnya dimana?
ahh,,,bukankah itu sebentuk kata dan logika
mengalirlah,,,tanpa tahu akan kemana
hidup bukanlah dimensi kata-kata
hidup hanya punya bentuk sederhana
hari ini
lainnya,,,hanya ilusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar