
Hari makin sore, jalan yang saya lalui terasa benar berdebu padahal laju mobil begitu pelan menghindari serbuan lubang jalan yang makin lebar dan dalam, sebuah jalan kampung yang kanan kirinya terhampar persawahan, jauh dari keramaian kota kecil Tuban. Sebagian tampak menguning menandakan panen sebentar lagi tiba. Saya memutuskan untuk melepas penat di sebuah gubuk di pinggir jalan.
W : “lama dirimu tak menjumpaiku, kenapa baru sekarang engkau datang? wajahmu terlihat
           kusut, beban apa yang engkau rasakan sekarang?”
w  : ‘ tanpa aku bicara, dirimu sudah menangkap maknanya, aku teramat jenuh, ketika
            kehidupan seperti kaleng kosong yang ditendang-tendang, nyaris bunyinya seperti
        ratapan putus asa’
W : “ ini perihal apa?” (sambil tersenyum)
w : ‘aku sendiri tak tahu’
W : “hahaha,,,selalu mengelak dibalik pertanyaan, ini bukan sekedar kehidupan bukan?
w : ‘maksud kamu?’
W : “ hahaha,,,wing,,,wing,,aku tahu,,dirimu, hari ini merasa sendiri,,ketika sebuah kepercayaan
             yang kau puja-puja hanya takluk di meja kepentingan, engkau terpelanting
            dan dirimu tergagap ketika tahu tak sejalan dengan kebenaran hahaha,,,mestinya
            engkau sudah tahu,,,entah siapa yang bodoh”
w : “ kenapa malah menertawaiku seperti ini?
W: “aku memang menertawai kenaifan kamu, aku selalu menyukaimu karena hal ini, engkau
         selalu gampang dikibuli dan engkau tahu itu, anehnya dirimu menikmati itu”
w : ‘hah,,,? Edan,,,’
W : “ wing,,,wing,, jangan berpura-pura, kamu nikmati itu 
         dengan pukulan mematikan,,,hahaha,,,jurus kedaluarsa namun efektif, jadi aku hanya heran
        kenapa wajahmu kusut, kalau nanti akhirnya tahu dirimu akan kemana”
w : ‘ ini perkara apa?’
W : “sudah-sudah, susah ngomong sama kamu,,,yang jelas kamu hanya perlu keteguhan seperti
           tulisan bodoh ini hahaha” tiba-tiba dia sudah mengenggam kertas laminating yang biasa
          aku baca di mobil   
w : ‘ engkau berhak bicara apapun juga,,,toh tulisan itu kamu yang bilang’
W : “ maksud kamu?”
w : ‘bukankah saat pergantian tahun kamu wejang aku dengan kata-kata ini, sempat aku catat,
        bukankah itu tulisan kamu juga? dan kamu bilang wing,,,ini resolusi tahun ini buat dirimu
       
            Saya berjanji:
          1. Akan meningkatkan kualitas kepribadian saya, agar mencapai kepantasan yang
                  memungkinkan saya diperankan lebih besar oleh Tuhan atas kebaikan yang saya
                  impikan.
             2. Semua ucapan, tindakan dan pikiran saya selalu merujuk pada hal yang berkualitas
                      karena saya adalah owner untuk diri saya sendiri.
            3. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, kehidupan adalah jejaring teramat besar yang
                      dipengaruhi oleh kualitas pribadi hebat, yang akan mempengaruhi kehidupan
                      itu sendiri.          
   4. Semua langkah yang telah dan sedang berjalan hari ini tidak perlu disesali, karena
                    telah berjalan sempurna.
            5. Hal yang paling menggelikan adalah menyesali masa lalu, karena masa lalu, masa
                   depan adalah ilusi, satu-satunya realita adalah hari ini, fokus pada hari ini
               adalah cara melupakan kepedihan akibat masa lalu dan kekuatiran tentang masa depan.
          6. Kehidupan ini indah, Tuhan selalu memaafkan semua kesalahan kita karena
                  BELIAU berwajah “ramah” bukan pemarah.
          7. Tuhan menciptakan kita karena cinta, jadi apapaun yang kita lakukan hari ini, esok
  semuanya merujuk kesana, karena dasar kehidupan ini adalah cinta.
          8. Tidak ada hal paling indah di dunia ini kecuali berjalan pada kebaikan dalam keindahan
                   Tuhan, bukankah kehidupan memang demikian.
W : “aku ngomong begitu?”
w  : ‘memang aku bisa ngomong begitu? Kamu tahu setiap aku penat, hanya pesan itu yang
             berulang-ulang aku baca, ada semacam sengatan spiritual ketika butir demi butir aku
            resapi, kalau hari ini aku terlihat kusut dan penat, aku jenuh, karena semakin dalam
            aku baca , aku makin terasing dengan kehidupan nyata, aku tidak takut apapun
           selama ini berjalan pada langkahNya, kekurangan, kesunyian, hampa atau semua
           yang membuat keperihan, karena aku tahu Tuhan sedang bergurau denganku, yang
          aku takutkan adalah saat aku hilang kendali karena terlalu percaya diri, takut ketika realita
          yang juga mahluk Tuhan aku kangkangi sehingga menafikan kehidupan itu
          sendiri, aku takut ketika proses hidup dimataku menjadi lambat hingga aku bergerak
         dan menari diluar ritme alam yang sudah diciptakan Tuhan sendiri’
W : “omongan kamu makin ngawur..kebenaran yaa kebenaran,,,apa hubungannya dengan
               tulisan itu,,,? dengan tarian kamu yang edan”
w : ‘entahlah, itu seperti mantra yang tiba-tiba saja aku merasa trance secara psikis’
W : “ hahaha,,,kamu berlebihan,,,dan makin ngawur bicaramu”(tiba-tiba menjadi pucat)
Entah suara dari mana sebuah ucapan lembut terdengar:
“ W,,,bukankah dulu kamu juga demikian, kalau hari ini dia melakukan hal yang sama
   denganmu,,,biarkan saja, semuanya akan tiba pada tempatnya”
w : ‘W,,,siapa yang berucap barusan’
W : “sudah-sudah,,,nanti kamu juga akan tahu,,,aku pergi dulu”
w : ‘ tapi,,,,?’tiba-tiba dia menghilang
sayup-sayup terdengar adzan Maghrib, tersadar rupanya aku ketiduran,,,mimpi apa tadi entahlah,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar