bertahun tahun kuketuk pintu Mu lama tak terbuka setelah terbuka baru sadar ternyata aku mengetuknya dari dalam #rumi
Rabu, 30 Juni 2010
nothing
aku,,,
hanya sebuah angan
noktah yang hilang di keremangan
debu kecil tak bertuan
melayang karena kecenderungan
mengembara di sudut waktu demi sebuah penghambaan
kepada sesama, kepada kehidupan
dan inti dari semua sebab
berjalan mengendara angin
berjalan bersama awan, bintang
dan semua keindahan
hanya sang waktu menemani
saat malam gelap
saat pagi menerangi
sampai ketika saatnya tiba
sang inti memanggil dengan kelembutan
seraya berkata
" hai jiwa yang tenang"
masuklah,,,
masuklah dalam dekapan
mengalir bersama sungai kebaikan
bermuara di telaga keheningan
disanalah semua kebaikan berada
menjelma menjadi cahaya
anak jaman
anak-anak jaman
bergerak di lingkaran edan
menari mereka mabuk kepayang
menjemput khamer kehidupan
menenggaknya dengan sekali tegukan
terhuyung ketika malam-malam tiba
seraya menertawai kebodohan
yang terulang selalu saja terulang
ritme yang sama namun tanpa nada
hambar,,,
kemana mereka ketika fajar tiba
cahaya yang sebenarnya
namun terlalu silau mereka melihatnya
karena terbiasa sudah,,,
mata yang buta hanya melihat sampah
sampah kehidupan ketika masa berlalu
mereka melihatnya dari waktu ke waktu
anak-anak jaman
mencari ibu kehidupan
namun yang didapat kesemuan
entah kenapa,,,sang waktu tega
mengajari mereka dengan tergesa-gesa
enggan belajar sabar
enggan melihat hati
kalau hidup sebenarnya pertarungan
dengan diri sendiri
kemana mereka akhirnya....
kelak,,,
kalau bukan teronggok di sudut kehidupan,,,
menjadi bulan-bulanan penyesalan
saat waktu hanya berlalu
tanpa bisa berputar
buat berkata sedikit sesal
anak-anak jaman
bergerak cepat tanpa arah
saat semua lewat sudah
mereka dapati kekosongan
hidup diatas gelembung
menanti satu per satu pecah
sebelum tenggelam,,,
dalam sumpah serapah
mengutuk sang guru dengan muram
menyesal dengan kelahiran
sambil tertawa entah kenapa
kesejatian yang dicari-cari di luar
hanya penantian sia-sia,,,
ugh,,,
bergerak di lingkaran edan
menari mereka mabuk kepayang
menjemput khamer kehidupan
menenggaknya dengan sekali tegukan
terhuyung ketika malam-malam tiba
seraya menertawai kebodohan
yang terulang selalu saja terulang
ritme yang sama namun tanpa nada
hambar,,,
kemana mereka ketika fajar tiba
cahaya yang sebenarnya
namun terlalu silau mereka melihatnya
karena terbiasa sudah,,,
mata yang buta hanya melihat sampah
sampah kehidupan ketika masa berlalu
mereka melihatnya dari waktu ke waktu
anak-anak jaman
mencari ibu kehidupan
namun yang didapat kesemuan
entah kenapa,,,sang waktu tega
mengajari mereka dengan tergesa-gesa
enggan belajar sabar
enggan melihat hati
kalau hidup sebenarnya pertarungan
dengan diri sendiri
kemana mereka akhirnya....
kelak,,,
kalau bukan teronggok di sudut kehidupan,,,
menjadi bulan-bulanan penyesalan
saat waktu hanya berlalu
tanpa bisa berputar
buat berkata sedikit sesal
anak-anak jaman
bergerak cepat tanpa arah
saat semua lewat sudah
mereka dapati kekosongan
hidup diatas gelembung
menanti satu per satu pecah
sebelum tenggelam,,,
dalam sumpah serapah
mengutuk sang guru dengan muram
menyesal dengan kelahiran
sambil tertawa entah kenapa
kesejatian yang dicari-cari di luar
hanya penantian sia-sia,,,
ugh,,,
Rabu, 23 Juni 2010
,,,bbbrrrrrr,,,,,
"kepedihan hati, luka, kecewa, apapun kata yang menggoreskannya
hanya bisa disembuhkan bukan oleh sang waktu
namun dengan membiarkannya mengalir
menuju muara keikhlasan,,,dihadapanNya"
Bilur-bilur membiru ini
kenapa harus kembali ada
seperti mengokohkan luka lama
membaca hati tak lagi dengan keheningan
namun dengan kemarahan dan prasangka
hasilnya bisa diduga
seperti bermain petak umpet
kadang datang, lain waktu pergi
tetap saja sama,,,membawa luka
kemana tawa yang terdengar kemarin ?
lepas seolah dunia mengacuhkannya
kemana wajah lembut berseri kemarin ?
melihatnya,,,
seperti embun memeluk fajar tiba
menyejukkan
bukankah telah jelas maknanya
keikhlasan seperti embun pagi
saat fajar tiba,,,saat matahari merona
kemana ia perginya
kalau bukan untuk kembali esok hari
bukankah jelas maknanya
ketulusan itu seperti wangi bunga
sebelum ia meluruh dan layu
kupu-kupu terindah menghampirinya
hmmm,,,
apa beda fajar dan senja
bukankah ia berangkat dari tak ada
lantaran ia hadir di waktu yang beda
bukan berarti ia terpisah
ia satu
kenapa harus dipertanyakan
asal muasalnya
jadi,,,
biarkan ia mengalir di kelokan sungai kehidupan
jangan pernah tanya akan kemana akhirnya
ia hanya kembali ke muara
tempat semua berawal dan berakhir
tempat semua kebaikan menemukan
rumah sejatinya
yaitu kedamaian dan bahagia
hanya bisa disembuhkan bukan oleh sang waktu
namun dengan membiarkannya mengalir
menuju muara keikhlasan,,,dihadapanNya"
Bilur-bilur membiru ini
kenapa harus kembali ada
seperti mengokohkan luka lama
membaca hati tak lagi dengan keheningan
namun dengan kemarahan dan prasangka
hasilnya bisa diduga
seperti bermain petak umpet
kadang datang, lain waktu pergi
tetap saja sama,,,membawa luka
kemana tawa yang terdengar kemarin ?
lepas seolah dunia mengacuhkannya
kemana wajah lembut berseri kemarin ?
melihatnya,,,
seperti embun memeluk fajar tiba
menyejukkan
bukankah telah jelas maknanya
keikhlasan seperti embun pagi
saat fajar tiba,,,saat matahari merona
kemana ia perginya
kalau bukan untuk kembali esok hari
bukankah jelas maknanya
ketulusan itu seperti wangi bunga
sebelum ia meluruh dan layu
kupu-kupu terindah menghampirinya
hmmm,,,
apa beda fajar dan senja
bukankah ia berangkat dari tak ada
lantaran ia hadir di waktu yang beda
bukan berarti ia terpisah
ia satu
kenapa harus dipertanyakan
asal muasalnya
jadi,,,
biarkan ia mengalir di kelokan sungai kehidupan
jangan pernah tanya akan kemana akhirnya
ia hanya kembali ke muara
tempat semua berawal dan berakhir
tempat semua kebaikan menemukan
rumah sejatinya
yaitu kedamaian dan bahagia
Selasa, 22 Juni 2010
matahari merah saga
matahari merah saga
cahayanya semburat
dibalik awan jelaga
keindahannya,,,
memerah jingga di ufuk sana
pertanda
senja,,,baru saja tiba
hidup,,,yang bergerak mengarungi waktu
akankah ia membawa benih asa?
tentang impian, tentang bahagia
ketika harus berdiri di tahta bimbang
ketika air mata dan kecewa
melingkari diri laksana mahkota
kenapa,,,?
kecengengan apa lagi yang hendak dibawa
simfoni kepedihan mana yang hendak dipermainkan
karena ia telah lama sirna dari singgasananya
tapi kenapa,,,?
setelah lama jauh berjalan
tawa, tangisan, jadi teman berjalan dengan akrabnya
namun begitu senja tiba
harus mengulangi kepedihan yang sama
air mata mana lagi yang diminta
ia telah lama mengering
membatu menjadi keterasingan
kenapa harus mengais lagi sia-sia
walau samar,,,bayangannya ada
terlalu naifkah bila mimpi dan realita
menyatu dengan waktu yang tak sama
kebetulan yang sering terucap
masih terlalu rapuhkah
meretas tali yang tergenggam
nisbi,,,? hmmm,,,entahlah
sehingga harus berulang menjumput keyakinan
dengan kesabaran
masa depan,,,
seperti sebatang seruling
keindahan suaranya
menggetarkan kalbu ketika jauh
namun seyakinnya ia ada
karena ia hanya bisa dipahami
dengan kejernihan
bukan dengan kemarahan
entahlah,,,
kesanggupan hati memang tak bisa diterka
terlalu dangkal dipahami dengan kebohongan retorika
matahari merah saga
cahayanya semburat jingga di ufuk sana
hmmm,,
aku tahu
senja baru saja tiba
cahayanya semburat
dibalik awan jelaga
keindahannya,,,
memerah jingga di ufuk sana
pertanda
senja,,,baru saja tiba
hidup,,,yang bergerak mengarungi waktu
akankah ia membawa benih asa?
tentang impian, tentang bahagia
ketika harus berdiri di tahta bimbang
ketika air mata dan kecewa
melingkari diri laksana mahkota
kenapa,,,?
kecengengan apa lagi yang hendak dibawa
simfoni kepedihan mana yang hendak dipermainkan
karena ia telah lama sirna dari singgasananya
tapi kenapa,,,?
setelah lama jauh berjalan
tawa, tangisan, jadi teman berjalan dengan akrabnya
namun begitu senja tiba
harus mengulangi kepedihan yang sama
air mata mana lagi yang diminta
ia telah lama mengering
membatu menjadi keterasingan
kenapa harus mengais lagi sia-sia
walau samar,,,bayangannya ada
terlalu naifkah bila mimpi dan realita
menyatu dengan waktu yang tak sama
kebetulan yang sering terucap
masih terlalu rapuhkah
meretas tali yang tergenggam
nisbi,,,? hmmm,,,entahlah
sehingga harus berulang menjumput keyakinan
dengan kesabaran
masa depan,,,
seperti sebatang seruling
keindahan suaranya
menggetarkan kalbu ketika jauh
namun seyakinnya ia ada
karena ia hanya bisa dipahami
dengan kejernihan
bukan dengan kemarahan
entahlah,,,
kesanggupan hati memang tak bisa diterka
terlalu dangkal dipahami dengan kebohongan retorika
matahari merah saga
cahayanya semburat jingga di ufuk sana
hmmm,,
aku tahu
senja baru saja tiba
Jumat, 18 Juni 2010
inner
w
ketika tiba-tiba,,,engkau telah berdiri di jalan itu
hanya sunyi dan bau pinus menemanimu
kemana engkau melangkah...?
cahaya yang lembut menerpa wajah
mengharuskanmu untuk terus maju,,,
ke depan,,,
tegakah engkau menengok ke belakang?
karena yang ada bayangan dirimu
bayangan yang mengabur,,,gelap
atau hitam,,,apapun itu,,,
W
ah,,,dirimu serba sok tahu
tulisan, kutipan, kata-kata bijak
huh,,,
seolah wajahmu tanpa dosa
berhak buat menasehati orang lain
dengan kata-kata kosong seperti itu
seperti engkau telah menapaki hidup
dan mencapai kesempurnaan
darimana engkau dapat kebohongan itu
merasa dirimu filsuf yang teramat arif
padahal engkau rapuh, tak berdaya
kenapa masih meng-klaim bersahabat denganNya,,?
hey,,,
engkau bukan siapa-siapa dan belum mencapai apa-apa
dirimu hanya sebuah ketidak pastian
debu teramat kecil dengan sekali tiupan
puuuhhh,,,,,hilang ditelan jaman
lantas.,,,
kenapa engkau tega bicara
bisa melihat masa depan dengan mengumbar kata
bahkan dengan mulut penuh busa,,
dirimu berapi-api berkata makna cinta,,,,
huh,,, tahu apa tentang cinta
kalau memaknai diri sendiri saja gak bisa
pengertianmu tentang cinta
teramat dangkal
kau hanya bisa berkata
namun tak menangkap hakikatnya
dirimu hanya mengumbar nafsu
terbungkus dengan kata-kata bijak
tentang cinta,,,,huh,,,,
langitpun terpingkal pingkal mendengarnya
seraya berkata: kenaifan apa lagi yang dibuatnya
satu lelucon lagi,,,
beraninya engkau menjadi pendar cahaya
apa hakmu merasa jadi perpanjanganNya
lihat saja dirimu,,,penuh daki disana-sini
mengucap kalimat A,,,saja terbata-bata
benar-benar bego atau apa
berlagak menjadi pahlawan kesiangan
untuk menutupi dirimu yang berkeping keping
saat melihat kesejatian menampakkan wajahnya
hahaha,,,,,
(aku merasa lemas tak berdaya, entah apa, siapa
dari mana ia, aku tak tahu karena tiba-tiba pergi begitu saja
kata-katanya seperti tombak menancap di jantung
tawanya,,,uhh,,,ejekan paling menyakitkan
karena,,,,apa yang terucap benar adanya,,huh,,,,)
Rabu, 09 Juni 2010
gita,,,
kereta bukanlah kereta sebelum dijalankan
gita bukanlah gita sebelum dinyanyikan
genta bukanlah genta sebelum dibunyikan
cinta bukanlah cinta sebelum dilaksanakan
(Gede Prama)
sebuah tembang yang datang dari surga
ternyata isinya hanyalah kesunyian belaka
gita yang paling indah di dunia
ternyata tangisan yang paling memerihkan sukma
lantas kemana suara merdu yang selalu aku dengar
ketika malam menjelang namun hampa yang datang
hmm,,,kekosongan bukanlah hampa
bukan pula sepi yang menyayat
ia hanya sebuah noktah di perjalanan panjang
ketika cinta hadir seperti kehangatan mentari
namun akhirnya ia menjadi amarah berkepanjangan
pada siapa mengadu ketika tangisan hanya sebuah sedu sedan
isinya bongkahan api
yang sewaktu-waktu membakar nurani
kemarahan yang terlanjur menghitam
salah siapa ini..
mungkin,,,
sebuah tembang yang kurindukan
syairnya tercecer di perjalanan jaman
gita,,,tembang dari surga
berkisah tentang cinta dan ketulusan
tembang yang pernah aku dengar
terlanjur melarut dalam darah
terpatri dalam-dalam di benak
sulit hilang karena partiturnya
telah masuk
di kedalaman relung hati
gita bukanlah gita sebelum dinyanyikan
genta bukanlah genta sebelum dibunyikan
cinta bukanlah cinta sebelum dilaksanakan
(Gede Prama)
sebuah tembang yang datang dari surga
ternyata isinya hanyalah kesunyian belaka
gita yang paling indah di dunia
ternyata tangisan yang paling memerihkan sukma
lantas kemana suara merdu yang selalu aku dengar
ketika malam menjelang namun hampa yang datang
hmm,,,kekosongan bukanlah hampa
bukan pula sepi yang menyayat
ia hanya sebuah noktah di perjalanan panjang
ketika cinta hadir seperti kehangatan mentari
namun akhirnya ia menjadi amarah berkepanjangan
pada siapa mengadu ketika tangisan hanya sebuah sedu sedan
isinya bongkahan api
yang sewaktu-waktu membakar nurani
kemarahan yang terlanjur menghitam
salah siapa ini..
mungkin,,,
sebuah tembang yang kurindukan
syairnya tercecer di perjalanan jaman
gita,,,tembang dari surga
berkisah tentang cinta dan ketulusan
tembang yang pernah aku dengar
terlanjur melarut dalam darah
terpatri dalam-dalam di benak
sulit hilang karena partiturnya
telah masuk
di kedalaman relung hati
Langganan:
Postingan (Atom)