aku,,, hanya sebuah angan noktah yang hilang di keremangan debu kecil tak bertuan melayang karena kecenderungan mengembara di sudut waktu demi sebuah penghambaan kepada sesama, kepada kehidupan dan inti dari semua sebab berjalan mengendara angin berjalan bersama awan, bintang dan semua keindahan hanya sang waktu menemani saat malam gelap saat pagi menerangi sampai ketika saatnya tiba sang inti memanggil dengan kelembutan seraya berkata " hai jiwa yang tenang" masuklah,,, masuklah dalam dekapan mengalir bersama sungai kebaikan bermuara di telaga keheningan disanalah semua kebaikan berada menjelma menjadi cahaya
anak-anak jaman bergerak di lingkaran edan menari mereka mabuk kepayang menjemput khamer kehidupan menenggaknya dengan sekali tegukan terhuyung ketika malam-malam tiba seraya menertawai kebodohan yang terulang selalu saja terulang ritme yang sama namun tanpa nada hambar,,, kemana mereka ketika fajar tiba cahaya yang sebenarnya namun terlalu silau mereka melihatnya karena terbiasa sudah,,, mata yang buta hanya melihat sampah sampah kehidupan ketika masa berlalu mereka melihatnya dari waktu ke waktu
anak-anak jaman mencari ibu kehidupan namun yang didapat kesemuan entah kenapa,,,sang waktu tega mengajari mereka dengan tergesa-gesa enggan belajar sabar enggan melihat hati kalau hidup sebenarnya pertarungan dengan diri sendiri kemana mereka akhirnya.... kelak,,, kalau bukan teronggok di sudut kehidupan,,, menjadi bulan-bulanan penyesalan saat waktu hanya berlalu tanpa bisa berputar buat berkata sedikit sesal
anak-anak jaman bergerak cepat tanpa arah saat semua lewat sudah mereka dapati kekosongan hidup diatas gelembung menanti satu per satu pecah sebelum tenggelam,,, dalam sumpah serapah mengutuk sang guru dengan muram menyesal dengan kelahiran sambil tertawa entah kenapa kesejatian yang dicari-cari di luar hanya penantian sia-sia,,, ugh,,,
"kepedihan hati, luka, kecewa, apapun kata yang menggoreskannya hanya bisa disembuhkan bukan oleh sang waktu namun dengan membiarkannya mengalir menuju muara keikhlasan,,,dihadapanNya"
Bilur-bilur membiru ini kenapa harus kembali ada seperti mengokohkan luka lama membaca hati tak lagi dengan keheningan namun dengan kemarahan dan prasangka hasilnya bisa diduga seperti bermain petak umpet kadang datang, lain waktu pergi tetap saja sama,,,membawa luka
kemana tawa yang terdengar kemarin ? lepas seolah dunia mengacuhkannya kemana wajah lembut berseri kemarin ? melihatnya,,, seperti embun memeluk fajar tiba menyejukkan
bukankah telah jelas maknanya keikhlasan seperti embun pagi saat fajar tiba,,,saat matahari merona kemana ia perginya kalau bukan untuk kembali esok hari bukankah jelas maknanya ketulusan itu seperti wangi bunga sebelum ia meluruh dan layu kupu-kupu terindah menghampirinya
hmmm,,, apa beda fajar dan senja bukankah ia berangkat dari tak ada lantaran ia hadir di waktu yang beda bukan berarti ia terpisah ia satu kenapa harus dipertanyakan asal muasalnya
jadi,,, biarkan ia mengalir di kelokan sungai kehidupan jangan pernah tanya akan kemana akhirnya ia hanya kembali ke muara tempat semua berawal dan berakhir tempat semua kebaikan menemukan rumah sejatinya yaitu kedamaian dan bahagia
matahari merah saga cahayanya semburat dibalik awan jelaga keindahannya,,, memerah jingga di ufuk sana pertanda senja,,,baru saja tiba
hidup,,,yang bergerak mengarungi waktu akankah ia membawa benih asa? tentang impian, tentang bahagia ketika harus berdiri di tahta bimbang ketika air mata dan kecewa melingkari diri laksana mahkota kenapa,,,? kecengengan apa lagi yang hendak dibawa simfoni kepedihan mana yang hendak dipermainkan karena ia telah lama sirna dari singgasananya tapi kenapa,,,? setelah lama jauh berjalan tawa, tangisan, jadi teman berjalan dengan akrabnya namun begitu senja tiba harus mengulangi kepedihan yang sama air mata mana lagi yang diminta ia telah lama mengering membatu menjadi keterasingan kenapa harus mengais lagi sia-sia walau samar,,,bayangannya ada
terlalu naifkah bila mimpi dan realita menyatu dengan waktu yang tak sama kebetulan yang sering terucap masih terlalu rapuhkah meretas tali yang tergenggam nisbi,,,? hmmm,,,entahlah sehingga harus berulang menjumput keyakinan dengan kesabaran
masa depan,,, seperti sebatang seruling keindahan suaranya menggetarkan kalbu ketika jauh namun seyakinnya ia ada karena ia hanya bisa dipahami dengan kejernihan bukan dengan kemarahan entahlah,,, kesanggupan hati memang tak bisa diterka terlalu dangkal dipahami dengan kebohongan retorika
matahari merah saga cahayanya semburat jingga di ufuk sana hmmm,, aku tahu senja baru saja tiba
ketika tiba-tiba,,, engkau telah berdiri di jalan itu hanya sunyi dan bau pinus menemanimu kemana engkau melangkah...? cahaya yang lembut menerpa wajah mengharuskanmu untuk terus maju,,, ke depan,,, tegakah engkau menengok ke belakang? karena yang ada bayangan dirimu bayangan yang mengabur,,,gelap atau hitam,,,apapun itu,,,
W ah,,,dirimu serba sok tahu tulisan, kutipan, kata-kata bijak huh,,, seolah wajahmu tanpa dosa berhak buat menasehati orang lain dengan kata-kata kosong seperti itu seperti engkau telah menapaki hidup dan mencapai kesempurnaan darimana engkau dapat kebohongan itu merasa dirimu filsuf yang teramat arif padahal engkau rapuh, tak berdaya kenapa masih meng-klaim bersahabat denganNya,,?
hey,,, engkau bukan siapa-siapa dan belum mencapai apa-apa dirimu hanya sebuah ketidak pastian debu teramat kecil dengan sekali tiupan puuuhhh,,,,,hilang ditelan jaman lantas.,,, kenapa engkau tega bicara bisa melihat masa depan dengan mengumbar kata
bahkan dengan mulut penuh busa,, dirimu berapi-api berkata makna cinta,,,, huh,,, tahu apa tentang cinta kalau memaknai diri sendiri saja gak bisa pengertianmu tentang cinta teramat dangkal kau hanya bisa berkata namun tak menangkap hakikatnya dirimu hanya mengumbar nafsu terbungkus dengan kata-kata bijak tentang cinta,,,,huh,,,, langitpun terpingkal pingkal mendengarnya seraya berkata: kenaifan apa lagi yang dibuatnya
satu lelucon lagi,,, beraninya engkau menjadi pendar cahaya apa hakmu merasa jadi perpanjanganNya lihat saja dirimu,,,penuh daki disana-sini mengucap kalimat A,,,saja terbata-bata benar-benar bego atau apa berlagak menjadi pahlawan kesiangan untuk menutupi dirimu yang berkeping keping saat melihat kesejatian menampakkan wajahnya hahaha,,,,,
(aku merasa lemas tak berdaya, entah apa, siapa dari mana ia, aku tak tahu karena tiba-tiba pergi begitu saja kata-katanya seperti tombak menancap di jantung tawanya,,,uhh,,,ejekan paling menyakitkan karena,,,,apa yang terucap benar adanya,,huh,,,,)
kereta bukanlah kereta sebelum dijalankan gita bukanlah gita sebelum dinyanyikan genta bukanlah genta sebelum dibunyikan cinta bukanlah cinta sebelum dilaksanakan (Gede Prama)
sebuah tembang yang datang dari surga ternyata isinya hanyalah kesunyian belaka gita yang paling indah di dunia ternyata tangisan yang paling memerihkan sukma lantas kemana suara merdu yang selalu aku dengar ketika malam menjelang namun hampa yang datang hmm,,,kekosongan bukanlah hampa bukan pula sepi yang menyayat ia hanya sebuah noktah di perjalanan panjang
ketika cinta hadir seperti kehangatan mentari namun akhirnya ia menjadi amarah berkepanjangan pada siapa mengadu ketika tangisan hanya sebuah sedu sedan isinya bongkahan api yang sewaktu-waktu membakar nurani kemarahan yang terlanjur menghitam salah siapa ini..
mungkin,,, sebuah tembang yang kurindukan syairnya tercecer di perjalanan jaman gita,,,tembang dari surga berkisah tentang cinta dan ketulusan tembang yang pernah aku dengar terlanjur melarut dalam darah terpatri dalam-dalam di benak sulit hilang karena partiturnya telah masuk di kedalaman relung hati