Saat dirimu dibatas asa, dan itu satu2 nya yang dipunya, tetiba dunia dan isinya hanya remah dari fragment pendek perjalananmu di keabadian kelak.
Kita hanya bagian dari titik tak terlihat namun meminta banyak. Kita mengumpulkan kesia2an menukarnya dengan akhirat. Kita adiksi terhadap kemolekan dunia tanpa sempat bertanya, berapa batas usia kita. Kita tidak punya rencana perjalanan hidup karena menyukai lencana hidup. Tergagap karena kematian tak memberikanmu nasihat.
Siapakah kita? mengapa tak sadar jua kalau jiwa, diri adalah bagian dari "kun" Nya. Kita tak sadari bahwa disini berjalan dalam "fayakun" Nya.
Dan telinga kita asing saat terdengar suara :,,,hai jiwa yang tenang,,,,
(Semuanya tiba2 begitu terlambat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar