Hidupmu bukanlah milikmu
Apa yang jadi milikmu juga bukan kau miliki
Dan apa yang kamu miliki hanya pinjaman yang kelak kembali
Kembali pada situasi ketika dirimu hanya sesuatu tanpa arti
Jadi, jika dari awal kita bukan siapa2, tak memiliki apapun jua, kenapa harus menyesali kehilangan yang memang bukan milikmu sejatinya
Kehilanganmu terbesar bukanlah waktu kelak, esok,atau hari ini yang tak miliki apa2, namun tak tahu akan kembali kemana.
Kehilangan terbesar dirimu saat nurani menutup pintunya sehingga tak bisa memasuki rumah sejatimu, hanya berdiri menatap dari luar seraya pandangi jendela hati dengan "kaca" yang makin buram.
Menangislah dirimu menyesali keserakahan2, dan meminta waktu kembali untuk melunasi hutang cinta yang telah kau gadaikan hanya demi remah2 duniawi yang ternyata tak berarti saat dirimu dijemput kematian.
Hidupmu bukanlah milikmu sepenuhnya, hidupmu sebenarnya hanya hamba yang mengabdi pada kehidupan itu sendiri, bukan sang penguasa nisbi. Kelak sang waktu akan menuntunmu melihat kampung halaman dimana rumah sejatimu berdiri di depan telaga.
Menangiskah dirimu kala diingatkan bisikan lembut : " Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah" hai jiwa yang tenang,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar