Di era akhir millenium ketika teknologi IT belum "menjajah" saya 😀, kemarin anak mertua sempat2nya nanya dulu kita ngapain aja ya kalo malming, saya ngingetnya cuman jalan, dan bener2 jalan kaki cari bakso kaki lima, dan pulangnya beli martabak dan terang bulan, itu pun sudah jadi kemewahan sendiri karena bisa berduaan sedang si kecil baru setahun kemudian nongol. Setelah Adinda hadir kebiasaan berubah karena dia merasa jadi raja hanya dengan menunjuk, malming pengen jalan kaki keliling kompleks perumahan dengan minta gendong (jujur saya selalu menolak,,,😂😂)di depan dan berakhir beli nasi goreng kesukaannya. Kemewahan yang saya punya kalau mengingatnya, murah meriah karena sedikit bercampur debu jalanan,,,😀😀😀.
Waktu memang berjalan cepat dan ponsel disusul smartphone mulai perlahan menguasai diri. Tak ada seperti dulu, saat "marung" ber joke sambil godain adinda kalau eskrim kesukaannya habis, yang didusul teriakan protes ga percaya. Hari ini marung adalah kegiatan pindah tempat buat cari wifi gratisan dengan bandwidth lebih cepat,,,,😀 sehingga meskipun saya dan nyonya secara raga hadir tapi jempol lebih lincah berselancar di dunia maya dan ini ironis 😂😂😂
Teknologi memang membuat semuanya bisa jadi mudah, namun membuat kita jadi individual, hubungan dengan orang tersayang juga berubah menjadi lebih formal, misal meski kita duduk berhadapan, namun kita bicara lewat kata alias WA,,,,,😀😀😀,,,,sehat? enggak dan saya akui itu heeeeheee. Namun begitulah, saat hidup berjalan saya cuman coba melibatkan sisi terbaiknya dengan mengalir koyo umbel waktu pilek,,,😂😂😂😂