Saya lagi demen nyimak quotes yang sering di bagikan oleh temen saya yang bernama Broedin van Klompen,sahabat saya yang menjabat jukir di bilangan kembang jepun, jangan tanya, meskipun jukir isi share wa nya sufistis. Tutur katanya lembut dengan logat MA( madura asli, atau GM- genuin of madura) nya yang medok.
Misal, pagi sekali sudah terpampang di beranda wa saya : urip mung mampir ngombe, ojo dumeh, ojo adigang adigung,,, dsb,,, dsb. Atau lain kali pake bahasa madura : kenca-kenca, palotan-palotan, dimin kanca, satiya dedi taretan( dulu temen sekarang jadi saudara). Saya biasanya langsung Kasih jempol empat. Dan kadang bikin status yang sedikit nyerempet undang2 TEI, dia bilang, kalau madura bisa jadi propinsi, Surabaya akan kehilangan potensi ekonominya, dan akan sangat tergantung dengan propinsi baru tsb.
Saat saya tanya kebenarannya dengan terkekeh dia bilang : pean masak ga tau mas bro ( niru gurpan kalau manggil nama saya pasti pake bro(Ken wing) entah dari mana tau itu) kalau jukir yang kebanyakan dari madura hijrah pulang kampung, sampeyan mau nanggung rumitnya ngatur parkir setelah saya tinggal? Saya manggut2 ga ngerti, opo hubungannya dengan kehilangan potensi ekonomi. Tapi bukan broedin van klompen kalau ga bisa menjelaskan.
Dia bicara mikro ekonomi, dan non formal ekonomi yang di garis grass root ( pening pala awak, istilah gitu tau dari mana dia) kebanyakan di kerjakan saudara sekampung, kolega, istri yang di bko ( bawah kendali operasi) untuk bantu suaminya, mulai jualan makanan kaki lima yang menyediakan makan siang pegawai kantor toko hingga jualan pulsa. Sepele tapi penting, saya sudah merasakan bagaimana saat hari Raya madura aluas idhul adha, alias toron, Surabaya sunyi senyap, kelabakan cari makan siang.
" dien ente bisa analisa, bisa share gitu copas dari mana? "Saya coba pancing. Mas bro ki menghina, neh bacaan saya, saya lihat dari majalah bekas, kadang ada kutipan tentang hidup seperti yang sering di bagikan di wa, malah dia lagi suka baca jurnal review ekonomi jatim dari majalah entah tahun berapa wong sudah bekas, namun analisanya tajam. Saya kadang menduga, dia sebenarnya malaikat yang lagi nyamar, atau setidaknya intel lagi tugas,,,, (yaaa gak dien heee,,,,) . Namanya juga nanya din, kan aku juga sering dikirimin sama temen kamu, kang jarkoni hal yang sama.
Jangan percaya sama temen itu mas bro." loh memang kenapa dien? ". Setengah menggerutu dia bilang, orang itu yaa mas broken wing, yang dipercaya bukan lisannya saja, tapi perbuatannya, logikanya, perbuatan berimbas ke lisan. "Lahhh kan itu saudaramu sendiri dien? ". Iyaa,,, tapi sudah dingetin bolak balik ga mempan yaa sudah biarkan. " masalahnya opo to,,,? ". Gini mas bro, broedin mulai serius, status wa nya yang di share memang Bagus2, seperti dia sering Kasih status manfaat shalat malam, bahkan subuh berjamaah, saya tau maksudnya nyindir aku itu mas, wong gara2 saya nonton final bola indo-thailand, sampe karipan, ehh dia kirim status di wa.
" terus kamu marah? ". Ya iyya lah wong dia kirim status gitu juga ga pernah subuhan apalagi yang lain, jangan percaya sama dia, namanya juga jarkoni, iso ujar ga bisa ngelakoni. Ohhhh,,,, saya menahan geli,,,dan satu lagi mas bro,,, dinegri ini banyak yang semacam itu, jarkoni2 yang lain. Husshh omonganmu mulai nyerempet dien."indonesia ini negara kaya, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerta Raharjo". Lah yang ngomong indonesia kui sopi mas brooooo,,,,. " lah kamu barusan". Saya bilang "negeri ini", bukan indonesia. Apa bedane dien,, saya mulai kuatir dia kumat. Indonesia mah "negeri itu", jelasss kan,,,, tiba2 jadi logat kekinian. Ahhh dien pikiranmu itu loh saya ga nyandhak alias ga nyampe,,, mbuh dien karepmu. Klunting,,,, tiba2 ada status masuk berbarengan, setelah kami lihat, ternyata dari jarkoni : ngerasani aku yo mas,,,,, hahaha,,,, kami tertawa dan misuh bareng,,,, jancuuuuk. 😁😁😂😂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar