Seharian kemarin saya menemukan dua hal yang begitu menyentuh, ada sahabat yang begitu tegar dalam keseharian namun tak pelak air matanya keluar dan runtuh ketika orang yang dicintainya menerima cobaan. Sementara sahabat lain, mengucap janji untuk bersama mengalir dalam ungkapan cinta Tuhan, namun takdir berkata lain, sebelum itu terlaksana, Tuhan telah memanggil buah cintanya sehingga meninggalkan bulir sedih yang tersisa penuh air mata.
Sahabat saya adalah pekerja keras, seluruh waktu yang dimilikinya digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja dan tentu semua itu dilakukan buat keluarga. Namun hidup ternyata memiliki alur cerita yang berbeda, sosok tegar dan keras dalam dirinya seperti runtuh ketika tahu istri tercintanya divonis penyakit yang tak mungkin disembuhkan. Saat cerita, baru kali ini saya melihat bulir air matanya perlahan turun seperti mencairkan sosok tegar yang selama ini saya kenal.Saya baru tahu dibalik itu istri tercintanya telah menjadi tiang yang menyangga keberadaan dirinya, saat penyangga itu merapuh, bisa dibayangkan bagaimana akhirnya. Saya tidak ingin mengeksploitasi kepedihan namun hanya ingin menunjukkan betapa cinta telah membuat kehidupan begitu menguatkan. Saat cinta itu perlahan sirna, hidup seperti memasuki ruang gelap.
Sementara sahabat yang lain, Tuhan seperti memberikan alur cerita cinta yang menyentuh. Cerita ini berawal dari telpon sang suami yang bekerja di sebuah kapal pesiar, kalau cutinya disetujui atasannya, jadi saat puasa yang akan jatuh juli esok, keinginan untuk tarawih bersama bisa terlaksana, sebuah kemewahan yang akan jadi kenyataan. Namun Tuhan berkehendak lain, seminggu setelah telpon terakhir, suaminya wafat karena kecelakaan kerja. Harapan yang seketika pupus menyisakan bulir air mata tidak saja mewakili kesedihan, namun cinta yang menyentuh.
Cinta, memang betul membuat kita seperti bersayap, terbang ke atas menembus keindahan dan kebaikan, dan Tuhan tahu hal itu, dan Tuhan juga lebih tahu saat kualitas cinta itu diuji dengan kesedihan cinta sejati itu akan terlihat bening di bulir air mata.Saya tahu saat Tuhan mengujinya seperti itu hadiah terbesar dariNya adalah : pelukanNya,,,dan itu lebih dari cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar