berawal dari laut, menjadi awan dan hujan
lewati liku telaga dan kelok sungai
mampir di gerbang sunyi bernama muara
kembali ke asal menuju lautan
dari awal kembali ke awal
dari rendah meninggi kemudian merendah
kesempurnaan yang hakiki
dari tiada menuju tiada
jadi, kenapa harus takut menjadi tiada
kenapa harus meronta untuk selalu meng-ada
mengapa harus ada kepedihan
kalau semua itu bentuk cinta
berjalan dari air menjadi awan dengan ikhlas
dari awan menjadi hujan dengan rela
bermesraan dengan kelok telaga dengan mesra
sebelum kembali ke asal
menuju laut
tempat semua kasih sayang berada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar