Nazarudin Hoja bertanya pada Gurunya :" kenapa saya diberi Tuhan istri cantik? "karena kamu pintar memilih dia, jawab sang Guru."sudah cantik,,baik pula",,karena kamu memang pintar memilih dia. "tapi kenapa dia bego?". Kalau dia pintar tidak akan memilih kamu, jawab Gurunya kalem.
Moral dari cerita diatas adalah, terlampau sering kita ingin yang baik tanpa mau yang buruk, mau indah tapi menghindar yang buruk. Mengharap bahagia enggan menerima kesedihan. Hidup ini memang aneh, saat bahagia datang dari pintu depan, pada saat yang bersamaan wajah pedih telah menunggu dari pintu belakang . Bahagia dan sedih seperti bandul jam, semakin bergerak ke kanan akan semakin kuat bandul itu menarik ke kiri.
Jadi yang dilakukan adalah menerima dikotomi, dualitas, baik-buruk, senang-susah dalam kemesraan yang sama. Gampang diucapkan namun sulit dilakukan,,,tapi bukankah kehidupan apapun ronanya adalah untuk dialami bukan sekedar dipelajari?. Jadi kalau sekarang lagi patah hati, atau sedang nge-fall in love,,,bukankah sudah saatnya untuk dialami. Patah hati dan jatuh cinta tidak sekedar berhubungan dengan kekasih, namun juga dengan Sang Maha Kasih. Pasang surut hubungan demikian bukankah mengasyikkan.
Jadi kalau hanya mau enak tapi enggan menerima yang tidak enak, sama saja menerima kebahagiaan dengan tangisan, tawar apapun keberuntungan yang menghinggap. Sehat terasa nikmat saat kita sakit. Persis seperti saat Nazarudin Hoja naik angkot, dihadapannya ada seorang wanita cantik dengan rok mini sehingga bagian yang paling dalam terlihat tanpa disadarinya, karena takut malu kalau diingatkan, tak kalah akal Nazar pun bernyanyi "indonesia tanah air beta" :,,,,,disanaaaa,,tempat lahir betaaa,,,dengan cepat wanita itu menutup kakinya :-).
Lantas apa hubungannya dengan kehidupan?hmmm kalau boleh di-ibaratkan kehidupan dengan wanita cantik,,kadang kita terlampau percaya diri sehingga lengah kalau hal yang amat vital dan dalam diabaikan, sehingga kita tersadar saat nyanyian bernama sakit, tangisan, kepedihan datang. Apa bagian vital dan dalam dari kehidupan? tanya saja pada nurani :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar