Di sudut pemikiran saya kadang terbit perasaan aneh, kenapa segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan selalu berwarna putih, mengapa kesucian selalu berwarna putih, lawannya adalah hitam selalu berkonotasi gelap, pedih dan keburukan. Entah siapa yang mulai dengan membiasakan warna ini dalam kultur kebudayaan sampai kita sendiri menerima tanpa syarat apapun. Sehingga tidak aneh kita selalu melihat sesuatu dalam frame hitam-putih, bahkan dalam berketuhanan-pun kita mencuci badan dan hati dari kotoran gelap menjadi putih. Lebih celaka lagi hal yang berhubungan dengan warna hitam akan di-cap keburukan. Misal warna abu-abu selalu berkonotasi plin plan, tidak putih tidak hitam. Jadi saat badan ada sedikit noda hitam, hati ada noktah hitam, maka dengan gampang akan men-general keseluruhan menjadi hitam.
Di depan rumah ada pohon yang sengaja saya tanam sekedar tempat berteduh awalnya, setelah beberapa tahun pohon itu tumbuh merindang menjadi tempat burung pipit membuat sarang. Setiap pagi burung itu selalu membuat saya terbangun karena kicaunya indah . Ada sepasang burung pipit membuat sarang dipucuk pohon dan setelah beberapa lama sarang itu dipenuhi warna suara ber cicit, rupanya mereka punya anak. Dan itu menambah kesibukan saya untuk bangun lebih pagi hanya sekedar mendengar kicau induk burung dan anaknya memulai hari. Sepasang burung bersuara indah itu bulunya hitam, hitam di punggung dan ada semburat putih di dada. Saya takjub dengan kontras warna bulu dan kicau, seperti menunjukkan pada saya, hitam bukan berarti buruk, ia hanya bagian kecil dari mozaik keindahan.
Apa yang ingin saya ceritakan adalah, mungkin memang benar dalam perjalanan hidup ini hati "putih" kita pernah ternoda noktah hitam. Namun kita belajar bahwa mencuci hati bukan berarti secara keseluruhan meruntuhkan warna yang ada dalam diri kita. Kita belajar dari tumpukan noktah hitam untuk terus maju ke depan. Kita tahu hitam tak selalu berbau keburukan. Dan sebaliknya buat saya warna putih bukan mewakili kesucian. Warna putih sebenarnya hanya ujung dari sekumpulan warna yang menyatu dan didalamnya ada warna hitam. Jadi apapun kesalahan masa lalu yang membuat hati kita seperti ternoda, buat saya hal itu absurd, yang lebih penting sebenarnya di sisi hati kita menerima semua kebaikan dan belajar memeluk kesalahan dalam kemesraan yang sama. Saya tahu itu karena belajar pada kicau burung pipit berbulu hitam. Indah,,,itu saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar