Kamis, 02 Juni 2011

wang wing wung


Aku sedang berteduh di depan emperan toko ketika petir tiba-tiba saja menyambar di dekat aku duduk, setengah terjingkat terkaget-kaget karena ada dua orang tiba-tiba berdiri di dekatku dengan senyum ramah. Maaf saya ingin berteduh juga seperti anda,,katanya. Apa yang bisa ku jawab selain berkata: silahkan,,negri ini bebas untuk berteduh dimana jua.

Sebenarnya aku tidak suka memperhatikan orang tidak dikenal, entah kenapa karena hati mengatakan mereka orang baik, sekedar basa-basi kuajak bicara, ngobrol tanpa arah. Makin lama makin hangat mulai obrolan politik, infotainment, kerjaan, sampai aku tersadar karena dua orang itu wajahnya begitu mirip. Yang membuat terkejut mereka berdua mirip aku.

"sedari tadi kita bicara, belum tahu siapa anda, namaku wing" aku mengenalkan diri
"namaku wang dan ini temanku wung" salah seorang mereka berkata
"kenapa kalian begitu mirip, maksudku mirip aku, keajaiban apa lagi yang aku alami?"
"tuan jangan takut, sebenarnya kami hanya pengawal tuan yang selama ini menemani"
"hah,,,aku punya pengawal?" selidik aku sedikit bangga. "dari mana kalian berasal?"
" hamba wang, berasal dari negeri awang-awang"
" hamba wung, berasal dari negeri uwung-uwung"
"kenapa kalian harus ada, siapa yang menugaskan ?"
"hamba menerima perintah ini dari Tuan Kebenaran, tugas hamba wang, mengawal tuan di sebelah kanan, sedangkan wung, mengawal tuan di sebelah kiri"
"jadi kalian mengikutiku kemana saja?",,,,"benar tuan, hanya sampai batas tertentu hamba tidak bisa menemani "hmmm aku mafhum, mana mungkin saat aku buang hajat mereka ada.
"jadi sejak kapan kalian menemaniku?"
"sejak tuan lahir sampai tuan kelak dipanggil Tuhan"
"hamba menemani tuan agar tuan tidak jauh dari Tuan Kebenaran, wang menggamit tangan kanan tuan, wung menggamit tangan kiri, agar tuan tidak terjebak dengan jalan yang menyesatkan"
"apakah semua manusia punya teman seperti aku?" yaaa setiap manusia ada tuan
"Kalau mereka menjaga, kenapa masih saja ada yang tersesatkan?"
"karena tuan bisa mengusirnya?" haah,,,bagaimana bisa?
"tuan,,,kami tidak saja menjaga tuan dari kiri-kanan, juga depan belakang, kadang wung yang tinggi besar menjaga tuan di luar, sedang hamba wang menjaga di dalam, wung menjaga badan tuan agar tak terluka, hamba wang menjaga hati tuan agar senantiasa lembut dan bercahaya"
"saat tuan merusakkan badan tuan dengan kehidupan yang fana, saat hati tuan selalu terisi dengan kesombongan,,,tugas hamba berhenti dan tuan berjalan sendiri, ini menyedihkan buat kami, tapi ini perumpamaan buat orang lain, hamba berterima kasih karena tuan telah membuat kami kerasan, meskipun terkadang hamba tak mengerti apa yang tuan lakukan"
(sialan,,,jangan-jangan mereka berdua tahu semuanya)

"apakah kalian semacam malaikat?"
"apapun keberadaan kami, hanya Tuan Kebenaran yang mengerti, tugas hamba berdua hanya menjaga sampai tuan bertemu keabadian, tugas hamba hanya memastikan kalau tuan terhibur saat ditempa kesedihan"
"ahh,,,masa? kalian menghibur hatiku yang sering merenungi kehidupan karena mataku banyak melihat kesedihan, dimana kalian saat aku bersedih?"
"hamba ada disamping tuan meskipun tuan tidak melihat, hamba yang menyanyikan kidung kelembutan saat tuan terlelap, hamba yang membesarkan semangat dan hati saat tuan menangisi kepedihan"
"lantas kenapa kalian baru sekali ini menampakkan diri?"
"kami menerima perintah dari Tuan kebenaran untuk menemui tuan, dan memberi pesan dari Beliau, agar tuan bersabar, apapun luka yang tuan sandang sekarang, hanya sementara, Beliau bilang ini hanya wujud kecintaanNya , hanya orang yang Beliau cintai selalu diberi canda dan gurauan, hamba yang mengawal tuan, teramat bangga bisa mendampingi tuan" hahaha,,,jadi ge-er. Tuhan sayang sama saya (yaaa,,,Tuhan kenapa candaMu menjadi air mata buatku)
"benar tuan, yang perlu tuan lakukan hanya bersabar, ini yang Beliau pesankan"

"apakah kalian juga bisa melihat masa depan?"
"kalau masa depan menurut persepsi tuan adalah waktu yang akan datang, hal mudah bagi kami, karena waktu tidak mengikat kami"
"boleh tahu sesuatu hal kalau ini tidak melanggar tugas yang Tuan Kebenaran berikan"
"apa yang ingin tuan tanyakan?" mereka mendekat
"aku ingin tahu,,kelak,,bla,,bla,,bla"aku bisikkan pada mereka
"hal yang mudah menjawab itu tuan, bahkan anda sendiripun sudah bisa menjawabnya"
"aku terikat waktu, kalau tahu ga mungkin tanya kalian"
"tuan,,,ketika keyakinan telah mengakar sedemikian kuat di dalam hati tuan, apapun yang tuan pikirkan, yang tuan bayangkan sekarang, selama itu menjadi kebaikan dan kebenaran, kelak akan menjadi kenyataan"
"loh,, itu kan teori relatifitas waktu-nya Einstein?"
"apapun yang tuan katakan, tuan adalah manusia mahluk kesayanganNya, kehidupan dunia seisinya hanya milik tuan semata, termasuk waktu, masa depan, masa lalu, tuan yang membuatnya, sedangkan Beliau hanya menyediakan mekanismenya, tuan yang akan menjalankannya, asal ini demi kebaikan dan kebenaran"
"ahhhh betapa senangnya jawabanmu itu"
"terima kasih tuan"

"ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan"
"hamba siap menjawabnya tuan"
"apa hakikat cinta?"
"cinta adalah wujud dari kasih sayangNya"
"terlalu klise jawaban itu" aku menyela
"tuan,,,hamba, tuan sendiri, semua mahluk yang ada di dunia ini, memiliki hakikat yang sama, berasal dari wujud yang sama, yaitu cinta, cinta yang berasal dari cahayaNya, cinta yang berisi kelembutan sekaligus kasih sayang, dari sana kita semua berasal, hanya dalam tataran di dunia kita memiliki tugas yang tak sama, dan tuan sebagai manusia memiliki tugas terberat yaitu membimbing kami semua sebelum menemuiNya"
aku melongo dengan jawaban yang begitu tak ku mengerti
"lantas kenapa harus ada kesakitan yang disebabkan cinta"
"cinta tidak mungkin menyakitkan, kalau manusia menerima kesakitan akibat cinta, tuan harus tahu ada ketidak jujuran, ada kebohongan, ketulusan yang dimanipulasi, ada tendensi disana dan itu bukan cinta, hanya mengatas namakan cinta"
"tuan harus tahu, saat itu terjadi, hanya perlu menunggu waktu untuk merasakan kesakitan yang panjang, cinta adalah energi paling murni, jangan disalah gunakan untuk bermain-main dengan kehidupan"
"hmmm,,," aku eja satu satu kata yang baru saja diucapkan
"maaf waktu kami sempit kami harus pergi tuan"
"mau kemana, kan kamu akan selalu ada disini"
"maksudnya kami akan kembali ke wujud kami, kami akan tetap menjaga tuan" kata mereka sambil tersenyum

"boleh aku bertanya satu hal sebelum kalian kembali?"
"silahkan tuan"
"bagaimana aku tahu kalau langkahku ini berada di jalan kebenaran?"
"apapun langkah tuan, selama ini untuk kebaikan dan keindahan, jangan takut untuk tersesat, apa yang tuan lakukan sudah benar, walau dalam bentang waktu masih ada belepotan disana sini, kami tahu bagaimanapun manusia perlu berproses untuk kembali"
"aku senang punya teman kalian, bisa diajak berdiskusi, bagaimana kalau aku ingin bertemu kalian lagi?"
"tuan bisa menemui kami kapan pun saja, blog ini juga rumah kami"jawab mereka tersenyum, ganti aku yang melongo
"maaf kami harus pergi tuan, jangan bersedih, hanya dengan bersabar, kelak tuan akan tahu kebenarannya"
Tiba-tiba petir kembali menggelegar, bersamaan dengan itu mereka menghilang, hanya ada kata: kami pamit tuan
Aku tersadar hujan telah reda, apapun yang baru saja aku temui, menjadi semacam penanda, kalau kehidupan selalu saja berujung pada kebenaran, meskipun kita melewatinya dengan kesakitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar