Kamis, 16 Juni 2011

when,,,


"when you totally flow, the agony disappear, pain becomes pleasure-tatkala manusia sepenuhnya mengalir, seluruh luka mendalam menghilang, kesedihan menjadi kesenangan" Gede Prama; Rumah Kehidupan Penuh Keberuntungan

Tuhan,,,
Engkau Maha pemberi maaf
aku panjatkan pinta ini padaMu
untuk orang yang aku sayangi
yang telah memberi warna dalam kehidupanku ini
ampuni semua khilaf dan salah
hilangkan semua perih dan luka
yang selalu terus dibawa
biarkan sesal itu lenyap
berganti harapan akan kebaikanMu

Tuhan,,,
untuk orang yang aku sayangi
apapun kesulitan yang menghimpit
kesumpekan hidup yang makin sempit
beri pundak yang kuat
agar kuat menahan beban kehidupan
pantaskan untuk menerima kebaikanMu
cantikkan jiwa agar senantiasa
tidak melakukan hal yang sia-sia
di kehidupan yang teramat singkat
pegang jemari lemah kami erat-erat
agar selalu berada dalam dekapanMu
semoga dengan doa ini
bahagia selalu mengiringi
hari demi hari

Kamis, 09 Juni 2011

sunyi, pintu masuk ke rumahNya


semula,,,
saya paling membenci sepi
ada rasa hampa, kosong, ketidak teraturan,
waktu seperti menghimpit dada ini
dan anehnya waktu menjadi tidak bergerak
perasaan yang tidak nyaman ini
membuat saya teramat membenci sepi

perasaan ini berubah
ketika beberapa waktu lalu
saya sempat melihat kematian
yaa,,,saya bilang kematian
ketika melihat daun yang menguning terlepas dari tangkainya
begitu indah melayang di udara perlahan sebelum menyentuh bumi
saya menangkap ada keheningan, ada sunyi sesaat

begitu membekas momen itu,,,
akhirnya dengan pemahaman yang subyektif berkesimpulan
sepi, sunyi, hening adalah bahasa terindah Tuhan
tempat paling mesra untuk menjumpaiNya
tidak dengan gegap gempita

sepi, hening, sunyi
kata yang dulu sempat dihindari
dan selalu saja mengikuti kemana pergi
membuat saya tersadar sekaligus beruntung
disana saya menemukan pintu masuk rumahNya
semacam koridor
buat mengendapkan luka, sedih, gembira atau apa saja
tempat kita melepas kata doa, harapan dan pinta
berdiri menghadapNya dengan membawa tubuh kotor
dan tak malu telanjang dihadapanNya

Rabu, 08 Juni 2011

Spirit


Kami telah terlalu payah dicekoki dengan jargon yang ujungnya adalah menelan ludah
kami terlanjur tidak percaya janji yang hanya berujung dusta
betul,,,kami hanyalah sekumpulan nyamuk kecil yang tak memberi arti menurut kalian
kami bekerja bukan dengan loyalitas tapi profesionalitas
dada ini telah sempit karena spirit yang menghuni dalam hati kini menjadi lelah
jadi jangan salahkan kalau hari ini menuntut keberadaan
bukan untuk diakui tapi,,,
dimana hak yang telah dijanjikan setelah kewajiban ditunaikan

Haii,,,kalian yang merasa berjasa untuk membangun sebuah "rumah"
tempat kita bersama berteduh
dengan hak apa merasa kalian lebih berjasa,,,
bukankah rumah ini dindingnya bercampur keringat kami
ada darah yang mengucur di lantai
ketika kami merasa rumah adalah harapan mewujudkan mimpi

Jadi,,,kalau hari ini kami hanya diam
ketika perlahan rumah yang telah lama kita tempati meluruh
tak bisa berbuat apa-apa kalian semua
karena rumah ini dibangun dengan pondasi spirit yang ada dalam hati ini
kalian harus tahu spirit ini telah hilang
ketika mata menyaksikan kesewenang-wenangan
ketidak adilan yang memaksa kami terbungkam
hak yang dilecehkan dengan beribu alasan
mengkebiri akal sehat kami dengan segepok aturan
tunggu,,,tunggu saja sampai rumah ini runtuh
saat penyesalan hanya ucapan sia-sia
air mata,,,sudah tak ada
ia mengering ketika perih mengiring
saat dengan tulusnya
kalian mengiris rasa keadilan
untuk ditukar dengan kepentingan

Ketika spirit ini hilang
biarkan kami pergi
karena rumah ini sudah bukan tempat kami lagi

*catatan orang pinggiran

Jumat, 03 Juni 2011

suatu malam di ujung waktu



Kau tahu,,,
terkadang bulan pun merasa sendiri
mengapa mengira bulan selalu tersenyum
ia bahkan pernah menangis semalaman
hanya untuk memastikan
kalau kita setia memandangnya dari kejauhan
bukan melihatnya lewat bayangan di kejernihan telaga
baginya ini terasa menyakitkan

terkadang bulan pun merasa iri
mengapa sekalian tak menjadi matahari

entah berapa kali mengutuki diri sendiri
disalah pahami dengan kelembutan
betapa berat menanggung sesal
hanya untuk menyembunyikan bopeng
mewakili perjalanan hidup kelam

menyesal,,,?
entahlah,,kadang rasa bersalah
menelikung kejujuran dan ketulusan
bosan dengan janji
kalau kelak
berujung bahagia

katanya,,,

Kamis, 02 Juni 2011

wayaaouw,,,(a serenade for Pinkan)

mungkin banyak hal yang aku lewatkan darimu
senyum kamu yang mengindahkan hari
kadang aku sendiri menjadi tak mengerti
makin hari aku tak ingin menjauh darimu

rahasia apa di balik senyum kamu
saat bibir lembut itu mendarat di pipiku
persis ketika lampu merah menyala
saat ku tanya kenapa?
dirimu hanya tersenyum sembari memalingkan muka

kamu harus tahu
lampu traffic light menjadi saksi
bersama orang yang memandang kita
di kanan dan kiri seolah iri

aku juga tahu
ciuman kamu hanya sebuah pengakuan
kamu-aku saling menyayangi
untuk saling mengisi hari esok
dengan keindahan kasih sayang

hmmm,,,
besok akan aku cari lampu merah terlama
agar kamu bisa cium pipiku sepuasnya
hanya satu kata yang terucap
wayaaouw,,,
betapa indahnya

wang wing wung


Aku sedang berteduh di depan emperan toko ketika petir tiba-tiba saja menyambar di dekat aku duduk, setengah terjingkat terkaget-kaget karena ada dua orang tiba-tiba berdiri di dekatku dengan senyum ramah. Maaf saya ingin berteduh juga seperti anda,,katanya. Apa yang bisa ku jawab selain berkata: silahkan,,negri ini bebas untuk berteduh dimana jua.

Sebenarnya aku tidak suka memperhatikan orang tidak dikenal, entah kenapa karena hati mengatakan mereka orang baik, sekedar basa-basi kuajak bicara, ngobrol tanpa arah. Makin lama makin hangat mulai obrolan politik, infotainment, kerjaan, sampai aku tersadar karena dua orang itu wajahnya begitu mirip. Yang membuat terkejut mereka berdua mirip aku.

"sedari tadi kita bicara, belum tahu siapa anda, namaku wing" aku mengenalkan diri
"namaku wang dan ini temanku wung" salah seorang mereka berkata
"kenapa kalian begitu mirip, maksudku mirip aku, keajaiban apa lagi yang aku alami?"
"tuan jangan takut, sebenarnya kami hanya pengawal tuan yang selama ini menemani"
"hah,,,aku punya pengawal?" selidik aku sedikit bangga. "dari mana kalian berasal?"
" hamba wang, berasal dari negeri awang-awang"
" hamba wung, berasal dari negeri uwung-uwung"
"kenapa kalian harus ada, siapa yang menugaskan ?"
"hamba menerima perintah ini dari Tuan Kebenaran, tugas hamba wang, mengawal tuan di sebelah kanan, sedangkan wung, mengawal tuan di sebelah kiri"
"jadi kalian mengikutiku kemana saja?",,,,"benar tuan, hanya sampai batas tertentu hamba tidak bisa menemani "hmmm aku mafhum, mana mungkin saat aku buang hajat mereka ada.
"jadi sejak kapan kalian menemaniku?"
"sejak tuan lahir sampai tuan kelak dipanggil Tuhan"
"hamba menemani tuan agar tuan tidak jauh dari Tuan Kebenaran, wang menggamit tangan kanan tuan, wung menggamit tangan kiri, agar tuan tidak terjebak dengan jalan yang menyesatkan"
"apakah semua manusia punya teman seperti aku?" yaaa setiap manusia ada tuan
"Kalau mereka menjaga, kenapa masih saja ada yang tersesatkan?"
"karena tuan bisa mengusirnya?" haah,,,bagaimana bisa?
"tuan,,,kami tidak saja menjaga tuan dari kiri-kanan, juga depan belakang, kadang wung yang tinggi besar menjaga tuan di luar, sedang hamba wang menjaga di dalam, wung menjaga badan tuan agar tak terluka, hamba wang menjaga hati tuan agar senantiasa lembut dan bercahaya"
"saat tuan merusakkan badan tuan dengan kehidupan yang fana, saat hati tuan selalu terisi dengan kesombongan,,,tugas hamba berhenti dan tuan berjalan sendiri, ini menyedihkan buat kami, tapi ini perumpamaan buat orang lain, hamba berterima kasih karena tuan telah membuat kami kerasan, meskipun terkadang hamba tak mengerti apa yang tuan lakukan"
(sialan,,,jangan-jangan mereka berdua tahu semuanya)

"apakah kalian semacam malaikat?"
"apapun keberadaan kami, hanya Tuan Kebenaran yang mengerti, tugas hamba berdua hanya menjaga sampai tuan bertemu keabadian, tugas hamba hanya memastikan kalau tuan terhibur saat ditempa kesedihan"
"ahh,,,masa? kalian menghibur hatiku yang sering merenungi kehidupan karena mataku banyak melihat kesedihan, dimana kalian saat aku bersedih?"
"hamba ada disamping tuan meskipun tuan tidak melihat, hamba yang menyanyikan kidung kelembutan saat tuan terlelap, hamba yang membesarkan semangat dan hati saat tuan menangisi kepedihan"
"lantas kenapa kalian baru sekali ini menampakkan diri?"
"kami menerima perintah dari Tuan kebenaran untuk menemui tuan, dan memberi pesan dari Beliau, agar tuan bersabar, apapun luka yang tuan sandang sekarang, hanya sementara, Beliau bilang ini hanya wujud kecintaanNya , hanya orang yang Beliau cintai selalu diberi canda dan gurauan, hamba yang mengawal tuan, teramat bangga bisa mendampingi tuan" hahaha,,,jadi ge-er. Tuhan sayang sama saya (yaaa,,,Tuhan kenapa candaMu menjadi air mata buatku)
"benar tuan, yang perlu tuan lakukan hanya bersabar, ini yang Beliau pesankan"

"apakah kalian juga bisa melihat masa depan?"
"kalau masa depan menurut persepsi tuan adalah waktu yang akan datang, hal mudah bagi kami, karena waktu tidak mengikat kami"
"boleh tahu sesuatu hal kalau ini tidak melanggar tugas yang Tuan Kebenaran berikan"
"apa yang ingin tuan tanyakan?" mereka mendekat
"aku ingin tahu,,kelak,,bla,,bla,,bla"aku bisikkan pada mereka
"hal yang mudah menjawab itu tuan, bahkan anda sendiripun sudah bisa menjawabnya"
"aku terikat waktu, kalau tahu ga mungkin tanya kalian"
"tuan,,,ketika keyakinan telah mengakar sedemikian kuat di dalam hati tuan, apapun yang tuan pikirkan, yang tuan bayangkan sekarang, selama itu menjadi kebaikan dan kebenaran, kelak akan menjadi kenyataan"
"loh,, itu kan teori relatifitas waktu-nya Einstein?"
"apapun yang tuan katakan, tuan adalah manusia mahluk kesayanganNya, kehidupan dunia seisinya hanya milik tuan semata, termasuk waktu, masa depan, masa lalu, tuan yang membuatnya, sedangkan Beliau hanya menyediakan mekanismenya, tuan yang akan menjalankannya, asal ini demi kebaikan dan kebenaran"
"ahhhh betapa senangnya jawabanmu itu"
"terima kasih tuan"

"ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan"
"hamba siap menjawabnya tuan"
"apa hakikat cinta?"
"cinta adalah wujud dari kasih sayangNya"
"terlalu klise jawaban itu" aku menyela
"tuan,,,hamba, tuan sendiri, semua mahluk yang ada di dunia ini, memiliki hakikat yang sama, berasal dari wujud yang sama, yaitu cinta, cinta yang berasal dari cahayaNya, cinta yang berisi kelembutan sekaligus kasih sayang, dari sana kita semua berasal, hanya dalam tataran di dunia kita memiliki tugas yang tak sama, dan tuan sebagai manusia memiliki tugas terberat yaitu membimbing kami semua sebelum menemuiNya"
aku melongo dengan jawaban yang begitu tak ku mengerti
"lantas kenapa harus ada kesakitan yang disebabkan cinta"
"cinta tidak mungkin menyakitkan, kalau manusia menerima kesakitan akibat cinta, tuan harus tahu ada ketidak jujuran, ada kebohongan, ketulusan yang dimanipulasi, ada tendensi disana dan itu bukan cinta, hanya mengatas namakan cinta"
"tuan harus tahu, saat itu terjadi, hanya perlu menunggu waktu untuk merasakan kesakitan yang panjang, cinta adalah energi paling murni, jangan disalah gunakan untuk bermain-main dengan kehidupan"
"hmmm,,," aku eja satu satu kata yang baru saja diucapkan
"maaf waktu kami sempit kami harus pergi tuan"
"mau kemana, kan kamu akan selalu ada disini"
"maksudnya kami akan kembali ke wujud kami, kami akan tetap menjaga tuan" kata mereka sambil tersenyum

"boleh aku bertanya satu hal sebelum kalian kembali?"
"silahkan tuan"
"bagaimana aku tahu kalau langkahku ini berada di jalan kebenaran?"
"apapun langkah tuan, selama ini untuk kebaikan dan keindahan, jangan takut untuk tersesat, apa yang tuan lakukan sudah benar, walau dalam bentang waktu masih ada belepotan disana sini, kami tahu bagaimanapun manusia perlu berproses untuk kembali"
"aku senang punya teman kalian, bisa diajak berdiskusi, bagaimana kalau aku ingin bertemu kalian lagi?"
"tuan bisa menemui kami kapan pun saja, blog ini juga rumah kami"jawab mereka tersenyum, ganti aku yang melongo
"maaf kami harus pergi tuan, jangan bersedih, hanya dengan bersabar, kelak tuan akan tahu kebenarannya"
Tiba-tiba petir kembali menggelegar, bersamaan dengan itu mereka menghilang, hanya ada kata: kami pamit tuan
Aku tersadar hujan telah reda, apapun yang baru saja aku temui, menjadi semacam penanda, kalau kehidupan selalu saja berujung pada kebenaran, meskipun kita melewatinya dengan kesakitan.

Rabu, 01 Juni 2011

ajari hamba

Tuhan,,,
ajari hamba
untuk melihat cahayaMu
tidak dengan keperihan
sebab mata ini terlalu lama
dimanja dengan hal maya
hingga melihat pendar cahayaMu
hamba hanya menangis perih
tak sanggup rasakan
betapa kesakitan telah menembus nadi
kelembutan yang hamba kira kesejukan
menjadi pisau tajam merobek hati

Tuhan,,,
ajari hamba
untuk melihat cahayaMu
bukan dengan tangisan
namun dengan keikhlasan
telah lama hamba terlena
melihat sesuatu dengan sahaja
tetap saja hamba tak sanggup
saat kepedihan dengan naif
menari-nari diatas kepala

Tuhan,,,
ajari hamba
melihat pendar cahayaMu
dengan ketulusan
karena hamba percaya
kelak akan Engkau tunjukkan
beda tawa dan tangisan
beda kebenaran dan kepalsuan
beda kesejatian dan kesemuan