Samakah surgamu dengan surganya
Beribu gumam memenuhi langit, untaian doa begitu banyaknya sehingga malaikat sibuk menangkap agar bisa di seleksi mana pinta sesungguhnya, mana hanya sekedar mengobral keserakahan belaka.
Beribu kunang melesat ke angkasa, kerlipnya melesakkan langit sebagai perwujudan doa dari manusia. Betapa malaikat sibuk memilah, mana yang meminta ampun, mana yang meminta di hilangkan masalahnya, mana yang meminta semakin ditambah hartanya.
Semua doa akan dikabulkan oleh Nya, ada yang dimudahkan, dihilangkan bebannya, ada yang diangkat derajatnya, dipenuhi hartanya, ada yang di tangguhkan untuk diberikan saat nanti di surga. Semua doa tiap detik, jam, hari dikabulkan tanpa jeda.
Dimana terimakasihnya?
Di dunia, pengen kaya, bila mati bisa masuk surga, logika hidup yang sempurna. Samakah surgamu dengan surganya? Sementara yang papa berharap kelak di surga bisa makan secukupnya, sementara surgamu menggambarkan kemegahan tiada tara.
Samakah surgamu dan surganya?
Di dunia kau membuat hegemoni untukmu sendiri, sementara akibat keinginanmu, banyak orang termiskinkan meringkuk di sudut jaman, hanya bisa berdoa : cukupkan kenyang untuk anakku ya,,,, Tuhan, biarkan rasa laparku menentramkan anakku. Bisakah surgamu sama dengan surganya?
Kau memelihara kenaifan kenaifan sembari menafikan sesamamu, kau menumpuk semua alasan mulai dari harta hingga kekuasaan, di tengah ladang2 penderitaan dan pengkhianatan atas nama kemanusiaan. Bisakah surgamu sama dengan surganya?
Tuhan menyaksikan semuanya, Tuhan juga mengabulkan semua pinta, Tuhan hanya menangguhkan keadilan bukan di dunia, tapi nanti di kehidupan abadi, sebaik2 keadilan tempat semua yang tiada akan meniada bertemu dengan khaliqnya.