Rumahku dua
Rumahku dua, satu di hati, satu di pikiran
Satunya menemani kelembutan, yang lain meruang dengan logika
Rumah hati, sering kosong melompong, hingga di tempati hantu logika dan liar melolong
Rumah pikiran terbatas panca indera,namun meng-klaim kebenaran miliknya,
Rumah hati selalu menuruti emosi kadang keraguan menyelimuti hari demi hari
Rumahku dua, satu di hati yang jarang tersirami, hawa panas memenuhi dada, kesumpekan melanda
Rumah pikiran selalu ditinggal mengembara hingga tahayul menjadi penghuninya
Rumah pikiran membangun tembok tinggi2, menjadikan penjara ego tak tertandingi, merobohkannya susah sekali
Rumah hati membangun penjara, kebenaran sejati penghuninya, melepaskannya hanya perlu mengingat pada Nya