Rabu, 11 September 2019

Reddoorz dan OYO

Reddoorz dan OYO
Semula saya gak mudeng tiba tiba hotel di Malang terpampang tulisan reddoorz dengan warna merah mencolok,  dan menyasar pada hotel lowbudget,  saya pikir reddoorz semacam building management yang terbiasa mengelola managemen hotel beserta jaringan macam ibis, aston dsb. Baru tahu ternyata ia adalah startup untuk pencarian hotel online. Mirip traveloka mungkin,  hanya ia fokus pada jaringan hotel.  Dan saya semula berfikir ini pasti milik orang Indonesia,  ehh salah lagi,  reddoorz milik orang India yang menyasar pada potensi pasar Indonesia sebagai tujuan pariwisata yang ujungnya info hotel begitu penting.  

Belum kenal secara mendalam reddoorz,  tiba2 ada saingan juga berasal dari India bernama OYO,  sama sama sebagai startup jaringan hotel secara online,  ke depan reddoorz dan oyo akan bersaing ketat pada segmen budget hotel.  Saya gak tahu apakah hotel2 brands dengan segmen berbeda akan merasa tersaingi? Tapi dengan melihat tumbuhnya hotel budget yang mulai penuh okupansinya,Reddoorz dan OYO begitu agresif,  mau gak mau akan terasa efek kehadirannya. 

Dengan merangangseknya reddoorz dan OYO. Ke depan saat kita travelling kemanapun,  pencarian hotel dengan budget tertentu akan semakin mudah. Masalah persaingan pasti akan ketat.  Jujur nama OYO agak sedikit lucu karena dalam bahasa Jawa bisa berarti kencing.  Apakah OYO sebagai pemain termuda akan "mengencingi" reddoorz dan yang lain,  waktu akan menjawabnya. 
😁
Catatan : jika pintu merah dikencingi, pasti pesing,,,, 😂


Senin, 09 September 2019

BJ Habibie

BJ Habibie

Membaca curhatan BJ Habibie di fb,  andai benar di sisa umur beliau sekarang merasa kesepian bikin trenyuh, meskipun saya ga percaya.  Seorang Bacharuddin Jusuf Habibie di anugerahi kecerdasan lebih sehingga ada istilah berotak Jerman berhati Mekah, kesepian di sisa umur beliau,  jujur agak tidak masuk akal. Ilmu pengetahuan telah mengantarkannya pada gerbang  kekhusyukan beliau menemui rahman rahim Nya. Sebab sejauh jauh ilmu pengetahuan dan membuat penemuan bagi kemudahan umat manusia,  sang penemu pasti akan mentok pada satu hal : ada sang Maha dibalik semuanya.

Sebagai manusia,  usia memang perlahan akan membuat badan wadag kita ringkih.  Fungsi organ yang makin menurun,  metabolisme yang melambat, menimbulkan sakit disana sini. Namun jangan tanya masalah kalbu,  jiwa,  akan semakin bersemangat dan muda,  sebab disuruh atau tidak,  dicari atau menghindar,  semua jiwa manusia akan merindukan Tuhannya,  merindukan kampung ke abadian tempat dia kembali.  Hal yang terkait "kesuksesan " di dunia hanya pemandangan sebentar mirip kita melihat sunset saat travelling,  tidak selamanya. Bukankah hidup di dunia mengikuti siklus : Tiada - meng-ada - meniada. 

Lahir di dunia karena memang sebelumnya tiada,  menapaki jejak hidup meraih karir, jabatan kuasa, harta adalah proses meng-ada, puncak perjalanan manusia akhirnya akan turun merasakan proses meniada. Kala dipuncak2 kehidupan,  manusia mulai merasa dan mencari kesejatian, hidup yang benar2 hidup: "menyadari disini hanya sementara". Disaat berada di puncak itulah BJ Habibie saya yakin menemukan cahaya.

Bagi beliau,  kesepian bukanlah kepedihan , ia adalah ruang tempat bercengkerama dengan Tuhan nya,  ruang rindu kata letto.  Baginya,  istri anak,  adalah fragment hidup yang pernah mampir,  datang lalu pergi untuk kelak bisa berkumpul kembali.  Dari cara beliau menuangkan cinta pada almarhumah ibu Ainun,  saya tahu,  siapa BJ Habibie yang sebenarnya : hidup hanyalah potongan2 waktu yang harus diisi dengan kebaikan,  dan kebaikan yang paling indah tiada lain hanyalah cinta.  Saat itu menjadi keseharian , sakit hanya cara Tuhan menunjukkan kemesraan pada nya.


Sabtu, 31 Agustus 2019

Saat rindu hanya niscaya

Saat kata2 hanya berisi pinta
Saat doa melesat tak pernah kembali membawa warta
Kembali lah ke sunyi
Tempat dimana rindu hanya sebentuk doa yang niscaya

Belajar pada angin

Hiduplah seperti angin
Bergerak dari yang tertinggi menuju kerendahan hati
Bergerak tanpa rencana, namun keikhlasan semata
Berjalan tanpa mencari,  namun memberi

Minggu, 14 Juli 2019

Manusia ruang





Kalau lihat gambar dibawah, apa pendapat anda,  satu bayi mungil lucu dan menggemaskan,  satu pemandangan bromo dilihat dari pananjakan, tampak gunung batok di depan, kaldera bromo dengan latar belakang gunung semeru. Yang satu penuh kelembutan,  yang satu mewakili maskulinitas,  tetapi dua-duanya memiliki persamaan : damai,,,,, 

Kita mungkin pernah bertemu seseorang tanpa kita kenal baik,  tapi rasanya berdekatan dengannya begitu damai.  Saat logika kita mencoba 
melabel-i orang tersebut,  kita kesulitan,  profesinya apa kita tak tahu,  kemahirannya apa,  jabatannya apa. Tapi begitu diajak ngobrol apa saja semuanya mengalir penuh kegembiraan, apapun topiknya mampu bicara dari sudut berbeda, bahkan alur berfikirnya bikin kita terkaget2. Orang tersebut tak bisa di tempatkan dalam ruang, seperti jabatan, profesi lainnya. Karena dirinya yang menyediakan tempat bagi semua jabatan, profesi dan apapun juga. Ia yang menyediakan ruang untuk semua,  saya suka menyebutnya manusia ruang, sejenis manusia yang telah menyatu dengan makro/mikro kosmis,  ia sendiri ruang dan waktu.  

Kembali pada gambar bayi dibawah ini,  siapapun orangnya pasti akan tersenyum melihat bayi,  dan bayi akan tersenyum tanpa melihat niat, jabatan dan profesi orang yang memandangnya.  Bayi adalah contoh manusia ruang. Yang lain di sekitar kita mungkin banyak,  tak terlihat tapi terasakan (incognito)

Rabu, 10 Juli 2019

Brodien van klompen

S
Saya punya temen pengagum pesepak bola Belanda Robin van Persie sehingga namanya semula badarudin (dipanggil broedin) ganti jadi broedin van persie, ketika belanda kalah dari argentina dia patah arang, namanya dirubah jadi broedin van klompen(saat Belanda kalah yang namanya tv dilempar sama klompen alias bakiak) 

Yang menarik katanya keimanan seseorang biaa dilihat dari kemajuan sepakbolanya, jadi saat belanda  kalah dia punya analisa sendiri katanya pemainnya sudah pada matre semua,  lupa dengan filosofi sepak bola belanda  dengan total footballnya yang menekankan pada konsistensi menyerang,ke-istiqomah-an. Yang menarik menurut analisa temen saya,  puasa juga memiliki ruh yang sama mirip filosofi sepak bola.  Menurut van klompen, "beliau" bilang ada 3 aspek yaitu hablumminallah, hablumminannas dan ini yang agak kurang ajar :  hablum minannaar.

Katanya : kalau yang 2 aspek pertama saja ente ga sampe,  yang terakhir yang akan ente peroleh. 
"dien ente kok nakutin gitu"?. Loh broken wing puasa itu rahmat. Ampunan dan pembebasan dari naar, kalau yang 2 diawal saja ga dapat maka yang terakhir hadiahnya, logikanya gitu. Saya hampir semaput mendengar "fatwa"nya yang cukup berani.

Terus apa hubungannya dengan sepak bola? Dilapangan,  bola adalah sentral dan satu satunya bola yang diperebutkan pemain sebanyak 22 orang,  dalam puasa juga demikian. ibaratnya kita fokus satu-satunya padaNya, lah kalau akhirnya semata2 fokusnya demi fulus rasain kalau belanda kalah. Sama seperti puasa fokusnya DIA, kalau semata2 puasa bukan pada Nya sama saja  fokusmu pada yang lain dan berujung fokus pada  hablumminnannaar.....hehehe. 

Iki logika piye to dien,,,,, sak karepmu dewe,,,,, 
Tiba2 didepan lewat SPG rokok dengan rok mini,  Broedin seketika matanya melotot
"dien fokus2" kata saya
"iki wis fokus brokenwing,,, wes mendelik ngene mosok kurang fokus".
"fokus hablumminannar yo dien"
Plakkkkk,,,,,, kepala broedin seketika di jitak istrinya mbak Sari(saripah) : " yo ngono terus2no,,,,, awas nek jaluk jatah,  tak kon turu kursi".
Haaaahaaa 😂😂,,,,,,rasain ente dien,  saya ketawa ngakak sambil menjauh, broedin hanya meringis kesakitan.

Sabtu, 06 Juli 2019

Sekul(nasi) vs school (sekolah)


School ke sekolah
Kalau saya bilang anti sekolah,  pasti banyak yang gak setuju.  Anti bukan dari cara kita memperoleh pengetahuan, tapi sistem nya. Saya adalah produk sistem sekolah orde baru dimana didalamnya menekan kan kecerdasan IQ.  Dengan adagium : sekolah adalah cara menuju sukses,  maka yang pintar IQ nya logikanya meraih sukses. Kebetulan saya bukan salah satu yang pintar 😁😁. Saya tidak tahu apakah pintar sama sengan cerdas,  dijaman saya sekolah, kecerdasan lainnya belum diperhatikan,  seperti kecerdasan EQ dsb. 

Dunia sudah berubah,  dulu sekolah sebenarnya diarahkan untuk mengisi lapangan pekerjaan yang memang mengadopsi dari barat dimana pekerjaan(korporasi) identik dengan logika (sekolah) bahkan kata sekolah sebenarnya sarapan dari kata school.  Apakah sekarang sekolah penting? Jika merujuk pada pembelajaran mengenai hidup,  teramat penting,  tapi jika hanya menghafal sejumlah pengetahuan,  kita bisa mendapatkannya di google (mega ensiklopedia). 

Misal,  tak semua jurus2 tentang budididaya udang diperoleh di bangku kuliah,  mereka menyediakan dasarnya saja (default mode).  Sehingga saat terjun langsung ditengah derasnya arus mainstream perubahan yang cepat pada budidaya,  agak gelagapan awalnya dulu.  Namun mengikuti derasnya aliran tanpa punya standar basic juga agak mengerikan karena kontrolnya akan lemah. Proses perubahan di lapangan akan menjadi pengetahuan baru yang akan terus diuji keberhasilannya. 

Kembali lagi,  sekolah hanya menyediakan default mode, sisanya harus cari sendiri.  Jika anda merasa bangga sebagai sarjana baru, saya akan bilang anda hanya raw material . Pengalaman interview dengan kandidat calon pekerja, sampai pada kesimpulan itu,  dan perusahaan tidak hanya menerima karena anda pintar,  tapi juga memiliki sikap emosional bagus.

 Saya pernah bekerja sama saat kuliah, dengan beberapa temen bule londo, dalam sebuah penelitian kebetulan satu bidang dengan skripsi,  mereka bilang disana tidak ada S1, tapi D3 sehingga saat lulus bisa langsung diterima bekerja,  sedang temen londo saya ini lanjut sekolah untuk jadi peneliti sehingga lulus langsung master setara S2.

Jadi kesimpulannya,  apakah sekolah perlu? Jawabannya perlu sebagai sarana sosialisasi kelak saat kamu reuni . Makanya saya gak suka home schooling,  membayangkan reuninya gimana.  Masalah ilmu pengetahuan bisa diperoleh di mbah google.  Satu2 yang harus menemukan guru,  buat saya adalah bagaimana membuat sikap ahlaqmu bagus,  sisanya bisa diperoleh sambil jalan, (jangan mengira kamu bisa merubah dunia saat hanya hal kecil saja seperti budipekerti tak bisa, sebab dunia saat ini telah dikuasai nafsu berlebihan pada benda sebagai parameter kesuksesan,  dan itu diperoleh berawal dari kamu rajin berangkat ke sekolah) 
udah gitu aja,,,,,