Sabtu, 15 Juni 2013

Que sera sera - (belajar hidup untuk hari ini)



When I was just a little girl
I asked my mother, what will I be
Will I be pretty, will I be rich
Here's what she said to me.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

When I was young, I fell in love
I asked my sweetheart what lies ahead
Will we have rainbows, day after day
Here's what my sweetheart said.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Now I have children of my own
They ask their mother, what will I be
Will I be handsome, will I be rich
I tell them tenderly.

Que Sera, Sera,
Whatever will be, will be
The future's not ours, to see
Que Sera, Sera
What will be, will be.

Tahu lagu anak-anak yang sering dinyanyikan saat piknik bersama? liriknya sbb : disini senang,,,disana senang,,dimana-mana hatiku senang,,,mirip dengan lagu que sera-sera,,,mereka mengacuhkan tentang masa depan, tidak cemas esok akan jadi apa, hanya orang yang secara biologis lebih banyak umurnya yang kehilangan rasa itu :-) buat anak-anak hidup semua berjalan mengalir, tidak direncanakan, que sera-sera, whatever will be will be, karena masa depan bukan untuk dilihat. Bukankah kita yang mengaku dewasa merindukan untuk kembali menjadi anak-anak, bukan sifatnya tapi cara melihat waktu. Dapat rejeki senang, dicaci atasan senang, dapat musibah senang(?) dapat kebahagiaan senang,,yang terjadi biarkan terjadi yang penting dimana-mana hatijku senang. 

Eckhart Tolle dalam bukunya The Power of Now, menulis, tidak ada masa depan dam masa lalu, yang ada hanya hari ini, jadi apa yang harus kita cemaskan tentang masa depan atau masa lalu. Gede Prama juga bilang, bukan suatu kebetulan kalau hari ini  dalam bahasa inggris disebut "present" yang berarti juga hadiah. Jadi hadiah yang dianugerahkan Tuhan untuk kita adalah hari ini, hadiah yang harus kita gunakan sebaik-baiknya. Que sera-sera,,whatever will be, will be, the future's not ours to see, que sera-sera


Jumat, 14 Juni 2013

Raisa - Firasat (cepat pulang,,,saat itu keniscayaan)



Kemarin kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku

Semalam bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari, ku segera berlari

Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali, jangan pergi lagi

Akhirnya bagai sungai yang mendamba samudera
Ku tahu pasti kemana kan ku bermuara
Semoga ada waktu (sayangku) sayangku

Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
Firasat ini rasa rindukah ataukah tanda bahaya
Aku tak peduli, ku terus berlari

Cepat pulang (cepat pulang), cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang (cepat pulang)
Cepat kembali, jangan pergi lagi

Dan lihatlah sayang (lihatlah)
Hujan turun membasahi seolah ku berair mata

(cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku) ingin kau tuk cepat pulang
(cepat kembali, jangan pergi lagi) ku hanya ingin kau kembali
(firasatku ingin kau tuk cepat pulang) pulang
(cepat kembali, jangan pergi lagi)

Aku pun sadari
Kau takkan kembali lagi

 Lagu lama yang dinyanyikan lagi oleh Raisa, mungkin sepintas ini lagu berkisah tentang kerinduan seseorang terhadap kekasihnya yang menginginkan orang yang dicintainya segera kembali, Cepat pulang,,,seperti sungai yang mendambakan samudra. Ya,,ya,, pulang adalah kerinduan kita sepanjang hidup, pulang adalah kata yang sakti untuk membawa kita pada kebahagiaan, kedamaian. Kemana kita pulang? ke "RUMAH", bukan saja bermakna sebuah tempat namun bisa saja sebuah keadaan, kondisi, kecenderungan dimana disana kita menemukan jati diri penuh cinta. Bukankah hari ini banyak sekali "rumah" palsu yang kita kira tempat berlabuh terakhir kita. Ada rumah yang bernama harta, ada juga bernama tahta bahkan rumah yang bernama wanita. Namun tetap saja kita merindukan rumah yang sejati,

Jadi ajakan untuk segera pulang, apalagi diucapkan oleh penyanyi bersuara empuk seperti raisa membuat kerinduan untuk segera pulang menjadi niscaya. Coba baca teks lagu itu, resapi perlahan-lahan, teman saya bilang : biar ada feel-nya :-),,,,kalau sudah dapat, bayangkan kalau yang mengucap itu adalah Tuhan,,,






Rabu, 12 Juni 2013

di tepian



tepi sunyi
beriak ketika waktu tak berharap,,,
meniti satu-satu simpul yang telah lalu
mirip menata mimpi namun tak berujung dimana akan berhenti
hidup memang bukan absurd dan melupakan ke-elokan kemarin
hidup hanya mau bercerita tentang asa yang dibangun dengan upaya
seperti dirimu mencium aroma bunga
harumnya tercium bukan saat mekar, namun tatkala dirimu menananmnya

Sabtu, 08 Juni 2013

wanita di persimpangan jalan



debu bercampur malam segera membuai aroma
campuran parfum murah dengan airmata
ada siksa yang tak nyata ketika menyusuri jalan yang dipenuhi kaki lima
batinnya berontak antara nelangsa dan nurani yang terjaga
wanita dipersimpangan jalan
menelikung angan namun tertikam rasa setia
tentang masa depan buram yang tergambar wajah anaknya

selesai kelok ujung jalan, melangkahlah lewati keremangan jaman
tetap saja membawa wajah pasi seolah tak makin mengerti
mengapa hidup rela menyiksa dengan dikotomi
antara tuntutan dan lemahnya dijalanan
wanita dipersimpangan jalan
Tuhannya tercecer diantara rasa lapar dan dosa
angannya hanya berharap, besok beri aku sebentar saja
ingin terlelap sampai batinnya kuat
kala terjaga

hujan terakhir bulan juni



Hujan terakhir di bulan Juni
seperti membasahi pagi dengan mimpi
tentang harapan yang segera pergi
kembali menghilang pada tirai
yang belakangnya seperti awan tersaput pelangi

Hujan terakhir di bulan Juni
selalu datang di pagi hari
saat semua asa berharap terlahir
tiba-tiba menyublim menjadi sekawanan burung
terbang menghindar saat langit diselimuti mendung
tanpa ucap seolah berkata: perpisahan bukan satu-satunya makna
ia hanya sekedar potongan sunyi yang mencoba bicara

Kamis, 06 Juni 2013

wanita ternyata lebih disayang Tuhan



Bicara tentang gender, entah kebetulan apa tidak, dunia ini berisi mahluk maskulin, dunia milik pria bukan karena isinya lelaki semata, namun tanpa disadari peran pria nyata-nyata lebih besar. Jadi kalau ada pria suka puisi, gampang menangis, cengeng atau sebutan lainnya, ia segera saja di cap agak feminin. Stigma yang menurut saya agak salah kaprah, kenapa? karena ada beberapa pelerjaan yang banyak dilakukan wanita justru pria yang melakukannya, misal setahu saya tidak banyak chef wanita, kebanyakan pria.Sebaliknya beberapa pekerjaan pria justru malah wanita yang lebih bagus, seperti perusahaan rokok banyak pekerjanya adalah wanita.

Jadi ini perkara apa? saya hanya ingin melihat gender ini dari kaca mata Tuhan, kenapa? ternyata dunia ini dititipkan Tuhan pada wanita. Saya tidak bisa bayangkan kalau wanita tidak melahirkan, atau justru pria yang melahirkan. Tuhan ternyata memilih kelembutan untuk meneruskan perjalanan mahlukNya. Hebatnya, wanita dititahkan Tuhan menjadi pintu masuk rumahNya. Bayangkan surga yang didamba, diharap, disanjung semua mahluk ternyata oleh Tuhan dititipkan kepada wanita. dan,,,tempatnya juga di kaki, tepatnya ditelapak kaki . Sejauh-jauh pria berjalan, seperkasa pria, ternyata hanya tertunduk di telapak kaki wanita, orang yang dikira lemah. Buat saya ini sanjungan yang teramat anggun dari Tuhan..

Dalam tanda kutip, wanita ternyata lebih disayang Tuhan, ia mewakili keindahan dan kelembutanNya. Sebuah generasi akan dibangun lewat perantaranya.Jadi apapun kesulitan hidup hari ini, apapun kesedihan yang di bawa, apapun kecenderungan yang ditemui saat air mata tak segan keluar, wanita telah diberi kehormatan untuk membawa keajaiban dan rahmat Tuhan dengan melahirkan manusia ke dunia. Buat saya, wanita adalah mahluk kesayangan Tuhan. Tidak bisa bayangkan, ada wanita  tega mengabaikan kepercayaan Tuhan dengan menggadaikan kehormatan ini demi alasan apapun. Jangankan meminta atau berdoa, hanya dengan menangis, Tuhan akan mendengar, Dia tidak tega saat mahluk kesayangannya menemui kesulitan hidup bahkan disakiti. Beliau akan memeluk dan menggamitnya,,,,indah bukan.


Selasa, 04 Juni 2013

ditimang-disayang



Yang ditimang disayang-sayang
seperti menimbang kata-kata diam
satu kisah berjuta kata
tak bisa deraikan air mata
tatkala bicara cinta dan sayangNya
hanya doa terpatah-patah
seolah takut salah

Yang ditimang disayang-sayang
beribu jarak hanya menunda penantian
dibiarkannya air mata menjadi embun
diletakkannya perlahan pada daun
seolah esok akan tahu
di pagi indah bunga merekah