Kalau lihat gambar dibawah, apa pendapat anda, satu bayi mungil lucu dan menggemaskan, satu pemandangan bromo dilihat dari pananjakan, tampak gunung batok di depan, kaldera bromo dengan latar belakang gunung semeru. Yang satu penuh kelembutan, yang satu mewakili maskulinitas, tetapi dua-duanya memiliki persamaan : damai,,,,,
Kita mungkin pernah bertemu seseorang tanpa kita kenal baik, tapi rasanya berdekatan dengannya begitu damai. Saat logika kita mencoba
melabel-i orang tersebut, kita kesulitan, profesinya apa kita tak tahu, kemahirannya apa, jabatannya apa. Tapi begitu diajak ngobrol apa saja semuanya mengalir penuh kegembiraan, apapun topiknya mampu bicara dari sudut berbeda, bahkan alur berfikirnya bikin kita terkaget2. Orang tersebut tak bisa di tempatkan dalam ruang, seperti jabatan, profesi lainnya. Karena dirinya yang menyediakan tempat bagi semua jabatan, profesi dan apapun juga. Ia yang menyediakan ruang untuk semua, saya suka menyebutnya manusia ruang, sejenis manusia yang telah menyatu dengan makro/mikro kosmis, ia sendiri ruang dan waktu.
Kembali pada gambar bayi dibawah ini, siapapun orangnya pasti akan tersenyum melihat bayi, dan bayi akan tersenyum tanpa melihat niat, jabatan dan profesi orang yang memandangnya. Bayi adalah contoh manusia ruang. Yang lain di sekitar kita mungkin banyak, tak terlihat tapi terasakan (incognito)