Rabu, 21 Mei 2025

Belum ada judul

Kami hanya coba merunuti jalan dimana embun pernah memberi kesejukan, kami juga merunuti jalan yang sering dianggap gegap gempita dengan  menamainya "jalan sunyi". Angin, matahari, hujan, hutan, gunung hanyalah persinggahan sementara untuk memahami betapa berkah hanya bisa dicapai dengan kerendahan hati. Kami mengagumi pohon yang diam namun selalu bersyukur selama sehari semalam hanya untuk bertumbuh mengikuti cahaya.

Jalan di depan kami adalah mencari bukan "mencari", kami tidak bergerak keluar namun ke dalam, memahami kalbu dengan membawa kenikmatan dari mata wadag dan mata batin untuk mengerti betapa jalan sunyi hanyalah cara bergerak menemui berkah dan karuniaNya. Tidak semua kami Kami hanya coba merunuti jalan dimana embun pernah memberi kesejukan, kami juga merunuti jalan yang sering dianggap gegap gempita dengan  menamainya "jalan sunyi". Angin, matahari, hujan, hutan, gunung hanyalah persinggahan sementara untuk memahami betapa berkah hanya bisa dicapai dengan kerendahan hati. Kami mengagumi pohon yang diam namun selalu bersyukur selama sehari semalam hanya untuk bertumbuh mengikuti cahaya.

Jalan di depan kami adalah mencari bukan "mencari", kami tidak bergerak keluar namun ke dalam, memahami kalbu dengan membawa kenikmatan dari mata wadag dan mata batin untuk mengerti betapa jalan sunyi hanyalah cara bergerak menemui berkah dan karuniaNya.

Tidak semua kami memahaminya dengan urutan logika yang bisa memenjara, terkadang hanya dengan mata buta.  Bila semua terukur dengan dikotomi dan angka, dualitas yang membuat kami tak bisa bergerak dan menjebak, ijinkan memaknainya dengan kelembutan dan keindahan, inti dari kemanusiaan.

Kami bukanlah filsuf, bukan pula pencari kebenaran, hanya seorang yang nyadong keikhlasanNya, kasih sayangNya, mengemis cintaNya. 

Baju kami hanyalah syukur, selimut kami rendah hati, sepatu kami adalah keikhlasan, dan perjalanan kami hanyalah cinta. Mungkin sudah terlalu biasa jika ini disalah pahami, sebab kesepian tak menyingkirkan dan menghindari menuju tempat sepi.

Kami menjalaninya di lahan-lahan keramaian, pusat ego manusia di sudut sudut jaman. Mengolah sampah peradaban yang ter(di)singkirkan menjadi cahaya dan keindahan, lahan subur untuk ditanami dengan nafas ke-esaan, dan merawat menumbuhkannya dengan cinta. Biar kelak ketika nafas dan darah tinggal satu hirupan, harapan kami adalah meninggalkan jejak yang akan mengilhami angin, hujan, pohon, batu,embun, matahari dan semua mahluk bumi untuk selalu berendah hati dalam syukur dan keikhlasan. 

Sebab buat kami dunia bukanlah tempat memiliki sesuatu namun menakar keikhlasan cintaNya dalam satu tarikan nafas. Dan itu terlalu cukup buat kami, sebutir debu yang pongah mengharap kasih sayangNya,,,:-). dengan urutan logika yang bisa memenjara, terkadang hanya dengan mata buta.

Bila semua terukur dengan dikotomi dan angka, dualitas yang membuat kami tak bisa bergerak dan menjebak, ijinkan memaknainya dengan kelembutan dan keindahan, inti dari kemanusiaan. Kami bukanlah filsuf, bukan pula pencari kebenaran, hanya seorang yang nyadong keikhlasanNya, kasih sayangNya, mengemis cintaNya. 

Baju kami hanyalah syukur, selimut kami rendah hati, sepatu kami adalah keikhlasan, dan perjalanan kami hanyalah cinta. Mungkin sudah terlalu biasa jika ini disalah pahami, sebab kesepian tak menyingkirkan dan menghindari menuju tempat sepi. Kami menjalaninya di lahan-lahan keramaian, pusat ego manusia di sudut sudut jaman. Mengolah sampah peradaban yang ter(di)singkirkan menjadi cahaya dan keindahan, lahan subur untuk ditanami dengan nafas ke-esaan, dan merawat menumbuhkannya dengan cinta. Biar kelak ketika nafas dan darah tinggal satu hirupan, harapan kami adalah meninggalkan jejak yang akan mengilhami angin, hujan, pohon, batu,embun, matahari dan semua mahluk bumi untuk selalu berendah hati dalam syukur dan keikhlasan.

Sebab buat kami dunia bukanlah tempat memiliki sesuatu namun menakar keikhlasan cintaNya dalam satu tarikan nafas. Dan itu terlalu cukup buat kami, sebutir debu yang pongah mengharap kasih sayangNya,,,:-).


Senin, 19 Mei 2025

Byuh..

Entah kenapa,  tiba2 Brodien ngamuk2 gak jelas seperti orang kesurupan,  katanya :
" ngene loh mas bro,  dadi mbok pikir  ente iku onok tah,  ente iku gak onok,  hidup ini harus berangkat dari keyakinan ente iku gak onok,  dadi ente ojo kathik gupuh karepe dewe wong ente gak onok,  jadi ente gak usah perhatian sama diri ente , wong ente iku gak penting,  dan bekal hidup itu harus yakin ente itu tdk penting,  didalam diri ente tidak ada broken wing, jadi penuhilah ente dengan aktifitas2 dan pekerjaan2 baik yg Allah perintahkan, jadi diri ente adalah perbuatan2 baik itu.
Jadi orang yg masih sedih,  orang yg msh pesimis,  orang yg tdk punya semangat,  adalah orang yg salah sangka thd dirinya, jika ente salah sangka pd dirinya sendiri, ente akan salah sangka pd dunia,  bahkan salah sangka thd apa saja aplg salah sangka pda Allah swt..."

Byuuhhh,,,, kerasukan opo arek iki mau.... 😰😰😰



Senin, 14 April 2025

Staffsus

Stafsus

Meskipun mbak Sari(saripah istri broedin) statusnya adalah membantu  dalam usahanya broedin(kerennya BKO,  bawah kendali operasi), tapi dalam prakteknya broedin malah jadi stafsus alias staf khususnya mbak Sari, seperti kulakan ke pasar, nganter makanan ke pelanggan.  Semenjak covid19 dagangan sepi,  parkir juga gak seberapa karena kantor banyak tutup,  mereka berdua akhirnya buka warung dari rumah. 

Lumayan banyak pelanggan yang nyari dan akhirnya bisa dipenuhi dengan pesan antar, broedin lah yang jadi stafsus alias pesan - antar  Gantian broedin di BKO mbak Sari. Namanya bukan broedin klo jadi stafsus gak memanfaatkan.  Kalau kulakan,  sempat2 nya minta rokok atas nama mbak Sari dalam jumlah tertentu,  terus dijual sendiri, hasilnya yaa buat ngisi kantong :
"gak cukup jatah saripah broken wing'

"Lah koen kok iso dipercoyo babah liem jupuk sek bayar kari dien?".  

"Yoo atas nama saripah bojoku broken wing"
"Koen gak wedi konangan tah? "
"ojok sampe broken wing"
  
Tiba2 mbak Sari setengah teriak :
" kak,,, dien,,,, sopo iki ono pesenan rokok cik akehe,  aku di tagih babah liem? "
""anu,, anu,,, pah,,, iki pesenane mas bro (panggilan ane broken wing) jare digawe bansos, sory baru ngasih tahu"

"Oalahhh,,,, gawe mas bro tah,  yowes gapopo"
"Hasuhhhh koen din ane mbok empakno bojomu,  stafsus cap opooo iki"gerutu sambil misuh2, broedin hanya ngakak2,,,,asem tenan
😬😬😬

Apalah arti sebuah nama

Brand Positioning

Pakar marketing ternama, Philip Kotler mendefinisikan brand positioning sebagai tindakan atau aktivitas merancang penawaran dan citra perusahaan untuk menempati tempat khusus di benak target pasar. 

Jangan sangka kalau brand positioning hanya dilakukan perusahaan raksasa,  atau pelaku bisnis high end.  Warung kaki lima sampai jukir pun lakukan hal yang sama.  Contoh : kalau ke kampung nya,  suruh tanya nama broedin van klompen,  mereka gak kenal.  Tapi tanya nama udin atau badaruddin,  pasti tahu.  Sama dengan istrinya mbak Sari,  mereka akan menggeleng,  tapi tanya saripah mereka akan menunjuk rumahnya. 

Karena merantau di Surabaya,  nama adalah salah satu yang di branding,  biar lebih dikenal secara kultur Surabaya sebagai kota besar.  Maka badaruddin yang jukir berganti jadi broedin van klompen,  biar sedikit berbau barat.  Saripah jadi mbak Sari. Dan itu sudah jamak,  menaikkan branding terkait pekerjaan,  gak masalah.  Bahkan adiknya mbak Sari dipanggil Maya,  padahal katepenya bernama maisaroh,  panggilannya mai,, mai jadi Maya. 

 Nama2 tersebut malah menjadi akrab di telinga pelanggannya.  Jangan bayangkan kalau sudah ganti nama terus bahasanya lu gue,,, yaa tetep medok arudamnya dan itu jadi asiik. Ada pelanggannya seorang office girl, jawanya medok banget, langganan mbak Sari di panggil mbak Citra,  aslinya sulastri jadi Citra, konon rumahnya di Pacitan sebelah utara. Atau sopir langganan ngopi panggilannya Regi,  karena lahirnya rebo legi. 

 Apalah arti sebuah nama,  kata shakespeare  jadi gak masalah selama brand positioning  nama,  memiliki tempat di hati sooddarra semuanya. Perkara broedin van klompen manggil ane broken wing,  dia hanya niru apa yang dikatakan gurpan saja. (Tiba2 jadi kangen gurpan,  setiap mau puasa pasti nengokin saya…😓😰😓).

Rabu, 09 April 2025

Homoerectus Selfius...

siapakah kita sebenarnya? homo erectus kah - homo sapiens kah - atau homo erectus selfius

Mudah2an ane salah :
Timeline di beranda fesbuk ane beberapa bulan ini dipenuhi oleh postingan berindikasi riya' dan ghibah,,,,, 😁😁😁😁😁

Ada yg riya' (meskipun halus kayak bocor ban tubeless.,,,,😃) kepintarannya,  keberhasilannya, pencapaian2 hidupnya, bahkan beberapa (gak semua seh) : ke khusuk-an nya. Sehingga harus di posting di fesbuk
Ga masalah buat ane, selama itu diniatkan sebagai berbagi kebahagiaan,  berbagi nasehat,,,, seneng2 aja

Ada juga yang ghibah poleksosbudhankam (politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahankan makanan),,,,😁😁😁
Tanpa bermaksud justifikasi, ia meramaikan hiruk pikuk beranda dari sahabat, teman, kolega. 

Sosial media sekarang sudah menjadi bagian hidup keseharian mulai dari usia balita(bayi dibawah Limapuluh tahun)  hingga balighta (bayi baligh sebelum waktunya)  seolah tanpanya ada bagian yang hilang (hati2 ini indikasi adiksi) walau kadang2 status posting berupa foto,  kata dan ucapan tidak memperhatikan situasi,  kondisi dan toleransi (jangan disingkat,,,,, saru  😂). 

Mungkin ini bagian gaya hidup dalam rentang jaman apapun maqomnya,  manusia perlu pengakuan  perlu aktualisasi diri, perlu selfi2. Kelak kita2 akan dikenang oleh cucu cicit sebagai manusia modern pecinta sosmed,atau bahasa latinnya homo erectus selfius,,,,,😁😁😁


Jumat, 04 April 2025

Betapa Tuhan menyayangi mu

Betapa Tuhan begitu menyayangimu, Dia titipkan cinta Nya, lewat bulir hujan agar saat menyentuh kulitmu mampu mendinginkan kemarahanmu.

Dia titipkan kasih sayang Nya lewat hangatnya mentari seolah berkata: kamu tak sendiri, dekap dengan hangat agar dirimu damai

Dia kabulkan semua pinta dengan membuat bahumu lebih kuat saat menahan beban kehidupan.

Dia hadirkan anak, istri, suami buatmu,dengan menanggung seluruh rizkinya agar kamu menjadi tenteram

Sehingga fokus kehidupanmu tidak lagi mencari namun menebarkan cinta dan kebaikan yang telah kamu nikmati.

Jadi pertanyaannya adalah : jika kehidupanmu telah ditanggung oleh Nya, dan dirimu masih saja berjalan dalam pencarian yang tak kunjung habisnya, kapan berhenti untuk merasa cukup?

Nikmat Tuhan yang mana yang engkau dustakan?


Sabtu, 15 Maret 2025

Soultraveler

Siapakah kita di kehidupan dunia ini? Apa misi dan tujuan ada disini? Kenapa kita dilahirkan dan berujung kematian jasad? 
Jika dipikir kehidupan dunia ini adalah padang pengembaraan,  dan kita pengembara nya di kehidupan ini (soul traveler). Sebagai pengembara kelak akan pulang laksana kapal akan berlabuh. Jadi apa yang akan kita bawa kelak?  Harta materikah? Tampuk kekuasaan kah?
 Tidak,  kita kembali dengan membawa kesadaran batin kalau kita istimewa bahwa kehidupan dengan pernak pernik gemebyar membuat kita semakin Teguh kalau "rumah" tempat terbaik buat berlabuh dengan tenang,  damai (akeh kabujuk nafsu angkoro,  ing pepase gebyaring donya-syi'ir tanpo waton).
Lalu kita mengumpulkan materi selama hidup adalah kesia siaan? Yaa,, selama kita susah melepas kemelekatan,  semua itu hanya hak pakai yang mampir buat belajar apa itu kemelekatan apa itu kesadaran hakiki. 
Karena bagi pengembara kehidupan dunia adalah tempat belajar dan laboratorium besar untuk mengetahui apa keberadaan, apa suwung,  apa hening,  apa dualisme,  ada apa diantara angka nol dan satu,  0-1. Belajar memahami darimana suara datang, kemana ia pergi,  darimana jiwa berasal dan kemana pergi?. Apa jembatan realita dan Maya? Apa jembatan Nyata dan absurd.  Pengembara akan disibukkan dengan hal itu sehingga tak sibuk dan tak riuh mengumpulkan materi seperti lainnya. 
Baginya umur bukan kumpulan angka biologis semata,  namun ia adalah progres kematangan jiwa...

#ngemeng2