Doa diantara sepenggal asa
Di sebuah kompleks rumah mewah, ada mushala asri tempat ia berdoa dan meminta agar tahun depan mobilnya ganti, dari lambhorgini menjadi ferrari. Tak lupa meminta pada Nya agar usahanya lancar tanpa henti, agar anak2 nya bisa sekolah di luar negeri. Ia meminta sambil bercucuran air mata, dan malaikat pun sesenggukan mencatatnya.
Di perumahan kelas menengah, disudut kamar tempat sajadah digelar ia berdoa agar tahun depan naik pangkat agar bisa dapat mobil dinas kantor saat berangkat kerja, tak kepanasan dan kehujanan seperti saat naik motor menyusuri jalanan. Tak lupa meminta agar gajinya naik , biar asap dapur tak berbau sangit, ganti perabotan sesuai pangkat dan bosan menjadi melarat. Sang malaikat kasihan termangu dan mengangguk2 sambil mencatat.
Di perumahan sederhana ia berdoa agar hari ini tak di PHK, juga meminta agar jualan istrinya dilancarkan seperti air mengalir, keluarganya diberi kesehatan agar tak sakit karena biaya yang makin lama makin mahal setinggi langit. Malaikat trenyuh dan hati hati mencatat setiap pinta.
Disudut jalanan, seorang tua tak kuasa hanya meringkuk di trotoar, berdoa hanya kemewahan tiada tara, meskipun permintaan nya teramat sederhana. Katanya : Tuhan aku tak meminta apapun kecuali hari ini bisa makan. Malaikat memeluknya sambil tersenyum tak mencatat apapun.
Setelahnya ia melesat ke langit, melapor ke jibril tentang permintaan manusia dan jibril menghadap Nya. Tuhan tersenyum, semua pinta dikabulkannya tanpa terkecuali, namun kelak manusia akan mempertanggungjawabkan apa yang AKU beri, kecuali orang tua itu yang tak memiliki apapun hanya kesanggupan bertahan dalam hidup.
Tiba2 langit hening, rinai hujan perlahan turun makin lama makin deras, mirip suara memuji keagungan Nya; daun , batu, pohon hingga burung yang meringkuk memuji nama Nya.