Jumat, 26 April 2013

kembali kesini


kembalilah kesini
dalam buai  ibunda sejati
tempat bertemu dan berpisah nanti
tempat gembira dan sedih
hilang dalam genggaman sunyi

jadi kenapa harus meronta
saat pedih tiba-tiba menerpa
bukankah itu sebentuk pintu kembali
tempat awal dan akhir bertemu
menjadikan rindu sejuknya tak terperi

kembalilah kesini
tempat melekatkan segala retak hati
menjadikannya utuh seperti pagi
bukankah kegembiraan ada tanpa harus menyakiti

kelak engkau akan tahu
perjalanan yang dikira sia-sia
hanya perlu ketulusan tanpa prasangka
apapun hitam putih perjalanan mengarungi diri
lain kali nurani tertatih memasuki titian hampa 
percayalah itu hanya sebentuk terkecil dari kasih sayangNya






Rabu, 24 April 2013

kehilangan yang membahagiakan


Konon ada sebuah cerita: Ada seorang bapak dengan 3 orang anak lelaki, yang tengah sakit dan merasa sebentar lagi Tuhan akan memanggilnya. Si sulung dan anak yang tengah tahu kalau ayahnya akan meninggal, meminta agar segera membagi warisannya. sedangkan si bungsu yang selama ini merawat ayahnya hanya terdiam dan masygul. Akhirnya dikumpulkan 3 orang anak. Hari ini aku sengaja memanggil kalian, karena tidak banyak waktu, aku hanya berwasiat, yang akan menerima warisanku adalah, siapa yang bisa memenuhi kamar kosong ini dengan apapun  sebanyak-banyaknya, aku akan mewarisi sebanyak yang kalian isi. Sekarang masing-masing dari kalian aku beri uang Rp.100 ribu. Segera si sulung berangkat dan mengisi sebanyak-banyaknya dengan garam, sementara yang tengah memasukkan apapaun saja dengan uang itu, Saat kemudian dipanggil tentu kedua anaknya tidak mampu memenuhi kamar itu sampai penuh. Ketika giliran si bungsu, yang dilakukannya hanya membeli korek dan lilin, tentu saja seketika kamar itu menjadi benderang dipenuhi lilin. Akhir cerita, si bungsu menerima harta warisan dari sang ayah namun semuanya diberikan kepada kakak-kakaknya, sedang si bungsu memilih pergi setelah ayahnya meninggal.

Moral dari cerita diatas adalah seluas apapun hati ini hanya akan menjadi gelap dan kosong walau berusaha mengisinya dengan benda-benda. Dan menjadi benderang ketika menyinarinya dengan cahaya. Hidup bukanlah berbicara kepedihan saat kita kehilangan, namun bisa membahagiakan saat kehilangan, seperti yang ditunjukkan anak bungsu yang menyerahkan semua harta pada kakaknya dan memilih untuk pergi mencari jalannya sendiri.

Hari ini ada momen yang mengharukan saat perjalanan jauh ke dalam akhirnya menemukan hal yang aneh. Aneh,,,karena saya kehilangan namun membahagiakan, dan ini bukan kisah sedih, ini bercerita tentang bagaimana ketulusan menampakkan wajah aslinya. Telah lama saya belajar untuk tidak sedih saat kehilangan dan tidak terlalu gembira saat memperoleh kebahagiaan. Terasa tawar? tidak,,,karena saya malah belajar untuk tidak melekat pada  apapun. Kalau begitu untuk apa kita hidup kalau hanya ada rasa tawar dalam kehidupan. Entahlah ada hal yang membuat begitu bahagia yang tidak bisa diuraikan kata saat saya merasakan kehilangan, seperti terbebas dari kemelekatan nisbi dan merasa lebih tulus padaNya.Hidup memang tak bisa lepas dari benda, namun saya berusaha belajar untuk tidak terlalu melekat, bahkan dalam cinta. Cinta? apa hubungannya.

Gur Pan pernah bilang seluruh marokosmos hingga mikrokosmos adalah perwujudan dari kasih sayangNya, cinta adalah bagiannya. Ada perbedaan antara cinta dan kasih sayang, cinta selalu menemui kemelekatan sedang kasih sayang tidak. Cinta memiliki rasa sakit dan kehilangan, kasih sayang tak memerlukan itu semua. Awalmya bingung, namun perlahan ketika tubuh ini sering menemui kesakitan perlahan saya bisa membedakannya. Kasih sayang selalu berdampingan dengan ketulusan, tak berharap untuk dibalas dan diberi, baginya cukup ketulusan yang menemani dalam perjalanan menuju kesunyian, tempat semua damai berada dalam genggamanNya. Bukankah semua itu dilakukan demi mendapat ridhaNya.

Jadi, karena suatu hal, hari ini belajar membuat peredam kejut saat kehilangan dan kesedihan datang, kalaupun semua itu menyisakan tanya buat semua orang, saya hanya akan bilang, cukuplah ini menjadi rahasia saya dengan Tuhan.






Selasa, 09 April 2013

mari


mari,,,
mari sebentar saja menepi, sekedar membasuh hati yang penat
kita bicarakan semuanya sambil duduk disini, mungkin secangkir kopi
bisa hilangkan semua lupa tentang cara bagaimana menyayangi
bukan bicara mencintai namun hanya berujung nyeri

mari,,,
mari singgah sebentar luangkan sedikit waktu
kita bicarakan rindu dendam yang telah mematri
kita bicarakan bagaimana manjadi alpa dengan ego=ego pribadi
biar rinai hujan itu segera bergegas tunaikan tugas
toh ia tak akan sanggup menolak ketika air mata mulai menggenang dikelopak

dan,,saat semua penat melepas perlahan
kenapa tak biarkan hatimu meluluh bersama tangisan
bila itu akan membasuh duka, luka dan sesal yang tak sempat hilang
tak elok memendam tanya dengan menggantinya dalam bimbang
seolah jalan hanya berhenti dikelokan rajam

jadi,,,mari,,,mari singgah sebentar disini
sebelum waktu membesut semua doa
jangan biarkan menghalangi untuk kembali
menuju cinta sejati saat engkau bergumam dalam mimpi




prolog


cinta sejati:
seperti keindahan senja matahari
ia tak memiliki dan dimiliki
tak tersanjung dengan pujian
tak kecewa dengan hujatan
tak gembira berlebihan dengan pertemuan
tak pula menangis dengan perpisahan

cinta sejati:
seperti embun yang  hadir di pagi hari
tak meminta hanya memberi
alpa dengan keinginan dan tendensi
namun ingat makna menyayangi
tak mengenal kecantikan ragawi
hanya tahu keindahannya ada di dalam sini

cinta sejati:
tak mengerti masa lalu, esok yang tak pasti
hanya mengenal keabadian
bukan kehidupan dan kematian
tersembunyi di hati yang ikhlas
bukan pada orang culas
hadir dalam relung silaturahmi
tidak pada egoisme diri





Jumat, 05 April 2013

wujud cinta


Saya memiliki kesan yang indah tentang april, sebelumnya bulan ini begitu membuat luka. Saat orang yang disayangi pergi, seperti sebuah kejutan yang tak bisa jadi keindahan. Hanya ada duka dan seperti pepatah bilang waktu yang akan menyembuhkan. Tak sepenuhnya salah memang, walau akhirnya tahu apapun kepedihan, kegembiraan, ia selalu datang dan pergi. Jadi tak kan ada yang abadi, yang abadi hanya meninggalkan jejak berupa betapa hidup ini penuh makna. Ya,,ya,,kehidupan akhirnya bisa dipahami dengan bijak setelah menghayati kematian, tidak saja kematian fisik namun nurani. Ini seperti sebuah hadiah yang tersembunyi. Kearifan menemukan hadiah tersembunyi setelah menerima peristiwa entah cobaan, kegembiraan adalah hal yang selalu Tuhan berikan. Seperti ujian kenaikan kelas rasanya. Yang tidak saya tahu apakah setiap orang bisa menemukannya.

Yang saya pahami ketika seseorang menerima cobaan, hal yang pertama dilakukan adalah menolak dan berharap agar segera cepat berlalu. Namun sebagaimana alam bertutur, apapun peristiwanya, entah sedih atau gembira, buat kehidupan adalah netral, hanya pikiran yang memberi cap ini sedih atau gembira. Keterkejutan saat kita dicoba memang membuat limbung siapapun orangnya. Hanya kecepatan untuk kembali yang tak sama. Anehnya,,,saat kita menjalaninya dengan sabar, entah bagaimana seperti ditunjukkan jalan bagaimana mengatasinya. seperti dalam ruang gelap yang ditunjukkan pintu keluar. Saat pintu itu dibuka, tetap dengan halaman yang sama namun dengan wajah yang berbeda. Ini yang saya sebut hadiah tersembunyi, memahami hidup dengan wajah yang baru, wajah yang lebih damai.

April,,,dulu adalah terminal waktu dimana saya sempat limbung, namun hari ini  harus berterimakasih pada bulan ini. Meskipun mungkin belum sempurna,  berdamai dengan diri sendiri dan kehidupan telah membuat hidup ini makin kaya. Diatas semuanya saya tahu hidup memberi pelajaran, apapun kepedihan dan luka yang pernah dialami, sebenarnya ia wujud cinta. Indah bukan