Sabtu, 17 Maret 2018

Malam dan kamu : ello


Ketika malammu berisi celoteh tentang anak anak yang selalu ramai di mushalla saat jelang maghrib dan terkadang suatu ketika tak satupun dari mereka berteriak ingin jadi yang pertama adzan dan shalawat, hanya sepi bergeretak hujan sore membuat mereka hanya memandanginya dari balik jendela. Kadang aku pun merindui itu, saat kepolosan bersenandung memuji Nya, anak dengan masa depan yang mereka pun tak mengerti definisinya apa.

Entah kenapa hidup begitu cepat berlalu, malam demi malam yang selalu diakhiri dengan pelukan untuk bilang kita ditakdirkan saling mencintai dalam suka duka. Dan senyum seperti menambah ornamen hari dan waktu sembari melihat mereka berlarian dan ribut dengan suara mikropon yang terlalu keras volumenya sehingga berdenging memekak telinga, namun sumpah,,,aku begitu menikmatinya.

Ya..yaa.kadang kita ingin kembali menjadi kepolosan anak kecil dengan nuansa seperti mereka dan waktu terhentak menatap mata teduh anak anak sehingga rela untuk berhenti hanya untuk menyadari mereka mahluk yang dikirim kesini hanya untuk meyakini, kita semakin menua dan mereka menjadi jiwa yang meng-indah hari demi hari, sedangkan kita makin merenta. Ahh,,, hidup memang menoreh banyak kenangan tentang masa lalu saat hujan kembali mengguyur kota ini dan aku tak menyesal menemuimu dengan celoteh cadel sembari bershalawat : alohuakbal shogilo,,,,,(entah kenapa anak itu akhirnya dipanggil ello)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar