Sabtu, 18 Februari 2017

Bikin status ahh,,,


Saya tidak segan mengakui jika jurnalistik berhasil menempa batin dan otak.  Pelatihan jurnalistik yang sering saya ikuti di kampus dulu telah membentuk sudut pandang yang integral terhadap sebuah masalah.  Kepekaan melihat penderitaan dan daya juang seseorang begitu menbekas di hati ini.  Pengalaman indepth reporting, menelusuri kaki pedalaman yang berdebu, hujan dan panas,  di sudut-sudut spot perikanan,  begitu berharga pengalaman ini,  tanpa di dukung IT yang memadai,  justru membuat laporan jurnalistik begitu genuin.

Jangan ditanya masalah idealisme,  ini mirip menenggak kopi,  selalu bikin semangat dan intens bagaimana dulu melihat ketimpangan dari sudut anak muda belum kaya pengalaman hidup tapi telah disuguhkan dengan realita yang menakjubkan. Hingga jangan heran,  terkadang suasana batin tsb masih menyisa hingga kini. Namun cilakanya saya jadi terbiasa melihat kejadian, masalah dengan sudut kaidah jurnalistik : 4W(what,where,why, who)  dan 1 H(how) 😂😂😂. Apalagi saat itu lagi demen-demennya baca psikologi populer untuk tambahan ilmu biar bisa ngorek nara sumber lebih dalam,  jadilah saya selalu melihat motif,  alasan sebuah kejadian.  Apakah saya akhirnya tidak jadi wartawan karena english saya lebih bagus di toefl madura 😂😂,its no problem karena ilmu jurnalistik cukup bagus untuk menganalisa sebuah masalah, toh tak harus jadi pewarta, karena temen saya menyematkan gelar blogger 😁😁,hal yang saya sendiri bingung opo to blogger,  apa karena saya sering ngeblogg,  atau karena punya blogg tapi jarang diisi 😀.

Jadi, kalau saat ini lihat sosmed isinya gitu-gitu aja (meskipun banyak juga yang bagus) mulai dari yang alay, yang curhat suasana batinnya, (sampai orang yang saya kagumi GM kebawa juga), hingga ada yang sengaja nyari duit dengan menebar kebencian,istilah sekarang hatespeech, saya melihat ini sebagai proses tumbuh dan cerminan seseorang, masyarakat dan bangsa. Benar juga dulu doktrin jurnalisme adalah membawa dunia dalam satu genggaman,sekarang telah terbukti dengan kemajuan IT. Meski ada efek negatifnya, saya optimis balancing pasti ada.

Sebagaimana tulisan ada penutup, medsos apapun adanya, telah membuat jutaan orang sukarela jadi masyarakat dunia informasi alias netizen, dan punya kemampuan menekan terhadap perseorangan, organisasi bahkan negara. Mirip seperti yang diinginkan john lennon di lagunya imagine, sebuah kehidupan tanpa batas2 negara yang masyarakatnya hidup dalam damai.  Mestinya john lennon belajar pada idiom Jawa 😂😂😂 : gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,  pasti dia akan menunduk dan bilang: bener ente wing,,,. Saya pun hanya bisa tersenyum 😊😊😊,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar