Sabtu, 22 Oktober 2016

Anak kita adalah cahaya

Anak kita dilahirkan sebagai cahaya, tugasnya menuntun kita kembali di jalan-jalan cahaya, anak kita bukan milik kita,  kita sebenarnya milik mereka

Anak kita sebenarnya cahaya, kita dikenalkannya dengan ketulusan namun kita mengabaikannya dengan mengenalkannya keserakahan

Anak kita adalah cahaya, dikenalkannya kita berbagai keindahan, kenaifan dan spontanitas,  namun kita mengenalkannya berbagai prasangka

Anak kita sejujurnya adalah cahaya, dikenalkannya kita spiritualitas, namun kita mengenalkannya berbagai macam benda, hingga hilang keasliannya

Anak kita adalah cahaya, dan kita menjadikannya berbagai macam cara seolah ini mainan milik kita dan tiba2 kita merasa memilikinya

Saat Tuhan mengambilnya kembali, kita tersadar kehilangan adalah sebuah cara untuk memahami keabadian itu ada, kefanaan adalah sementara

Selasa, 18 Oktober 2016

Lekang

lekang
seperti menguntai mimpi dengan sekali tiupan
ia mencari kemana sebenarnya hidup berkehendak
dijemari yang rindu akan kebaikan ia berwujud doa
dikaki penari ia menjelma menjadi ritme spiritual
ditangan pendosa ia menjelma jadi air mata sesal
ditengah sunyi ia menjadi raja keabadian
jadi,,,
ketika senyum tak lagi bisa menyejukkan
hanya ada satu yang akan men-sirna nya
Ia

Sabtu, 15 Oktober 2016

Nine to eleven

Larut ketika malam bersiap dengan sepenggal pengalaman yang menyita tenaga setelah siangnya bergelut dengan semua makalah dan resume, bicara tentang strategi, berakhir dengan seberapa dalam seseorang diukur kesungguhannya kalau bukan dengan kejujuran.

Banyak yang telah lama menghadapi medan pertempuran kehidupan kehilangan pegangan dan keyakinan untuk apa pertempuran ini? prajurit yang terseok kehilangan motivasi, kehilangan gairah untuk menyongsong esok dengan gelegar pertempuran yang lebih besar karena mereka sibuk bertempur dengan diri sendiri.

Prajurit muda yang semestinya masih punya idealisme namun tanggal di tengah laju jaman yang menafikan kejujuran dan ketangguhan, mereka lah yang kalah sebelum berperang akan teronggok di sudut hidup jadi sampah peradaban sembari bertanya apa yang salah

Dunia adakah milik mereka yang sabar, bukan serakah,  dunia adalah milik orang yang ikhlas bukan yang loba. Dunia mirip dengan pohon, bergerak dalam diam, mirip dengan air mewakili kelenturan dan mengalir. Dunia juga lebih menyukai kelembutan evolusi, bukan kecepatan revolusi. Dunia memilih keseimbangan dikotomi bukan bandul yang berat sebelah.

Andai mereka ada, dimanakah tempatnya sekarang. Mereka sedang bergerak dalam diam, berkarya tanpa pengakuan, berjibaku untuk kebaikan dan keindahan.  Menyusuri ikhlas demi sebuah tugas mulia yaitu penghambaan padaNya, pendar cahayaNya hingga kelak mereka meniada

Minggu, 09 Oktober 2016

Cinta pada segenggam doa

Kita mungkin berjarak dalam dimensi ruang waktu

Kita mungkin pernah meyakini ada tali imaginer yang senantiasa mengikat

Kita mungkin pernah menangisi dan menertawai hal yang sama

Dan tiap detik yang kita lewati bahkan ribuan yang akan kita lewati tak berarti apa-apa jika tiap jejaknya menuliskan kalimat rindu belaka

Tiap tangis yang selalu saja mengalir hanya fragmen kegembiraan, bukan kesedihan sebab saat itu kita sedang bicara dalam bahasa diam

Bukankah di aliran ritmis yang selalu menguntai di setiap genggaman tasbih bermakna doa untukmu dan pada saat yang sama tanganmu menengadah meminta Cinta hanya satu kekuatan yang harus senantiasa terjaga

Adinda sayangku,,, kehidupan dunia teramat singkat untuk diabaikan dengan meratapi kepedihan dan dibuat berlalu tanpa menanam jejak kebaikan

Tak ada alasan bukan, jika tempatmu adalah yang terbaik di surga, untuk mencapainya dari sini juga berada di jalan-jalan kebaikan (dirimu berbisik: jalan itu sunyi ayah, tak semua mau dan sanggup melaluinya)

Yaa,, yaaa,, namun andai melalui kebaikan tak bermakna kenyamanan dan kehidupan tak selinier logika bahkan kadang menyisakan sesak di dada,ayah tetap disana

Apapun itu jika bermakna Cinta, uhmmm,,, ayah dan mama tetap akan menggenggamnya dalam doa mirip rinai hujan sayang,,,biarkan itu membasahi langit,,,
(ahh..kenapa dirimu tersenyum begitu)

#sore di sudut kota saat hujan basahi tanahMu dalam eksotika cinta