Kamis, 22 September 2016

Titik itu

Bagi saya, setiap fragment hidup mirip titik-titik yang berjajar banyak dan berwarna warni,  bukan tugas kita untuk menariknya jadi garis panjang.  berwarna warni karena begitulah hidup, ada tutik hitam, putih, abu-abu, merah, hijau biru. Semua punya nuansanya sendiri dan telah lama saya belajar untuk tidak menghakimi setiap warna,  sebab ia mewakili jejak yang membentuk diri ini sekarang.

Mirip seperti kompos yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tertentu jadi pupuk.  Begitulah saya belajar memahami hidup.  Banyak hal dimasa lalu terjebak jadi sampah hidup, namun waktu memberi kesempatan belajar untuk mengolah semuanya jadi kompos meskipun harus tertatih. Inilah indahnya, bukan terletak pada hasil akhir namun proses.

Saya juga telah lama belajar mengelola rasa sakit menjadi imunitas yang berguna buat sesama.  Mirip dengan sistem "biofloc" dimana semua rasa sakit harus di dispersikan ke atas kemudian di kelola untuk jadi "enzim" yang berguna buat "ekosistem".

Dengan begitulah saya belajar tentang hidup,  teramat beruntung lingkup pekerjaan yang dilakukan banyak berhubungan dengan alam,  karena dari sana alam mengajari saya kemana arah hidup harus dituju.  Dalam bahasa lain,  ia berkata : belajarlah meniada, karena tingkatan tertinggi maqom manusia ada disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar