Sabtu, 25 April 2015

waktu


waktu, mungkin hanya itu yang tersisa buat kita
setelah semuanya berjalan melewatinya
bukankah awal dan akhir baginya(waktu) hanya permainan indah
itu seperti menjentikkan jari dan tiba-tiba diri ini tersasar
betapa menggelikan saat semua kita cari tanpa henti
kepuasan, kebahagiaan, semua yang menguji raga
setelah tiba disana, kamu liat ia(waktu) tersenyum
seperti membodohi kita dengan berkata:
semua itu hanya akan menyiakan dirimu dalam tanya kenapa?kenapa,,,
kenapa ini hanya berujung pada,,,dan kita bergumam tak mampu meneruskannya

Waktu hanya tergelak,,,terlalu menggelikan bukan,,,bahkan aku mulai bosan, katanya
aku telah berjalan ribuan kali hanya untuk menyaksikan episode yang sama,,,datar
namun hanya denganmu aku merasakan beda? beda?..kataku
yaa,,kamu melangkahiku seolah dirimu adalah sang punya,,,dan aku biarkan
hanya untuk tahu sampai dimana itu,,,dan kamu tahu,,aku terkesima,,,
terkesima kenapa? akhirnya ini episode yang aku terlena, katanya
maksudnya?tanyaku
kamu menangis, kamu tertawa di sepanjang liku diriku, aku biarkan, waktu menerawang
karena aku tahu akan berakhir dimana itu, namun ini beda
ketika tiba diujung kewarasan raga, engkau malah tertawa,,,,

aku tak tahu maksudmu wahai sang pengembara hidup
aku bukan pengembaras, waktu bergumam
aku hanya saksi kepedihan manusia, hanya kamu beda
berkali-kali engkau berkata beda tanpa tahu maksudnya. kataku
hanya satu-satunya manusia telah mengelabuhiku, engkau bermain begitu indah
tangisanmu menyayat ketika aku memberimu luka
tawamu bak memecah malam saat bahagia memelukmu
kamu tahu, aku memandangmu dengan sebelah mata
nmun aku terkesima saat melihat kedalaman dirimu
engkau menangis sebenarnya tertawa, tertawa malah menangis
ilmu apa ini, ribuan tahun aku lalui baru ini yang tak kumengerti

aku hanya tersenyum : hanya itu yang tersisa untuk ku punya
siapa?siapa yang kau maksud?waktu bertanya
hanya dirimu wahai sang waktu, yang meletakkan maapku di pangkuanmu
hanya dirimu yang meletakkan tangis dalam tawa dan sebaliknya
dan hanya dirimu yang membuat embun, matahari hujan,awan dan angin
menampakkan wajah aslinya,,,,aku makin tak mengerti, katanya
wahai sang waktu, hanya kamu satu-satunya yang bisa mendekatkan cinta
dalam bingkai kasih sayangNya, dan itu cukup bagiku
(entah kenapa tiba-tiba waktu meneteskan air mata)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar