Selasa, 17 September 2013

kotroversi labil pikiran


Diceritakan, ada dua pendeta Shaolin sedang berkelana, yang satu muda, yang satu tua. Ketika sampai di tepian sungai tidak ada jembatan atau perahu, jadi satu-satunya hanya menyeberangi sungai itu. Saat mereka beranjak tiba-tiba datang seorang wanita muda cantik meminta tolong agar diseberangkan juga, Tanpa banyak tanya pendeta yang lebih tua menggendong wanita tersebut sampai diseberang. Dan mereka pun berpisah, kedua pendeta tersebut melanjutkan perjalanan, namun selang berapa lama, pendeta yang muda protes : "Kakak bukankah ajaran kita tidak memperbolehkan bersentuhan dengan wanita?". Dengan kalem yang tua pun berkata "Kita sudah berjalan hampir satu jam lebih, namun kamu masih saja menggendongnya dalam pikiranmu".

Saya kutip itu dari sebuah tulisan Gede Prama, moral dari cerita diatas adalah, masa lalu masih sering menjadi beban dalam langkah perjalanan dan masih saja kita gendong, tidak saja memedihkan diri sendiri namun orang lain. Tanpa sadar, kehidupan di hari ini sering dikotori oleh hal tersebut, melelahkan namun juga  menyakiti. Eckhart Tolle dalam bukunya The Power of Now menulis,  tidak ada yang namanya masa lalu dan masa depan, yang ada hanya masa kini. Ini sekedar menegaskan bahwa kemarin dan esok menjadi maya, yang harus dilakukan adalah menjalani hidup dengan bahagia di hari ini. Bisa dibayangkan, seperti pendeta muda dalam cerita diatas, kita sudah berjalan sekian jauh, namun pikiran masih saja mengingat yang kemarin. Tidak saja keindahan hari ini menjadi sirna, namun rasa syukur atas kelimpahan yang Tuhan berikan menjadi hilang dan tawar adanya.

Setiap perjalanan kehidupan pasti memiliki hal yang indah dan sebaliknya, namun tatkala kita membuat kerangka utuh pada seseorang berdasar frame masa lalunya, bukan saja tidak adil namun sama saja memenjara dalam sebutan yang akan digendongnya selama hidup. Seorang sahabat pernah merasakan itu sampai kini, tidak saja beban itu menjadi berat, namun akan membuat hidup yang telah dirancangnya bahagia akan sirna kalau tidak segera dibuang jauh-jauh seperti pendeta muda dalam cerita diatas.Dalam bahasa sekarang, apa yang ada di pikiran pendeta muda disebut kontroversi labil pikiran karena tidak ada statusiasi sinkronisasi hati,,,,alamakkk





Tidak ada komentar:

Posting Komentar