Senin, 24 Juni 2013

yang disayang-sayang cepat menghilang



"if there are no ups and down in your life you must be dead"


Kata diatas kurang lebih bermakna, bila tidak ada naik turun dalam hidup ini, anda pasti sudah mati. Mirip dengan detak jantung yang selalu naik dan turun, bila detaknya mendatar, anda dipastikan wassalam.  Status itu ditulis oleh sahabat saya, sebenarnya menggambarkan hidup tidak bisa lepas dari naik turun. Saat di bawah kita ingin cepat-cepat sampai diatas, saat diatas  enggan turun. Manusiawi memang, namun seperti hidup selalu bergerak tidak mungkin statis, dipaksa apapun untuk selalu diatas, perlahan hidup akan menghempaskannya ke bawah. Mirip seperti Rumi bilang, kebahagiaan yang datang dari pintu depan di pintu belakang telah menunggu penderitaan.

Dalam hidup yang naik turun, kadang buat sebagian orang begitu melelahkan, sebagian orang tidak bisa menerima saat turun, maunya diatas selamanya, namun sebagaimana hidup bertutur, orang yang bijak akan menerima naik turtun itu dengan legowo, ikhlas. Lumrah memang apa yang teramat disayang akan cepat menghilang, seperti cepatnya keindahan matahari sore menjadi malam. Pada tataran yang teramat dasar, susah menghilangkan itu, rasanya sakit ketika apa yang kita sayangi dan miliki di ambil lagi. Namun saat kita makin wisdom, kehidupan lebih nikmat saat tahu rasanya turun, lebih tahu rasanya sehat saat sakit. Bukankah banyak dari kita tertawa saat naik, ketika turun sakit-sakitan.
Bayangkan, seorang pahlawan jepang bernama  Saigo Takamuri, jendral yang setia pada kaisar, namun juga menjadi pemimpin pemberontak.Seorang samurai sejati namun seorang penyair.Di akhir hayatnya Saigo Takamuri, melakukan seppuku hanya untuk mempertahankan keyakinannya tentang sebuah nilai samurai, sehingga pemerintah jepang pun menganugerahkan samurai terakhir padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar