Rabu, 19 Juni 2013

mari menari



mari menari
ditengah kegetiran ironi
biar dendangnya menghentak
tak dipungkiri ini cerita nyeri
liukkan tubuhmu serendah mungkin
biar sedih diserap bumi
tanganmu bentangkan selebar lebarnya
agar bisa memeluk dunia dengan eratnya

mari menari
sembari menghentak-hentak kaki
ia bukan irama yang harus diikuti
hanya wujud sesal yang dipenuhi dendam caci maki
ikuti saja sambil menenggak khamer duniawi
bukan masalah baik-buruk atau dikotomi
karena itu tak berlaku saat keparat berubah jadi suci
masuklah dirimu mabuk dalam kebenaran nisbi
yang salah jadi benar, yang benar dikebiri

mari menari
hingga tubuh rubuh menyentuh bumi
bukan perkara tarian yang melenggang
tapi tepukan kagum membuat hati melayang
perhatikan langkah kaki, ikuti lagunya
lamat-lamat seperti dengung suaraNya
percayalah itu hanya halusinasi pembenaran hati
tetaplah menari, biarkan satu demi satu
pakaianmu terlepas hingga tinggal tubuh telanjang
dan nanar bukan karena malu alang kepalang
namun menatap ribuan mata berisi syahwat ragawi
dirimu terjebak tanpa ujung  tetap saja dinikmati

mari menari
sebelum tubuh terkutuk ini menghitami hati
kelak saat waktu berbisik kala ajal menghampiri
diri ini hanya bisa pasrah dalam kekal
menanggung ribuan tahun penuh sesal
sembari berkata,,,terkutuk diriku,,dalam lolong panjang
akhirnya sunyi menghisapnya untuk kembali di keabadian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar