Jumat, 22 Juni 2012

cinta di penghujung senja


sore hampir tergelincir,,,setelah ashar, meluncur ke "pertapaannya" setelah ada pesan singkat masuk : wing,,,kalau ada waktu sore ini sempatkan mampir. Terlalu biasa memang untuk tidak bisa menolak sepadat apapun jadwal saya. Selalu saja ada cara untuk membelokkan semua agenda sekedar mendengar ceritanya. Entah kenapa saya selalu menjadi besi yang menempel pada magnet, ketika dengan pelan mulai berkisah tentang apa saja. Sejujurnya ada filosofi hidup dibalik semua tuturnya. Tidak semua berupa tawa, terlalu sering berkisah tentang kegagalan dan kepedihan dan anehnya selalu bermuara dengan indah apapun maknanya.

sahabat yang saya ceritakan ini pernah merasakan titik nadir dan kulminasi kehidupan. Kisah hidupnya mirip alur film, waktu muda jadi anak badung sampai terusir dari rumah orang tuanya karena tidak kuat menanggung beban kenakalan. Sekolah hanya sampai sma, saat teman-temannya masuk bangku kuliah, sahabat saya ini malah berkelana di Surabaya kerja serabutan untuk menyambung hidup. Beban berat yang membuat hidupnya hari ini begitu berwarna dan bijak. Mau tahu cerita paling menarik dalam hidupnya, kisah cinta dengan seorang wanita yang sekarang jadi istrinya. Kenapa? beda strata bumi-langit, hampir tidak mungkin bisa menyunting putri seorang pengusaha besar kala itu, sedangkan sahabat saya ini hanya "mburuh" bahasa jawanya, atau menjadi buruh serabutan. Orang tua di manapun teramat realistis memandang satu hal: proyeksi masa depan. Jadi bisa ditebak kalau sahabat ini menemui batu karang.

Tapi hidup memang punya kisah berbeda, entah kenapa akhirnya mereka berdua jadi menikah plus restu dari ortu wanita. Banyak hal yang dikorbankan wanita pujaan hatinya, dari mulai cibiran, madesu (masa depan suram) sampai kuliah yang batal  karena menuruti kata bernama cinta.Namun hari ini pengorbanan itu sebanding, Saya kebetulan mengenal mereka berdua, saya yakin dari cara tuturnya yang lembut, wanita yang bergelar Nyonya ini begitu bahagia. Penasaran saya tanya sahabat , bagaimana kisah ini berakhir happy ending, pakai ilmu pellet cap apa hehehe,,,.
Wing,,,demikian dia bertutur, suatu sore saya dipanggil orang tuanya ditanya sana sini, intinya disuruh memutuskan hubungan. Saya hanya bilang sama calon istri begini : "Saya memang bukan lelaki baik, tapi saya akan mencintaimu dengan cara yang baik".
Ajaib, kalimat itu membuat calon mertuanya luluh, dan seperti sebuah film roman yang harus berakhir bahagia, begitulah kisahnya , hanya dengan ucapan cinta di penghujung senja,,,:-))




Tidak ada komentar:

Posting Komentar