Kamis, 24 Maret 2011

Lascia Il Questo Sogno Vola Conte,,,

dalam pembaringan yang terlihat ringkih
atap langit hanya gelap dengan sedikit bintang
tinggal harapan yang tanggal
antara sisa mimpi yang pupus
tangis ini menjadikan indah terhapus

di lalu lalang jalan-jalan kotamu
kutemui kesepian yang meratap
lampu kota membelah jalan dengan cahaya
menyisakan hening tak berucap
seperti berkata
datang-datanglah kemari
bawa mimpi perihmu kesini
bawa kesakitanmu yang tak terperi
akan lenyap dalam genggaman jemari

diantara baris-baris kecewa yang penat
harapan cinta yang terampas
janji yang menyesakkan nafas
biar saja menguap menjadi masa lalu dan lepas

ahh,,,ini bukan tentang hal apa
ketika harapan lahir dari bimbang yang menggenang
aral itu terlalu besar buat jadi nyata
niscaya dirimu menemui sia-sia
saat waktu hanya memberi batas tentang masa

bagaimana aku bisa percaya
sebab,,,masa lalu yang terlewati
kehilangan telah banyak melukai
kecewa yang merontokkan angan
tetap saja menumbuhkan kebenaran
tentang mimpi masa depan

entahlah,,,
setelah kesakitan ini di titik nadir
setelah semua luka tak menjadi pudar
dalam gumam lirih dirimu berkata
lascia il questo sogno vola conte*
ughhh,,,

*biarkan mimpi ini terbang bersamamu

Rabu, 23 Maret 2011

Va' Dove Ti Porta Il Cuore ( Pergilah Kemana Hati Membawamu)*

",,,dengan tetap menghormati pecinta kata-kata dan logika, mungkin ada baiknya untuk kembali pada keheningan mirip ketika dalam kandungan ibu. semua manusia pernah mengalaminya, dalam kandungan ibu, tidak ada masa lalu, tidak ada masa depan, yang ada hanyalah masa kini yang abadi,," *Gede Prama, Kebahagiaan yang membebaskan

Kutelusuri inci demi inci,
detik demi detik
rasa yang pelan menjadi putih dan pudar
dalam ruang yang terlihat agak meremang
perlahan menjadi pasi
saat kemarahan menampar dinding kamar
menjadi hingar bingar
saat kata dan logika menjadi raja
aku tersudut disana
diam menjadi pecundang
keheningan hanya teman yang kecewa
sehingga ia memilih sejenak menyingkir
dari tusukan kata yang pandir

mana aku tahu,,,,
perjalanan kehidupan yang mendaki bukit terjal
hanya berujung pada sia-sia
sehingga pilihanmu hanyalah :
logika yang bicara
ahh,,,,aku telah lama terasing
dengan penjara bernama logika
membelenggu sekian lama
dalam sel atas nama
etika dan norma

karena dirimu juga berkata
terlalu nekat menuruti kata hati
kalau akhirnya juga bertemu
hantu bernama realita
(aku hanya tersenyum)
bukankah itu bentuk lain dari logika?

kupandangi jejak itu satu satu
pelan menghilang bersamaan gelap datang
tak tahu dimana akhirnya berujung
karena kata-kata tak sanggup menangkapnya
hanya pucat dan memudar di ujung remang yang hilang
yang aku tahu,,,dimana ini berpulang
di keheningan,,,
dimana semua hanya bayangan
batu, gunung terjal, realita
hanya sebentuk penjara dari kata dan logika

jadi,,,
berhentilah bicara dengan logika
berhentilah mengintimidasi dengan kata-kata
biarkan hatimu mengalir
biarkan pergi kemana hati ini membawa
kalau engkau bertanya : ujungnya dimana?
ahh,,,bukankah itu sebentuk kata dan logika
mengalirlah,,,tanpa tahu akan kemana
hidup bukanlah dimensi kata-kata
hidup hanya punya bentuk sederhana
hari ini
lainnya,,,hanya ilusi




Selasa, 22 Maret 2011

ia yang berkata malam itu,,,

aku tak bisa mendengarmu saat berkata
"mulai hari ini, kehidupanmu harus surut kebelakang"
hmm,,,bukankah hidup,,,
adalah pilihan untuk terus berjalan ke depan

hidup ini seperti permainan sepakbola
saat masuk lapangan
berharap dengan kemenangan
kalau nanti menjadi seri atau
berujung kekalahan
tak perlu diratapi
ia telah kita mainkan
yang terpenting bukan menang atau kalah
sebab kehidupan hanya punya satu wajah
ketulusan,,,
bukan kehilangan

kelak,,,pasti dirimu akan berkata
dirimu benar
hidup memang selayaknya dinikmati dengan tulus
perkara ada tangisan di pagi hari
atau penyesalan dan kemarahan setelah malam
ia hanya sepenggal episode,,,biar saja
walau engkau berkata ini kecengengan
aku bilang ini melodrama biasa yang sering kita mainkan
karena,,,
kalau kehidupan hanya dibangun dengan tawa
ia menjadi congkak
kalau kehidupan dibangun dengan air mata
ia menjelma menjadi kasih sayang

pagi ini,,,
saat berjalan menyusuri pucatnya kota
aku hanya bisa mencari
dimana titik temu ini kembali,,
apa disana saat matahari beranjak dari barat
karena dirimu pernah berkata
nanti kau akan temui disana
di barat kota matahari tenggelam dengan pesonanya
aku hanya mengira bukankah itu ada di surga
waktu dan jaraknya tak terjangkau oleh indera
dirimu hanya tersenyum sembari berkata:
lihat saja,,,

aku tak bisa mendengarmu saat berkata
"mulai hari ini kehidupanmu harus surut ke belakang"
hmm...kalau hidup adalah pilihan untuk maju ke depan
walau kelak harus menggendong kecewa
aku hanya ingin berkata:
ketulusan inti dari permainan hidup ini
lainnya, sudah tak ada lagi

* terinspirasi dari seorang teman yang pandai sekali menyembunyikan emosinya,,,saya harus belajar padanya,,,:-)

Kamis, 17 Maret 2011

Jikalau

Jikalau aku masih bisa merenda pagi
mungkin kelak ada mentari di dalam sini

Jikalau malam memastikan bulan tak datang
masih ada bintang yang menemui di dalam sini

Jikalau angin masih ikhlas membawaku terbang
jangan pergi sebelum senja hilang dari ingatan

Jikalau waktu tak bisa membuat ujung jalan menyatu
sketsa sunyi bisa membuat harapan tumbuh lagi

Jumat, 11 Maret 2011

aku menyerah


.
mungkin ratusan juta detik itu telah berlalu
detak demi detak memang menyisakan semua air mata
namun kadang juga ia berhenti hanya untuk sebuah tawa
namun hari ini,,,
ketika hati mulai terbalut darah merah
buat menutupi bilur yang pelan menghilang
hanya dengan sebuah kata :
"kehidupan diriku bersamamu selama ini sia-sia"
ini seperti menahan hati yang merapuh
hanya dengan sekali tiupan
menjelma jadi keping-keping hampa

yaaa,,
dulu aku berjanji untuk membuat dirimu bahagia
biarpun kelokan hidup menggoda
namun hari ini aku menyerah
semua janji yang tak mungkin aku tepati
aku hanya pasrah,,,

akhirnya aku tahu
makna kehilangan itu
sudah tak berarti apa-apa

Kamis, 10 Maret 2011

re-intro,,,saat titik jenuh di kepala menjadi nyata


Hari makin sore, jalan yang saya lalui terasa benar berdebu padahal laju mobil begitu pelan menghindari serbuan lubang jalan yang makin lebar dan dalam, sebuah jalan kampung yang kanan kirinya terhampar persawahan, jauh dari keramaian kota kecil Tuban. Sebagian tampak menguning menandakan panen sebentar lagi tiba. Saya memutuskan untuk melepas penat di sebuah gubuk di pinggir jalan.

Ada pergulatan dan dialog antara W dan w,,,sesaat badan merebah.

W : “lama dirimu tak menjumpaiku, kenapa baru sekarang engkau datang? wajahmu terlihat
kusut, beban apa yang engkau rasakan sekarang?”

w : ‘ tanpa aku bicara, dirimu sudah menangkap maknanya, aku teramat jenuh, ketika
kehidupan seperti kaleng kosong yang ditendang-tendang, nyaris bunyinya seperti
ratapan putus asa’

W : “ ini perihal apa?” (sambil tersenyum)

w : ‘aku sendiri tak tahu’

W : “hahaha,,,selalu mengelak dibalik pertanyaan, ini bukan sekedar kehidupan bukan?

w : ‘maksud kamu?’

W : “ hahaha,,,wing,,,wing,,aku tahu,,dirimu, hari ini merasa sendiri,,ketika sebuah kepercayaan
yang kau puja-puja hanya takluk di meja kepentingan, engkau terpelanting
dan dirimu tergagap ketika tahu tak sejalan dengan kebenaran hahaha,,,mestinya
engkau sudah tahu,,,entah siapa yang bodoh”

w : “ kenapa malah menertawaiku seperti ini?

W: “aku memang menertawai kenaifan kamu, aku selalu menyukaimu karena hal ini, engkau
selalu gampang dikibuli dan engkau tahu itu, anehnya dirimu menikmati itu”

w : ‘hah,,,? Edan,,,’

W : “ wing,,,wing,, jangan berpura-pura, kamu nikmati itu kan,,, sebelum akhirnya engkau balas
dengan pukulan mematikan,,,hahaha,,,jurus kedaluarsa namun efektif, jadi aku hanya heran
kenapa wajahmu kusut, kalau nanti akhirnya tahu dirimu akan kemana”

w : ‘ ini perkara apa?’

W : “sudah-sudah, susah ngomong sama kamu,,,yang jelas kamu hanya perlu keteguhan seperti
tulisan bodoh ini hahaha” tiba-tiba dia sudah mengenggam kertas laminating yang biasa
aku baca di mobil

w : ‘ engkau berhak bicara apapun juga,,,toh tulisan itu kamu yang bilang’

W : “ maksud kamu?”

w : ‘bukankah saat pergantian tahun kamu wejang aku dengan kata-kata ini, sempat aku catat,
bukankah itu tulisan kamu juga? dan kamu bilang wing,,,ini resolusi tahun ini buat dirimu

Saya berjanji:
1. Akan meningkatkan kualitas kepribadian saya, agar mencapai kepantasan yang
memungkinkan saya diperankan lebih besar oleh Tuhan atas kebaikan yang saya
impikan.
2. Semua ucapan, tindakan dan pikiran saya selalu merujuk pada hal yang berkualitas
karena saya adalah owner untuk diri saya sendiri.
3. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, kehidupan adalah jejaring teramat besar yang
dipengaruhi oleh kualitas pribadi hebat, yang akan mempengaruhi kehidupan
itu sendiri.
4. Semua langkah yang telah dan sedang berjalan hari ini tidak perlu disesali, karena
telah berjalan sempurna.
5. Hal yang paling menggelikan adalah menyesali masa lalu, karena masa lalu, masa
depan adalah ilusi, satu-satunya realita adalah hari ini, fokus pada hari ini
adalah cara melupakan kepedihan akibat masa lalu dan kekuatiran tentang masa depan.
6. Kehidupan ini indah, Tuhan selalu memaafkan semua kesalahan kita karena
BELIAU berwajah “ramah” bukan pemarah.
7. Tuhan menciptakan kita karena cinta, jadi apapaun yang kita lakukan hari ini, esok
semuanya merujuk kesana, karena dasar kehidupan ini adalah cinta.
8. Tidak ada hal paling indah di dunia ini kecuali berjalan pada kebaikan dalam keindahan
Tuhan, bukankah kehidupan memang demikian.

W : “aku ngomong begitu?”

w : ‘memang aku bisa ngomong begitu? Kamu tahu setiap aku penat, hanya pesan itu yang
berulang-ulang aku baca, ada semacam sengatan spiritual ketika butir demi butir aku
resapi, kalau hari ini aku terlihat kusut dan penat, aku jenuh, karena semakin dalam
aku baca , aku makin terasing dengan kehidupan nyata, aku tidak takut apapun
selama ini berjalan pada langkahNya, kekurangan, kesunyian, hampa atau semua
yang membuat keperihan, karena aku tahu Tuhan sedang bergurau denganku, yang
aku takutkan adalah saat aku hilang kendali karena terlalu percaya diri, takut ketika realita
yang juga mahluk Tuhan aku kangkangi sehingga menafikan kehidupan itu
sendiri, aku takut ketika proses hidup dimataku menjadi lambat hingga aku bergerak
dan menari diluar ritme alam yang sudah diciptakan Tuhan sendiri’

W : “omongan kamu makin ngawur..kebenaran yaa kebenaran,,,apa hubungannya dengan
tulisan itu,,,? dengan tarian kamu yang edan”

w : ‘entahlah, itu seperti mantra yang tiba-tiba saja aku merasa trance secara psikis’

W : “ hahaha,,,kamu berlebihan,,,dan makin ngawur bicaramu”(tiba-tiba menjadi pucat)

Entah suara dari mana sebuah ucapan lembut terdengar:

“ W,,,bukankah dulu kamu juga demikian, kalau hari ini dia melakukan hal yang sama
denganmu,,,biarkan saja, semuanya akan tiba pada tempatnya”

w : ‘W,,,siapa yang berucap barusan’

W : “sudah-sudah,,,nanti kamu juga akan tahu,,,aku pergi dulu”

w : ‘ tapi,,,,?’tiba-tiba dia menghilang

sayup-sayup terdengar adzan Maghrib, tersadar rupanya aku ketiduran,,,mimpi apa tadi entahlah,,,

Rabu, 02 Maret 2011

jejaring itu bernama kehidupan


Saya awalnya tidak percaya hidup ini seperti jejaring yang teramat luas dan saling bertautan, karena tetap saja individu yang berperan dalam setiap momen dan saling terpisahkan. Saat saya batuk-batuk di negeri bernama indonesia, apa pengaruhnya dengan kehidupan pinguin di kutub utara, atau kehidupan ikan paus di selatan benua amerika? mustahil kalau itu berpengaruh langsung dan kecil kemungkinannya untuk mempengaruhi mereka. Yaa,,,dengan jejaring yang teramat luas, kecil sekali untuk memotret pengaruh itu dalam skala yang bisa dilihat dengan mata biasa.
Namun saat kita berbicara tentang sebuah tali yang bernama silaturahmi,,,maka magnet itupun menjadi sesuatu yang bisa tergambar dengan jelas,,,teramat jelas

Kapan matahari itu terakhir berkata
aku terlalu penat dengan tugas ini
ijinkan aku Tuhan hanya 5 menit saja
untuk menutup mata
rasa kantukku tak tertahan
setelah ribuan tahun
menatap jagad semesta

Kapan embun itu terakhir berkata
untuk esok hari yang cerah
aku enggan mengguratkan kesejukan
di setiap helai daun yang ada
karena terlalu remeh memang kerjaku
untuk dipandang sebelah mata
oleh keserakahan yang bernama
ego dangkal manusia

Kapan terakhir angin berkata
aku ingin rehat sejenak
untuk tidak menemani awan melanglang
tak menemani pucuk daun bercengkerama
menyapih hujan untuk selalu ada dimana-mana
sebab terlalu berat
saat kehidupan, hanya tunduk pada ia
bukan padaMu sang Maha

saat matahari berhenti memancar
saat embun luruh dari tahtanya
saat angin kehilangan candanya
dirimu akan tahu
makna cinta mereka yang sebenarnya
bahkan ketika semua menjadi terlambat
rasa kehilangan itu
hanya kata yang tercekat