Sabtu, 16 April 2011

Suatu hari,,,,

Telah lama saya sadar, ada kemungkinan otak yang saya miliki satu-satunya telah kemasukan virus yang berakibat tidak bisa membedakan realita dan mimpi. Virus itu telah menghilangkan sekat-sekat frame persepsi tentang banyak hal, namun anehnya saya seperti dibawa ke sebuah perjalanan yang menghentak seperti naik roller coaster, perjalanan mengarungi samudera kalbu, sebuah perjalanan ke dalam. Virus ini telah merubah cara pandang saya tentang hidup, kematian dan berketuhanan. Yang saya ingat ada beberapa "virus" yang telah merubah semuanya diantaranya sbb:

1. Kematian
Kematian orang yang saya sayangi telah membuat peta hidup saya mengabur, butuh waktu lama untuk merunut kembali jejak cinta yang tiba-tiba terenggut. Saya buta untuk mulai dari mana saat itu hingga sampai pada pemahaman bahwa kematian adalah salah satu cara yang indah untuk mendalami hidup. Dari sana saya percaya yang namanya cinta tidak akan bisa dikalahkan oleh jarak dan waktu, sebab sampai hari inipun jejak cinta Adinda masih saja ada, masih terikat kuat meskipun waktu dan jarak telah memisahkannya dengan putri saya.

2. Fisika Kuantum, tentang materi dan gelombang, kembali keterkejutan otak saya telah membuka bahwa panca indera bukanlah wakil kesadaran diri. Disebutkan dalam fisika kuantum, bahwa zat bisa terlihat materi juga sekaligus gelombang tergantung dari yang melihat. Kalau kita berfikiran itu materi, zat itu berupa materi, kalau pikiran kita mengatakan gelombang maka zat itu berupa gelombang. Semua benda yang menurut indera kita adalah benda padat sebenarnya sebentuk energi gelombang yang mampat.

3. Relatifitas Enstein , tentang waktu, Enstein bilang waktu bersifat relatif dan bisa di bengkokkan, tergantung dari massa. Semakin besar massanya makin kuat untuk bengkokkan waktu. Artinya waktu menjadi sangat realtif bagi tiap individu.


Virus itu telah menghancurkan benteng kuat pemahaman diri, tujuan hidup yang saya pahami sebelumnya. Ia seperti membuka jendela cakrawala yang baru. Lantas apa hubungannya dengan ketidak mampuan saya membedakan realita dan mimpi?

Apa yang sebenarnya disebut mimpi,angan atau dream dan realita, semua bersumber di tempat yang sama yaitu alam pikiran. Yang membedakan hanyalah waktu relatif kita, realita adalah persepsi pikiran yang ditangkap oleh indera yang hari ini kita rasakan, sedangkan angan, mimpi atau impian ia masih berada dalam pikiran. . Jadi kehidupan, realita dan mimpi harus diciptakan, ia tidak datang dengan sendirinya. Apa yang disebut realita "hari ini" sebenarnya mimpi di masa lalu, apa yang disebut mimpi hari ini adalah realita di masa depan.

Itulah sebabnya, bagi saya realita atau mimpi sama saja, hanya waktu yang membedakan.
Jadi inti dari kehidupan sebenarnya berkutat tentang apa yang ada dalam diri, bukan yang ada di luar, apapun realita hari ini yang saya lihat, bagi saya adalah sebentuk mimpi yang menjelma. Seperti mekarnya bunga setelah semalam berbentuk kuncup dan tak terlihat.
Entahlah apakah hal ini benar, saya sendiri tidak mengerti, hanya yang saya pahami, kehidupan telah membawa saya pada sebuah pemahaman bahwa hidup berjalan bukan keluar tapi kedalam.

Gede Prama dalam bukunya berjudul Kaya raya Selamanya menulis begini : Suatu hari anda akan sampai pada kesadaran bahwa anda hanyalah sebuah esensi yang tidak membutuhkan hal lain kecuali cinta,,,

Apa hubungannya dengan mimpi dan realita? Bukankah di dua tempat ini cinta berada….:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar