Selasa, 12 Oktober 2010

sayap yang retak


entah berapa lama aku berdiri di ujung dermaga itu
ketika langit perlahan memerah di ufuk
hari itu ombak tidak begitu besar untuk menyapu pantai
ia hanya melembut seperti menghapus jejak saat ia kembali
perlahan aku menyusuri pantai itu dengan harapan
menemukan relung yang telah lama hilang
mencari bingkai keinginan yang tercecer di perjalanan waktu
kepingan hidup yang lama terselip di belantara asa
aku ingin merajutnya kembali menjadi mozaik hidup yang indah
dan menemuinya kembali dengan sebuah tanya
saat hati menjadi tiran, apakah ikhlas bisa memeluknya dengan kebencian
karena keindahan terkadang menyembunyikan wajahnya
berpaling sepertinya aku adalah sebuah noktah hitam, kotoran yang harus hilang
karena kalau tidak,,,kemarahan akan memberangus
merapuh dan lenyap menjadi sesal di awang awang
keterlanjuran yang disengaja atau memang ia apa adanya

senja itu angin begitu hangat menerpa wajah
aromanya mengingatkan ketika aku berdiri di puncak bukit
di sebuah tempat di Bali utara
ketika jiwa masih bertumbuh dengan selalu banyak tanya, ini apa, itu apa
namun jawaban yang di dapat berujung sebuah tanya pula
entah kenapa sore itu begitu sentimentil
bukan karena suasana hati, atau karena langit saat itu begitu indah
namun karena dengan sebuah angan bodoh
seperti saat aku berdiri di puncak bukit itu dengan pantai indah di hadapannya
aku ingin terbang dengan sayap kecil yang tak utuh
tak utuh karena kesakitan tentang sebuah keabsurdan yang diketawai banyak orang
"winggggg,,,,kamu terlalu naif, lugu, konservatif, ortodok"
padahal saat itu aku hanya bertanya: bisakah hitam mewakili keindahan ?
pertanyaan yang tak memerlukan jawaban sebenarnya
namun hitam seolah mewakili segala hal yang tak diinginkan

hari ini pun saat aku berdiri di ujung dermaga
pantainya seolah mengingatkanku akan kenang
entah kenapa,,,pertanyaan itu kembali ada
bisakah hitam mewakili keindahan ?
namun setelah sekian waktu hidup memberi kesempatan
jawaban pertanyaan itupun selalu berakhir dengan sinisme
ughh,,,ingin rasanya terbang dengan sayapku yang hari ini utuh
semua kesakitan yang lama terpendam
aku ingin buang dengan membawanya terbang tinggi
namun tak kulakukan

entah berapa lama aku berdiri di ujung dermaga itu
yang ku tahu saat gelap mulai datang
tak juga aku ingin terbang
tak mungkin,,,dan tak mungkin
sayap itu terlanjur retak
jadi tak mungkin,,,


(Im dan Yang, menginspirasi kekuatan ikhlas dalam keseimbangan, hanya terkadang aku melupakannya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar